Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla anjlok lebih dari 11 persen pada awal perdagangan Selasa, 3 Januari 2023 karena penjualan global yang lebih lemah dari perkiraan menyebabkan penurunan besar-besaran terhadap harga saham perusahaan yang dimulai tahun lalu terus berlanjut.
Melansir CNN, ditulis Rabu (4/1/2023), Tesla melaporkan rekor penjualan 1,3 juta kendaraan pada 2022 atau naik 40 persen dari total 2021, tetapi jauh di bawah target pertumbuhan 50 persen yang ditetapkan perusahaan pada awal tahun.
Advertisement
Meskipun telah diperingatkan akan meleset dari target setahun penuh yang agresif itu, penjualan kuartal IV sebanyak 405.278 mobil jauh lebih lemah dari yang ditakutkan.
Ini mewakili pertumbuhan 31 persen dari tahun sebelumnya, dan jauh di bawah perkiraan rata-rata 431.000 menurut analis yang disurvei oleh Refinitiv.
Saham perusahaan mengakhiri 2022 dengan penurunan 65 persen, hal tersebut membuat kekayaan bersih dari CEO Tesla Elon Musk terpangkas dan menjatuhkannya dari posisi orang terkaya di dunia.
Dengan demikian, itu menjadi tahun terburuk bagi saham Tesla, yang naik 743 persen pada 2020 dan 50 persen lainnya pada 2021. Penurunan penjualan terjadi meskipun ada dua pemotongan harga perusahaan pada Desember untuk pembeli AS yang menyelesaikan pembelian mereka pada akhir tahun.
Fakta penjualan global jauh di bawah 439.000 mobil yang dibuatnya pada periode tersebut menimbulkan kekhawatiran baru tentang melemahnya permintaan mobil Tesla dalam menghadapi berbagai hambatan.
Adapun, suku bunga yang lebih tinggi, peningkatan persaingan EV dari pembuat mobil mapan bersama dengan pembuat EV pemula, dan serangan balik terhadap Elon Musk sejak pengambilalihan Twitter yang kontroversial pada awal kuartal.
"Permintaan keseluruhan mulai sedikit retak untuk Tesla dan perusahaan perlu menyesuaikan dan memangkas harga lebih terutama di China, yang tetap menjadi kunci cerita pertumbuhan. Perjalanan Cinderella berakhir untuk Tesla," kata Analis Teknologi Wedbush Securities, Dan Ives, dikutip dari CNN, Rabu (4/1/2023).
Saham Tesla Anjlok 65 Persen, Kapitalisasi Pasar Terpangkas Rp 10.901 Triliun
Sebelumnya, saham Tesla naik pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 yang merupakan hari perdagangan terakhir pada 2022. Namun, saham Tesla menutup tahun terburuk dalam sejarah perusahaan.
Saham Tesla naik 1,12 persen ke posisi USD 123,18 per saham pada Jumat pekan ini. Saat ini, kapitalisasi pasar Tesla sekitar USD 385,98 miliar atau sekitar Rp 6.009 triliun. Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (31/12/2022), saham Tesla anjlok sekitar 65 persen dari awal 2022 menyebabkan kapitalisasi pasar saham Tesla terpangkas USD 700 miliar atau sekitar Rp 10.901 triliun (asumsi kurs Rp 15.573 per dolar AS).
Investor telah membunyikan alarm pada permintaan yang melambat dan produksi kendaraan. Pangsa pasar yang lesu di China, kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), dan pengambilalihan Twitter oleh CEO Tesla Elon Musk.
Aksi jual saham Tesla jauh melampaui kerugian indeks utama termasuk S&P 500 dan Nasdaq yang masing-masing turun 20 persen dan 33 persen pada 2022.
Namun, Elon Musk yang melihat kekayaan bersih pribadinya jatuh bersama saham Tesla telah mencoba mengabaikan tekanan saham Tesla tersebut.
"Jangan terlalu terganggu oleh kegilaan pasar saham. Saat kami terus menunjukkan kinerja yang luar biasa, pasar akan mengenalinya,” ujar dia kepada karyawan Tesla.
Setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada November 2021, saham Tesla mulai tertekan. Namun, sebagian besar penurunan saham terjadi sejak Musk menyelesaikan pengambilalihan Twitter. Adapun Elon Musk juga menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut pada Oktober 2022.
Pergeseran besar juga terjadi di Tesla yang mengembalikan harapan perusahaan akan meningkatkan produksi 50 persen. Investor dan analis sejak itu menunjukkan kekhawatiran yang berkembang kalau Twitter menghilangkan fokus Musk pada Tesla dengan tweetnya yang dipolitisasi juga merugikan merek pembuat kendaraan listrik.
Advertisement
Saham Tesla Menuju Rekor Terburuk pada 2022
Sebelumnya, aksi jual saham Tesla yang intensif pada Selasa, 27 Desember 2022 membawa saham Tesla turun 11 persen. Perusahaan mobil listrik Elon Musk tinggal beberapa hari lagi untuk menutup rekor bulan, kuartal, dan tahun terburuknya.
Koreksi saham Tesla melampaui Meta menjadi saham dengan kinerja terburuk pada 2022 di antara perusahaan teknologi paling berharga.
Melansir CNBC, Rabu (28/12/2022), penurunan terbaru terjadi setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa Tesla akan melanjutkan penghentian produksi selama seminggu di fasilitasnya di Shanghai, menghadapi serangan baru kasus COVID-19 dalam tenaga kerjanya di China.
Reuters melaporkan, ketika pabrik Tesla di Shanghai dibuka kembali pada Januari, itu akan dilakukan hanya selama 17 hari, terlepas dari praktik Tesla yang sudah mapan. Shanghai telah digempur oleh gelombang baru infeksi Covid pada bulan ini.
Saham Tesla telah jatuh 73 persen dari rekor tertingginya pada November 2021. Saham tersebut turun 69 persen pada 2022, lebih dari dua kali lipat penurunan di Nasdaq. Di antara pembuat mobil besar, Ford turun 46 persen dan General Motors telah turun 43 persen. Sejak IPO pada 2010, Tesla hanya jatuh dalam satu tahun, turun 11 persen pada 2016.
Twitter mengeluarkan banyak uang, dan Musk menjual saham Tesla dalam jumlah besar. Menurut pengajuan pada pertengahan Desember, Musk menjual sekitar 22 juta lebih banyak saham Tesla, yang bernilai sekitar USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 56,26 triliun (asumsi kurs Rp 15.630 per dolar AS) awal tahun ini, Musk memberi tahu jutaan pengikutnya di media sosial bahwa dia tidak merencanakan penjualan TSLA lebih lanjut setelah 28 April.
Setelah penjualan saham terbarunya, kata Musk di Twitter Spaces pada 22 Desember, ia tidak akan menjual saham apapun selama 18 sampai 24 bulan.
Imbas Kenaikan Bunga The Fed
Dalam debat dengan pemegang saham Tesla, Musk menyematkan penurunan harga saham Tesla pada kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Fed, dan membuat tweet "orang akan semakin memindahkan uang mereka dari saham menjadi uang tunai, sehingga menyebabkan saham turun,".
Kata-kata Elon Musk tidak banyak membantu menenangkan investor. Volume perdagangan melewati 201 juta saham pada Selasa, angka tertinggi kedua untuk tahun ini, menurut FactSet, setelah 22 Desember. Lima hari perdagangan teratas Tesla berdasarkan volume semuanya sejak 13 Desember.
Kemudian, untuk Desember, Tesla telah anjlok 44 persen, sejauh ini merupakan bulan terburuk yang pernah ada, karena tidak pernah turun lebih dari 25 persen dalam satu bulan. Bahkan, pada kuartal IV saham turun 59 persen, lebih buruk dari penurunan 38 persen pada kuartal II tahun ini, yang merupakan periode terburuk dalam catatan.
Pekan lalu, Tesla memperluas diskon di Amerika Utara untuk pembeli kendaraan listrik Model 3 dan Model Y. Diskon itu datang setelah pembuat mobil menawarkan insentif di China daratan untuk penjualan mobil Desember awal bulan ini.
Tekanan juga meningkat di pasar mobil bekas, dengan harga rata-rata Tesla bekas turun 17 persen dari harga tertinggi Juli, dan Tesla bekas bertahan lebih lama dari merek lain sebelum dijual kembali.
Advertisement