Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 3 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama menetapkan bahwa Tahun Baru Imlek jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023.
Sedangkan, cuti bersama Imlek tahun ini jatuh pada Senin, 23 Januari 2023. SKB ini ditandatangani pada 11 Oktober 2022 oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Advertisement
Tahun Baru Imlek adalah tahun baru pada penanggalan petani (nongli/Kongzi li). Kehadirannya ditunggu oleh masyarakat yang merayakan. Kedatangannya ditandai dengan berbagi angpao, diwarnai tambur dan barongsai, dan dilengkapi dengan peribadatan kepada Tuhan dan leluhur.
Orang-orang yang merayakan hari raya ini acap kali mengucap 'gong xi gong xi' atau 'kiong hi' (dialek Hokian) yang berarti 'selamat' (tahun baru) kepada mereka yang merayakan.
Menurut pengasuh sekolah minggu Khonghucu, Go Fee Mong, dalam tulisannya yang diunggah di laman resmi Kementerian Agama, ada banyak makna yang terkandung dalam kata 'baru'.
"Baru berarti kelanjutan dari lama. Baru dan lama adalah sesuatu yang bertolak belakang (generasi baru). Baru berarti mengembangkan sesuatu yang lama (penemuan baru). Baru berarti adanya sebuah perjumpaan yang pertama kali (guru baru, lingkungan baru, virus baru)," tulis Go dikutip Health Liputan6.com pada Rabu (4/1/2023).
Maka, lanjut Go, momen Tahun Baru Imlek 2023 harus dijadikan sebagai sebuah awal untuk memulai sesuatu yang baru. Juga sebagai momen untuk memperbaiki dan memperbarui segalanya agar lebih baik dan lebih baik lagi.
Memperbarui Segala Aspek
Tahun Baru Imlek menyebarkan semangat memperbarui diri. Ini merupakan teladan dari Nabi Cheng Tang (1766 SM).
Semangat itu tersurat di dalam kitab Ajaran Besar,"Pada tempayan raja Tang terukir kalimat: ’Bila suatu hari dapat membaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari, dan jagalah agar baharu selama-lamanya.’ Gou ri xin, ri ri xin, you ri xin." (Kitab Ajaran Besar II:1).
Selain memperbarui diri, Tahun Baru Imlek atau Sincia juga identik dengan kebiasaan bersih-bersih rumah dan kepercayaan bahwa tidak boleh menyapu di hari Sincia.
Namun, yang paling penting, tahun baru adalah saat untuk membersihkan hati.
"Bukan hanya rumah saja yang supaya tampak baru, hati juga harus dibuat jadi baru. Bersihkan hati, ikhlaskan segala yang telah terjadi, kembali ke fitrah, ke tujuan manusia dilahirkan."
Go menambahkan bahwa firman Tuhan menghendaki manusia saling mendekat karena manusia mempunyai Watak Sejati yang memang baik adanya. "Ren zhi chu, xing ben shan, xing xiang jin, xi xiang yuan.” (Kitab Sanzijing/Tiga Aksara Bab I).
Advertisement
Melunasi Utang Piutang dan Kumpul Keluarga
Sebelum tahun baru tiba, utang piutang harus dibayar lunas. Pekerjaan yang terbengkalai maupun setengah proses harus dirampungkan (misalnya baju yang sedang dijahit).
Seperti hari raya lainnya, Tahun Baru Imlek juga selalu diwarnai dengan kumpul keluarga.
“Tahun baru adalah saat untuk berkumpul dan bersatu menciptakan harmoni. Jia he wan shi xing. ‘If the family lives in harmony all affairs will prosper’. Maka, bila rumah tangga beres, negara akan teratur, sehingga damai di dunia bukan sebuah utopia. Qi jia zhi guo ping tian xia.” (Kitab Da xue/Ajaran Besar Bab Utama).
Dalam kumpul keluarga, tentunya ada pula acara makan bersama. Ini dilakukan seluruh anggota keluarga di malam tahun baru, menandakan kesatuan dan keharmonisan bersama, disebut: tuan yuan fan.
Hidangan khasnya adalah menu ikan yang merupakan simbol harapan agar tahun depan mendapat surplus. Karena ikan dalam bahasa China disebut “yu” homofon dengan “yu” yang berarti surplus/lebih, sehingga di saat tahun baru akan sering terdengar ucapan nian nian you yu. Ini adalah sebuah harapan dan doa agar setiap tahun memperoleh surplus.
Bagi-Bagi Angpao
Momen Tahun Baru Imlek yang sangat dinantikan anak-anak adalah saat pembagian angpao. Ini adalah bungkusan/amplop berwarna merah yang berisikan sejumlah uang.
Angpao diberikan sebagai hadiah tahun baru dari orang tua/senior kepada anak-anak/yunior, ataupun sebagai ungkapan rasa kepada mereka yang dihormati.
Angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpao melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi negatif.
Angpao dibagikan saat keluarga berkumpul melakukan bai nian (berkunjung menjalin tali silahturami sambil menyampaikan selamat tahun baru disertai ucapan-ucapan bermakna doa keberuntungan sebagai penyanding pemberian angpao).
Advertisement