Kota Ini jadi Destinasi Wisata Favorit Airlangga Hartarto

Sambil mengenang masa mudanya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kota yang menjadi destinasi wisata favorit.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Jan 2023, 12:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual pada acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis (15/12).

Liputan6.com, Jakarta - Pada libur akhir tahun 2022 kemarin, Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa ada sekitar 44 juta masyarakat yang diperkirakan berpergian saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Sejumlah destinasi wisata di Indonesia seperti Bali, Yogyakarta, Danau Toba masih menjadi favorit masyarakat.

Melalui sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Yogyakarta menjadi destinasi wisata favoritnya hingga kini. 

Airlangga pun mengenang Yogyakarta sebagai kota dengan penuh sejarah dan tentram dalam kemajemukan, di mana ia menempuh pendidikannya di Universitas Gadjah Mada.

"Tempat destinasi wisata favorit saya adalah Yogyakarta. Yogya selalu menjadi magnet untuk dikunjungi," tulisnya di akun Instagram @airlanggahartarto_official, dikutip Selasa (3/1/2023).

"Bagi saya, Yogya menyimpan banyak kenangan dan cerita perjuangan, khususnya ketika saya kuliah di Universitas Gadjah Mada. Kota yang penuh sejarah dan keteduhan, guyub dalam kemajemukan," kata Airlangga, dalam unggahan potret mudanya semasa kuliah di UGM.

Airlangga pun mengutip Dinas Perhubungan Provinsi DIY yang mengatakan sekitar 5 juta orang lebih diperkirakan masuk wilayah Yogyakarta selama libur Natal dan Tahun Baru 2023.

Dia juga yakin, mobilitas masyarakat ke tempat wisata menandakan pergerakan ekonomi berjalan baik.

"Ekonomi lokal dan UMKM di daerah wisata ikut terdampak positif. Alhamdulillah mudah-mudahan ini adalah momentum kita untuk menyambut perekonomian yang lebih kuat dan stabil memasuki tahun 2023 ini," tuturnya. 


Pariwisata Mulai Pulih, Kunjungan Turis Asing ke Indonesia Naik 336 Persen di November 2022

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (dok. Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing yang masuk ke Indonesia mencapai 4,58 juta orang pada Januari hingga November 2022. Angka ini naik 228,30 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama 2021.

Khusus untuk November 2022, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia 657,27 ribu orang. Angka ini juga naik luar biasa yaitu mencapai 336,50 persen dibandingkan dengan kondisi November 2021.

"Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman pada November 2022 justru mengalami penurunan sebesar 3,19 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual di Jakarta, (2/1/2022).

Sementara itu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada November 2022 mencapai 54,41 persen. Atau naik 6,58 poin dibandingkan dengan TPK November 2021.

"Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TPK November 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 2,10 poin," ucapnya.

Sedangkan, TPK hotel klasifikasi nonbintang pada November 2022 tercatat sebesar 24,04 persen. Angka ini naik 1,16 poin dibandingkan dengan TPK November 2021 namun turun 0,37 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Untuk rata-rata lama menginap tamu hotel klasifikasi bintang selama November 2022 tercatat sebesar 1,70 hari, naik 0,11 poin dibandingkan dengan kondisi November 2021 dan 0,04 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.


Sektor Pariwisata Bakal Bangkit usai PPKM Dicabut Jokowi

Turis mancanegara usai melihat keindahan taman laut di Pulau Bunaken, Manado, Sabtu (17/12). Tiongkok mendominasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Manado pada pertengahan tahun hingga mencapai 34 ribu wisatawan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mencabut PPKM sejak 30 Desember 2022, kemarin. Langkah ini disebut jadi angin segar bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Pengamat Pariwisata Chusmeru menyampaikan kalau pencabutan PPKM dapat berpengaruh secara psikologis kepada pada pelancong. Artinya, bisa disebut akan muncul anggapan kalau status covid-19 di Indonesia sudah sangat terkendali.

"Pencabutan PPKM akan berdampak signifikan pada industri pariwisata. Hal itu terkait dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Begitu pula dengan minat wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, karena dianggap sebagai destinasi yang aman untuk dikunjungi," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu (31/12/2022).

Kendsti begitu, Chusmeru memandang kalau tingkat kunjungan wisatawan diperkirakan akan bergerak secara perlahan di 2023 nanti. Sebabnya adalah adanya krisis ekonomi global yang melanda beberapa negara serta kondisi ekonomi dalam negeri yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi.

"Jika pemerintah secara resmi menyatakan endemi, tentu akan lebih memberi dampak pada sektor pariwisata. Utamanya pada sektor transportasi, akomodasi, objek dan daya tarik wisata," tambahnya.

 


Akan Berdampak pada Peningkatan Keterisian Tempat Penginapan

Turis mancanegara memilih dan berbelanja barang kerajinan di salah satu toko di Bali. Ajang Presidensi G20 Indonesia memberikan dampak maksimal dan langsung bagi masyarakat seperti peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta. (Foto: Kemenparekraf)

Disamping itu, dia menilai bisnis Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) akan menjanjikan pasca dicabutnya PPKM. Misalnya, aktivitas pameran, pertemuan, seminar hingga konferensi yang akan kembali bergairah karena tak ada pembatasan pengunjung.

Kemudian, akan berdampak pada peningkatan keterisian dari hotel-hotel. Imbas dari meningkatnya pengunjung ke acara-acara tadi.

"Apalagi tahun 2023 nanti Indonesia akan memasuki 'tahun politik' setelah KPU mengumumkan hasil verifikasi partai politik peserta pemilu. Diperkirakan, berbagai aktivitas seperti kampanye, konsolidasi, maupun deklarasi akan banyak dilakukan di hotel," paparnya.

Meski begitu, dia masih menekankan pada pentingnya upaya pencegahan penularan covid-19. Salah satunya melalui akselerasi vaksinasi booster.

"Hal penting yang perlu diperhatikan, agar pemerintah tidak menghentikan program vaksinasi booster 1 dan 2. Mengingat kasus positif covid19 dengan varian baru masih saja ada," ujar dia.

"Selain itu, pemerintah juga perlu menjamin kondusifitas sosial politik di tahun 2023. Dengan demikian wisatawan tetap merasa aman dan nyaman dalam berwisata, meskipun perhelatan politik mulai dilaksanakan," pungkas Chusmeru.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya