Cerita Warga Bonebol Ciptakan Mesin Pemipil Jagung dari Barang Bekas

Meskipun hanya mengenyam pendidikan sampai di bangku SMP, Efendi Lahay mampu menciptakan alat pemipil jagung dari barang bekas.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 04 Jan 2023, 23:00 WIB
Efendi Lahay bersama Pemerhati Petani di Gorontalo, Yuriko Kamaru (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Efendi Lahay, warga Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur, Gorontalo, menciptakan inovasi di bidang pertanian. Siapa yang sangka Efendi yang hanya lulusan SMP bisa menciptakan inovasi mesin pengupas dan alat pemipil jagung pertama di Gorontalo.  

Efendi bercerita, proses pembuatan mesin pengupas dan pemipil jagung berangkat dari kesesahan hatinya melihat banyak petani di daerahnya yang merugi akibat keterlambatan waktu panen karena tidak ada alat pengupas. Dari situ, dirinya mulai observasi dan mencari referensi pembuatan alat dari tayangan di Youtube. 

"Kalau dibilang saya sendiri tidak punya sekolah tinggi. Tetapi ini berangkat dari kepedulian membantu sesama petani," kata Efendi.

Dirinya mengaku, dalam membuat mesin tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Meskin itu dibuat dari besi-besi rongsokan yang didapatkan dari sekitar rumahnya.

"Memang kebanyakan bahan yang saya gunakan untuk membuat mesin dari rongsokan. Ada juga besi yang kami beli hasil patungan para petani," kata Efendi.

"Mesin ini saya buat sendiri berasal dari besi bekas dan alat pembuatannya saya pinjam dari teman," ungkap Efendi.

Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S Uloli merasa bersyukur di awal tahun 2023 ini ada warganya yang berhasil melahirkan suatu inovasi terbaru yang sangat bermanfaat untuk petani, khususnya para petani jagung.

"Inovasi seperti ini yang kami inginkan dan perlu apresiasi serta ditunjang oleh Pemerintah Daerah. Karena mempermudah masyarakat juga mengurangi ongkos panen yang nantinya menghasilkan income luar biasa bagi petani,"tutur Merlan S. Uloli.

 


Petani Mandiri

Sementara itu, Pemerhati Petani Yuriko Kamaru berharap, dengan inovasi mesin pengupas dan pemipil jagung ini bisa memacu dan memicu para petani desa agar menjadi mandiri.

"Kami merasa bersyukur ada tokoh pemuda Poduwoma yang telah membuat mesin pengupas dan pemipil yang sangat dibutuhkan petani," kata Yuriko.

"Biasanya, sebelum ada mesin ini, biaya panen per 1 karung besar jagung sebesar 15 ribu, maka dengan adanya mesin ini 5 karung menjadi 20 ribu," ia menandaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya