Liputan6.com, Vatikan - Kata-kata terakhir dari Paus Benediktus terungkap ke publik.
"Tuhan, aku mencintaimu," merupakan kata-kata terakhir yang dilaporkan diucapkan Paus Emeritus Benediktus sesaat sebelum ia meninggal dunia, menurut laporan di situs Internet The Vatican News seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (4/1/2023).
Advertisement
Sekretaris pribadi Paus, Uskup Agung Georg Gänswein mengatakan seorang perawat, satu-satunya orang yang bersama Paus Benediktus menjelang akhir hayatnya.
"Saya tidak berada di sana ketika itu, tetapi perawat memberitahu saya mengenai hal tersebut tidak lama kemudian,” kata Ganswein.
"Inilah kata-kata terakhirnya yang masih dapat dipahami, karena setelah itu ia tidak lagi dapat mengekspresikan diri."
Jenazah Paus Benediktus XVI disemayamkan di Basilika Santo Petrus dari Senin hingga Rabu dan pemakamannya akan berlangsung pada Kamis 5 Januari 2023.
Benediktus, terlahir sebagai Joseph Ratzinger, adalah paus pertama dalam 600 tahun yang mundur dari jabatan tertinggi di Vatikan itu. Pensiunan paus itu tinggal di dalam Vatikan selama hampir 10 tahun.
Ia meninggal dunia pada usia 95 tahun. Pope Benedict XVI atau Paus Benediktus XVI mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Vatikan. Hampir satu dekade setelah dirinya mengundurkan diri karena sakit.
"Dengan kesedihan saya memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus, Benediktus XVI, meninggal dunia hari ini pukul 09.34 di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan," Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC, Sabtu 31Desember 2022.
Sempat Sakit Parah
Sebelumnya, Paus Fransiskus mengatakan mantan Paus Benediktus XVI sakit parah. Dia meminta para jemaatnya di Vatikan untuk mendoakannya.
Di akhir audiensi terakhir Paus tahun ini, dia meminta orang-orang untuk "melakukan doa khusus untuk Paus Emeritus Benediktus". Vatikan kemudian mengatakan kesehatan mantan Paus itu memburuk dalam beberapa jam terakhir.
"Situasi saat ini tetap terkendali, terus dipantau oleh dokter," kata juru bicara Matteo Bruni seperti dikutip dari BBC, Kamis 29 Desember 2022.
Advertisement
Paus Pertama Mengundurkan Diri dari Jabatannya dalam 600 Tahun Terakhir
Berikut ini profil Paus Benediktus XVI, yang dikenal sebagai Paus pertama mengundurkan diri dari jabatannya dalam 600 tahun terakhir.
Mantan Kardinal Joseph Ratzinger ini sebelumnya diangkat menjadi Paus Benediktus XVI pada 2005, menyusul wafatnya Paus Yohanes Paulus II. Ia menjadi Paus di usia 78 tahun, salah satu Paus tertua yang terpilih dalam sejarah.
Mengutip sejumlah sumber, Pope Benedict XVI diketahui lahir di Marktl am Inn, Bavaria, Jerman pada 16 April 1927 dengan nama asli Joseph Aloisius Ratzinger. Di usianya yang sudah tua menginjak umur 78 tahun, dia terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada tanggal 19 April 2005.
Dilantik sebagai Paus secara resmi pada tanggal 24 April 2005 saat Misa Pelantikan Paus. Dengan kata lain, dia adalah pemimpin Negara Kota Vatikan. Joseph Aloisius Ratzinger merupakan Paus tertua setelah Paus Klemens XII yang hanya terpaut selisih usia 3 bulan.
Anak Polisi hingga Jadi Profesor dan Pengajar
Dia merupakan anak termuda dari 3 bersaudara. Ayahnya adalah seorang polisi yang Anti-Nazi. Sebagai bentuk pertahanan terhadap rezim Nazi, Ratzinger tergabung dalam Gereja Katolik Roma (Rome Catholic Church). Dia adalah seorang profesor yang mengajar Teologi / Ilmu Agama di berbagai universitas di Jerman. Universitas terakhir yang dia ajar adalah University of Regensburg. Dia mulai bergelar doktor setelah menamatkan pendidikan akhirnya di Universiy of Munich.
Pada tahun 1957, mulai memegang lisensi untuk mengajar. Selanjutnya, ia mulai merintis karir dengan menjabat sebagai seorang profesor di Freising College di tahun 1958 dengan mengajarkan Ajaran Agama (Dogma) dan Dasar-dasar (fundamental) Teologi.
Pada tahun 1959, dia berpindah dan mulai mengajar di University of Bonn. Selanjutnya, ia berpindah lagi ke University of Muenster dan mengajar di sana, dimulai tahun 1963 hingga 1966. Kemudian, dia diangkat sebagai Ketua dalam Dogmatic Theology / Teologi Dogmatik di University of Tübingen. Namun karena tidak diterima dan diprotes oleh murid-murid di Tübingen, Ratzinger kembali ke Bavaria dan menjabat sebagai profesor di University of Regensburg.
Ratzinger sangat menentang keras hubungan homoseksual, pernikahan sesama jenis, aborsi dan euthanasia. Di tahun 2006, dia membubarkan sebuah kantor khusus Vatikan yang difungsikan untuk menangani hubungan dengan umat Muslim. Tindakan tersebut ternyata mendapatkan protes keras dari masyarakat luas hingga ia membangun dan memulihkan kembali fungsi kantor tersebut pada tanggal 29 Mei 2007.
Dia pernah menulis sebuah buku yang berjudul "Truth and Tolerance" sebagai bentuk pencelaannya terhadap penggunaan toleransi sebagai alasan dalam penyimpangan kebenaran.
Dia memiliki saudara perempuan bernama Maria Ratzinger yang belum pernah menikah di usianya yang tergolong tua.
Advertisement