Lavender Bina Cendikia Tetapkan Harga IPO Rp 188 per Saham, Masa Penawaran Mulai Hari Ini 3 Januari 2023

PT Lavender Bina Cendikia Tbk akan catatkan saham perdana pada 11 Januari 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jan 2023, 14:40 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lavender Bina Cendikia Tbk menetapkan harga perdana Rp 188 per saham  dengan nilai nominal Rp 40 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Harga perdana yang ditetapkan perseroan sedikit di atas batas bawah harga IPO yang ditawarkan sebelumnya Rp 187-Rp 196 per saham. Dengan penetapan harga IPO Rp 188, Lavender Bina Cendikia incar dana Rp 52,64 miliar.

Selain itu, perseroan juga menetapkan harga waran Rp 250. Perseroan akan memperoleh dana sekitar Rp 56 miliar dari penerbitan waran. Sebelumnya, Perseroan berencana mengalokasikan 75 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

Sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

Perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Berikut jadwal IPO:

-Tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Desember 2022

-Masa penawaran umum pada 3-9 Januari 2023

-Tanggal penjatahan pada 9 Januari 2023

-Tanggal distribusi saham dan waran secara elektronik pada 10 Januari 2023

-Tanggal pencatatan saham dan waran di BEI pada 11 Januari 2023

-Awal perdagangan waran seri I pada 11 Januari 2023

-Akhir perdagangan waran seri I:

-Pasar regular dan negosiasi pada 5 Januari 2024

-Pasar tunai pada 9 Januari 2024

-Periode pelaksanaan waran seri I pada 11 Juli 2023-10 Januari 2024

-Periode berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 10 Januari 2024

 


Incar Laba Rp 10 Miliar pada 2023

Paparan publik PT Lavender Bina Cendikia Tbk dalam rangka IPO, Selasa (20/12/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Sebelumnya,  PT Lavender Bina Cendikia Tbk optimistis memiliki proses yang cerah usai debut di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia Tbk, Galih Pandekar bahkan memasang target laba bersih Rp 10 miliar pada 2023. Laba itu sejalan dengan pendapatan yang ditargetkan mencapai Rp 35 miliar.

"Laba kita proyeksinya di 2023 bisa Rp 10 miliar dan target sales yang kita kejar di 2023 34–35 miliar," kata dia dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Perseroan berhasil membukukan lonjakan laba bersih tahun berjalan per Mei 2022 sebesar Rp 4,02 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,31 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan perseroan per 31 Mei 2022 yang tercatat sebesar Rp 8,76 miliar, naik 136,91 persen bila dibandingkan posisi per 31 Mei 2021 yaitu sebesar Rp 3,7 miliar.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya program baru dari Perseroan yaitu program kelas khusus kedokteran dengan harga lebih tinggi. Sampai dengan akhir tahun, pendapatan diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat.

“Pendapatan atau sales tahun ini mungkin kita proyeksinya sentuh angka 15 miliar,"imbuh dia.

Perseroan menjalankan kegiatan usaha dengan nama bimbingan belajar Lavender (Bimbel Lavender). target market usaha perseroan adalah siswa yang ingin masuk PTN dan orangtua dari siswa ingin anaknya lulus di PTN. BMBL mengkhususkan segmen kelas menengah atas dalam target usahanya.

 


Prospek Sektor Usaha

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Lavender Bina Cendikia Tbk cukup percaya diri prospek perusahaan ke depan akan cerah. Selain sektor pendidikan relatif tahan krisis, perseroan juga melakukan inovasi berupa penggunaan teknologi virtual sebagai media pembelajaran.

Mengacu pada laporan World Economic Forum (WEF) yang diterbitkan pada Oktober 2020, kebutuhan pendidikan akan teknologi virtual reality (VR) mencapai 70 persen hingga 2025. Teknologi ini diklaim berdampak pada pencapaian murid, mulai dari pemahaman materi, peningkatan emosi positif, hingga kemampuan berpikir kritis.

Sebagai gambaran, VR merupakan teknologi yang bertujuan untuk meniru dunia nyata dengan lingkungan yang dihasilkan oleh komputer dan melibatkan panca indera manusia. Teknologi ini membuat penggunanya dapat merasakan kondisi yang seolah-olah terasa nyata dari efek tiga dimensi yang dihasilkan.

"Kita optimis untuk bisa berkambang. Kita tahan krisis, ketika pandemi banyak industri alami gangguan finansial, kamim bisa tumbuh dan mantap mencatatkan saham di Bursa agar bisa lebih kencang lagi percepatan kita. Jadi kami punya banyak peluang dan market, termasuk digital banyak peluang besar,” kata Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia Tbk, Galih Pandekar dalam paparan publik perseroan, Selasa, 20 Desember 2022.

 


Proses Pencatatan Saham

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perusahan saat ini tengah dalam proses pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), perseroan melepas 280 juta saham atau setara 27,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor BMBL setelah IPO saham. Harga saham ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp 187 sampai Rp 196 per saham.

Dengan demikian, dana segar yang berpotensi diraup perseroan sebanyak-banyaknya sebesar Rp 54,88 miliar. Galih menjabarkan, sekitar 75 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal atau capex berupa pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen.

“Selain itu, belanja modal termasuk untuk pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program virtual reality,” imbuh Galih. Kedua, sekitar 25 persen akan digunakan untuk Modal Kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan untuk SDM dan keuangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya