Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria asal Gresik, Jawa Timur menekuni profesi yang tak biasa dilakukan orang pada umumnya. Ia melukis kaligrafi masjid, tak hanya di bagian dindingnya saja namun kubah di atap-atapnya.
Suprayitno (41) mengunggah berbagai kreasi seninya dalam kaligrafi bertuliskan kalimat-kalimat indah bertuliskan huruf Arab itu dalam beberapa video TikTok. Melalui akun @dewaseni97, ia memperlihatkan bagaimana proses melukis kaligrafi di dinding dan kubah masjid.
"Kaligrafi bisa dibilang dari kecil sudah belajar, sejak SD dari guru bahasa Arab," ungkap Suprayitno saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 3 Januari 2023.
Baca Juga
Advertisement
Hal yang menarik dari pekerjaan ini bukanlah sekadar melukis dan keterampilan seni, tapi menghadapi ketinggian dan harus menengadah ketika mengerjakan di bagian atap kubah masjid. Ia sendiri mengaku belum begitu lama menekuni pekerjaan tersebut secara otodidak, namun menurutnya tak merasa begitu kesulitan maupun tak takut akan ketinggian.
"Mengecat kebiasaan, sebelumnya saya sempat buka usaha bikin spanduk, ini urusan biasa," sambungnya.
Sudah banyak masjid yang digarap Suprayitno, mulai dari komplek perumahan elit sampai masjid sekolah dan yang kekurangan dana saat pembangunan. Sehingga ketika ditanya berapa tarifnya untuk jasa pelukis kaligrafi masjid ia tak bisa menyebutkan.
"Tergantung kondisi keuangan panitia, kadang murah, kadang gratis, masalah seni tidak bisa dengan nominal," ungkap pria yang sudah berkeluarga ini.
Cari Berkah
Suprayitno mengaku juga mencari berkah dari pekerjaannya, lantaran terkadang ada saja klien yang tidak cukup dana saat pembangunan masjid. Namun pernah suatu kali ia menerapkan tarif tertentu namun dibayar dua kali lipat.
"Saya cari barokah," tukas Suprayitno.
Ia bercerita dulunya ia sempat menangani bagian finishing dalam pembangunan rumah, dari sana ia juga sempat mengerjakan pembuatan taman. Lalu saat ditanya alasan mengunggah video saat melukis kaligrafi awalnya hanya iseng saja bukan bertujuan promosi, sebab teman-temannya sempat menyarankan juga membuat unggahan di YouTube.
Adapun meski terbiasa, tentu tetap ada tantangan dalam pekerjaan melukis kaligrafi masjid seperti salah satunya saat harus menghadapi ketinggian langit-langit masjid hingga 25 meter. Saat ini ia tak sendirian dalam mengerjakan proyek melukis kaligrafi di masjid, setidaknya ada 3 orang yang membantunya.
Tak hanya mengerjakan kaligrafi masjid di Gresik, ia mengatakan dari kenalan teman juga sudah mendapatkan proyek serupa di sebuah masjid di Ambon, Maluku. Ditanya lama pengerjaan kaligrafi, ia mengatakan untuk kubah ukuran 6 meter bisa selesai sekitar satu minggu.
Advertisement
Masjid Tertua di Fakfak
Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, Selasa 3 Januari 2022, terdapat masjid tertua di Papua yang berada di Fakfak yaitu Masjid Tua Patimburak. Masjid ini berada di Distrik Kokas dan usianya telah mencapai lebih dari satu abad semenjak dibangun pada 1870.
Masjid Tua Patimburak itu sempat mengalami beberapa kali perbaikan. Namun, renovasi ini tidak mengubah keaslian masjid dan masih terlihat seperti bangunan gereja.
Masjid Tua Patimburak termasuk tempat ibadah umat Islam yang unik. Arsitekturnya perpaduan bentuk masjid dan gereja yang dipengaruhi gaya Belanda dan Jawa. Keunikan arsitekturnya dapat dilihat dari kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa.
Keunikan lainnya, Masjid Tua Patimburak memiliki ventilasi yang berbentuk lingkaran, kayu di dinding masjidnya seperti bangunan kolonial, dan di dalam masjid terdapat empat penyangga yang seperti desain bangunan khas Jawa. berdasarkan catatan Tim Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala dalam buku “Masjid Kuno Indonesia”, telah ada dua langgar (tempat ibadah yang lebih kecil dari masjid) yang dibangun, tetapi kemudian tidak berdiri lagi di sana.
Asal Penyebaran Islam
Menurut imam Masjid Tua Patimburak, penyebaran Islam di Kokas tak terlepas dari Kerajaan Tidore yang kekuasaannya hingga ke Papua sekitar abad ke-15. Walau belum ada literatur yang melukiskan asal-usul keberadaan kaum muslim di Fakfak, tapi kenyataannya sekitar 60 persen lebih warga Fakfak dan sekitarnya menganut agama Islam.
Hal ini menunjukkan jika Fakfak merupakan kabupaten yang menganut agama Islam terbesar di Papua Barat. Dan Masjid Tua Patimburak adalah salah satu saksi sejarah di baliknya.
Masjid Tua Patimburak masuk sebagai destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Selain untuk melaksanakan ibadah, berkunjung ke masjid ini juga bisa belajar sejarah.
Apabila berkunjung ke Raja Ampat, cobalah datang ke Masjid Tua Patimburak untuk membuktikan keindahan salah satu masjid tertua di Papua ini. Akses menuju Masjid Tua Patimburak terbilang mudah, dari Fakfak lakukan perjalanan darat ke Kokas.
Dalam perjalanan pengunjung akan menemui jalanan berkelok dengan segarnya udara pegunungan sekitar 2 jam perjalanan. Dari Kokas lanjut menuju Kampung Patimburak dengan menggunakan longboat sekitar 1 jam.
Advertisement