Terjebak dalam Fase Love Bombing? Yuk, Coba Kenali 5 Tanda dan Bahayanya

Sebaiknya kamu waspada bila pasangan menunjukkan perhatian dan kasih sayang berlebihan, karena itu bisa jadi love bombing.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 04 Jan 2023, 18:49 WIB
(Shutterstock/Halay Alex)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang pastinya menyukai hal yang berbau romantis ketika menjalin hubungan. Salah satu contohnya saat masa PDKT, semua terasa membahagiakan ketika seseorang memberikan kejutan kecil, perhatian, kekaguman, dan kasih sayang yang berlebihan. Kalau kata orang-orang disebutnya ‘bucin’, alias budak cinta, yakni membuat seseorang terlihat sebagai prioritas dalam kehidupannya.

Kedengarannya memang romantis, tapi kamu juga perlu waspada dengan seseorang yang memakai kesempatan PDKT ini untuk memanipulasi hubungan. Fenomena ini dikenal sebagai love bombing, yang tujuannya adalah untuk mentoleransi sikap buruk pasangannya di kemudian hari.

Agar kamu tidak terjebak dengan fase love bombing ini, yuk kenali tanda-tanda love bombing dan bahayanya di bawah ini!

1. Terlalu Cepat Menyatakan Cinta

Mungkin banyak yang sepakat bahwa singkat atau lamanya suatu hubungan tidak menjadi patokan seberapa dalam perasaan seseorang. Itu memang tidak salah, sebab setiap hubungan memiliki bumbu dapur yang berbeda-beda. Namun, satu hal yang perlu kamu tahu bahwa perasaan cinta bukanlah sesuatu yang instan, melainkan membutuhkan proses. Itulah kenapa, kamu perlu sedikit bertanya-tanya kepada seseorang yang terlalu cepat menyatakan 'cinta'.

2. Gemar Memberikan Pujian yang Berlebih

Perempuan mana yang tidak senang dengan pujian? Apalagi dipuji oleh seseorang yang disukai, tentu bakal bikin hati berbunga-bunga. Pujian memang baik dan diperlukan, tapi belum tentu semua pujian yang kamu dapat dari pelaku love bombing itu tulus, lho.

Bagi pelaku love bombing menganggap pujian sebagai harga yang bisa ditawarkan. Dengan memberikan pujian yang banyak pada pasangan akan membuat mereka merasa berkewajiban untuk membalas aksi tersebut. Salah satu contohnya, si pasangan akan menyetujui segala bentuk perintah. Ini tentu hal yang menakutkan.


Tanda-Tanda Love Bombing

Ilustrasi pria yang posesif. (Shutterstock/Roman Samborskyi)

3. Menyalahkan Kebiasaan Pasangan

Tanda love bombing selanjutnya adalah membuat seseorang menjadi merasa bersalah dan kebingungan. Pelaku love bombing akan membuat pasangannya itu harus bertanggung jawab atas semua perilaku buruk yang telah dilakukan. 

Alih-alih membantu pasangan keluar dari masalah, pelaku love bombing lebih memilih untuk menyalahkan kebiasaan dan kesalahannya. Padahal, pasangan yang sehat dan ideal sebaiknya bisa memberikan semangat dan kepercayaan untuk membangun suatu hubungan yang baik.

4. Mulai Posesif

Tanda dari fase love bombing yang patut diwaspadai adalah munculnya rasa posesif terhadap pasangan. Pelaku love bombing merasa punya hak sepenuhnya terhadap kehidupan pasangan sendiri. Dan berharap banyak agar pasangan selalu ada disampingnya di mana pun dan kapan pun.

Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka pelaku love bombing merasa kecewa hingga berpotensi melakukan tindakan agresif terhadap pasangannya. Lalu, mereka akan mencoba memanipulasi hubungan dengan mengatakan bahwa pasangannya nggak menghargai usaha yang diberikan. Dengan itu, korban love bombing hanya bisa merasa takut dengan ancaman tersebut dan tunduk melakukan apa saja yang diperintahkan.


Fase Love Bombing Berbahaya?

Dilansir dari KlikDokter, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, bahaya love bombing bisa menyebabkan seseorang merasa bingung dan terkekang. Kamu jadi bertanya-tanya apakah yang dialami ini memang bentuk kasih sayang atau perilaku yang mengganggu.

Umumnya, love bombing terjadi di fase awal sebuah hubungan, yaitu ketika masa pendekatan alias PDKT. Karena sangat perhatian dan membanjirimu dengan pujian, kamu menganggap pasangan adalah orang yang menarik. Tindakan manipulatif, juga sering terjadi ketika konflik di dalam hubungan terjadi, baik saat bertengkar atau putus.

Menurut Ikhsan, memang tidak ada salahnya memaafkan dan memberikan kesempatan kedua bagi pasangan. Namun, apabila ia menunjukkan sikap yang meremehkan sambil meminta maaf, berjanji tidak akan mengulanginya lagi, bahkan mengirimkan hadiah yang berlebihan, maka kamu perlu waspada.

Lebih lanjut, Ikhsan menyebutkan juga kalau tindakan love bombing ini sering ditemukan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Pasangan akan bersikap sangat dramatis seperti menyatakan bahwa dia sangat mencintaimu dengan tujuan agar kamu tetap menjalin hubungan dengannya. Kendati demikian, pelaku love bombing tidak akan mengubah perilaku mereka. Sebab, mereka hanya butuh kontrol atas kamu dan tetap mengulangi tabiat buruknya.

Cara untuk menghadapi love bombing adalah dengan mengenali ciri-ciri love bombing terlebih dahulu. Hal ini membantumu mengetahui tanda bahaya bahwa perilaku tersebut sudah merugikan. Kemudian, cari cara untuk mengomunikasikan hal tersebut ke orang yang kamu percaya, seperti sahabat, anggota keluarga, atau psikolog. Mintalah pertimbangan pada orang yang tepat terkait perilaku pasanganmu. 

 

Penulis: Ayra Sekar Putri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya