BPH Migas Bongkar Penyalahgunaan 1,4 Juta Liter BBM di 2022

BPH Migas dan Kepolisian RI berhasil mengamankan sekitar 1,4 juta liter BBM yang disalahgunakan di sepanjang 2022

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Jan 2023, 15:37 WIB
BPH Migas dan Kepolisian RI berhasil mengamankan sekitar 1,4 juta liter BBM yang disalahgunakan di sepanjang 2022 (dok: Maul)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan Kepolisian RI berhasil mengamankan sekitar 1,4 juta liter BBM yang disalahgunakan di sepanjang 2022.

"Jumlah yang berhasil diamankan itu mencapai kurang lebih 1.422 263 liter BBM," kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Adapun mayoritas BBM yang berhasil diamankan berasal dari Solar bersubsidi, sebesar 1,02 juta liter. Diikuti 233.403 liter BBM oplosan, 93.605 Solar non-subsidi, 52.642 liter minyak tanah subsidi, 14.855 liter Pertalite, 1.000 liter Pertamax, dan 837 liter Premium.

Erika lantas menceritakan hasil temuan BBM yang didapat berkat hasil kolaborasi dengan Polri. Seperti di Sumatera Utara, pihaknya menemukan barang bukti 114,8 ton dalam suatu gudang.

Barang bukti selanjutnya didapat di Jawa Barat sebesar 22 ton. Kemudian di Jambi 700 liter, dan baru-baru ini ditemukan satu gudang berisi 40 ton Solar subsidi di Jawa Tengah.

"Berdasarkan hasil keterangan ahli, di sepanjang 2022 juga kami mendapati 786 kasus untuk seluruh wilayah NKRI," sambung Erika.

Disebutkan Erika, kebanyakan barang bukti yang berhasil diamankan itu memang berasal dari BBM jenis Solar bersubsidi.

"Jenis barang bukti yang dominan adalah BBM solar. Jadi BBM solar bersubsidi itu menjadi bagian terbesar daripada barang bukti yang berhasil diungkap dari penyalahgunaan BBM," ujar dia.


Harga Pertamax Turun, Erick Thohir: Pertalite dan Solar Tetap Disubsidi

Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Kamis (30/6/2022). PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, akan melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, secara terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan harga jual Pertalite dan Solar subsidi tetap berada di Rp 10.000 dan Rp 6.800 per liter. Menyusul adanya penyesuaian harga bahan bakar yang dilakukan Pertamina per 3 Januari 2023 ini.

Untuk diketahui, Pertamina menurunkan harga Pertamax menjadi Rp 12.800 per liter mulai 3 Januari 2023, pukul 14.00 WIB. Sementara, harga BBM Subsidi masih tetap dengan harga yang berlaku saat ini.

"Catatan penting juga, BBM yang dibantu pemerintah seperti Pertalite, itu yang harganya (minyak) dunia nya masih tinggi, harga jual kita Rp 10.000 (per liter), itu masih dibantu pemerintah Rp 1.100 (per liter)," ujar dia kepada wartawan di SPBU Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Erick menegaskan, harga BBM Subsidi ini jadi bukti kepedulian pemerintah terhadap masyarakat.

"Jadi luar biasa pemerintah ini membantu masyarakat, karena kenapa? Pemerintah peduli daripada membantu masyarakat," tambah dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memberikan penjelasan terkait harga Pertalite dan Solar ini. Menurutnya, dengan harga saat ini, subsidi yang digelontorkan pemerintah masih sangat besar.

"Dan khusus tadi Solar dan Pertalite harganya tetap. Kenapa? Karena hari ini yang Solar itu subsidi pemerintah besar sekali," bebernya.


Besaran Subsidi

Antrean kendaraan warga mengisi BBM Pertalite sebelum pemberlakuan harga resmi jam 14.30 kenaikan BBM pada salah satu SPBU di kawasan Cinere, Depok, Sabtu (3/9/20222). Hari ini pemerintah secara resmi menaikkan BBM Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. (merdeka.com/Arie Basuki)

Lebih lanjut, Nicke menerangkan besaran subsidi yang digelontorkan oleh pemerintah. Sebut saja untuk Solar yang dipatok Rp 6.800 per liter, mendapat subsidi sekitar Rp 6.500 per liter.

"Contoh seperti Solar, Solar kita jual Rp 6.800 padahal kalau kita lihat kompetiitor ini lebih dari dua kali lipatnya. Artinya yang disubsidi negara ini masih sangat besar. Jadi (disubsidi) Rp 6.500-an, jadi setengahnya, Kita tuh jual harga setengahnya dari harga pasar. Dimana pemerintah mensubsidi Rp 6.500 per liter untuk solar," kata Nicke menjelaskan.

Sementara itu, untuk BBM setara Pertalite dengan RON 90, harga yang dijual oleh kompetitor Pertamina, kata Nicke berkisar Rp 12.000-13.000 per liter. Dengan begitu, dia menyimpulkan besaran subsidi yang digelontorkan masih sangat besar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya