Liputan6.com, Seoul - Kantor Kejaksaan Korea Selatan saat ini tengah menginvestigasi penggunaan jasa calo atau broker supaya terhindar dari wamil alias wajib militer.
Menggandeng Administrasi Tenaga Kerja Militer, dibentuklah tim investigasi gabungan guna menangkap orang-orang yang menggunakan jasa calo wamil dan membuat rekam medis palsu sebagai pasien epilepsi.
Advertisement
Dalam praktiknya, calo atau broker dinas militer bisa bikin para kliennya 'sakit' sehingga level wamil mereka turun, bahkan sampai level terbawah. Dengan begitu mereka akan terbebas dari wajib militer.
Selain pura-pura sakit epilepsi, para klien yang rela menggelontorkan uang berjuta-juta won akan dibuat seolah-olah mengidap Skizofrenia.
Investigasi dilakukan setelah seorang calo atau broker yang disebut 'Mr Gu' ditangkap dan dituntut karena melanggar Undang-Undang Dinas Militer.
Berdasarkan pemberitaan sejumlah media di Korea Selatan, Mr Gu memiliki daftar orang-orang yang menggunakan jasanya.
Dalam laporan yang diberitakan TV Chosun, nama-nama yang berada dalam daftar terdiri dari atlet, idol, rapper terkenal, hingga atlet.
Selain mereka, diketahui terdapat nama anggota keluarga petinggi di kalangan hukum dan politik.
TV Chosun, seperti dikutip dari Naver pada Rabu (4/1) berhasil mewawancarai seorang pengguna jasa broker.
Setelah membayar uang sebesar 15 juta Won atau setara Rp184 juta, broker dinas militer akan membuat skenario untuk dijalankan klien.
Skenario disusun serapi mungkin. Hasil akhirnya, level wajib militer klien tersebut turun dari level 4 ke level 7.
Cerita A, Pengguna Jasa Calo Biar Bisa Tak Wamil
Seorang pria berumur 27 tahun berinisial A bercerita bahwa dirinya harus menunda pendaftaran wamil karena keadaan keluarga, kira-kira tiga tahun lalu.
Saat mencari seseorang untuk membantunya menunda wajib militer, dia bertemu Mr Gu, seorang perantara dinas militer di kantor administrasi.
Mr Gu merayu A sambil mengiming-iming bahwa dia bisa tak wamil dengan syarat memberinya sejumlah uang.
"Jika Anda memberi saya lebih banyak uang, saya akan membantu Anda dibebaskan dari wajib militer," kata A meniru omongan Mr Gu.
"Jika Anda mendapatkan uang nanti, jangan khawatir dan cari saya," dia menambahkan.
Dari situlah A akhirnya menabung selama dua tahun. Setelah uangnya terkumpul, dia pun langsung menemui Mr Gu.
Advertisement
Skenario yang Harus Dijalankan A
Mula-mula A berpikir bahwa akan lebih baik jika dia menunda pendaftaran. Namun, setelah dia bertemu Gu dan dijanjikan hal seperti itu, A terpaksa banting stir.
Uang sebesar Rp184 juta lalu diserahkan ke Mr Gu. Sembari Gu menunjukkan 'skenario' dan bahkan memberikan instruksi tentang cara menundanya.
Mr Gu menyarankan A agar pura-pura pingsan dengan pose menyamping pada saat tes kesehatan. Setelah itu, posisi kepala harus mendongak ke belakang seperti udang dan keluarkan air liur.
A mengatakan bahwa skenario yang disusun Mr Gu benar-benar matang, seperti harus di rumah sakit mana saat akan meminta rekam medis.
Ya, Mr Gu 'menjalin' kerjasama dengan dokter-dokter di sejumlah rumah sakit universitas di Korea Selatan untuk melancarkan aksinya.
Skenario tidak hanya diperuntukkan bagi A, tapi juga keluarganya agar saat memberi kesaksian bahwa A benar-benar epilepsi terlihat natural.
Nahas, A Harus Menjalani Proses Penyidikan
Akhirnya, A yang semula berada di level 4, harus 'berakting' selama enam bulan. Kerja kerasnya berbuah manis, levelnya turun ke tujuh yang artinya 'terbebas dari wajib militer'.
Namun, hingga saat ini, A masih harus menerima perawatan medis palsu di rumah sakit universitas guna persiapan pemeriksaan ulang.
"Saya disuruh pergi ke rumah sakit, jadi, akting saya terus berjalan dan mendapatkan resep enam bulan," katanya.
Menurut skenario, A sedang menunggu pembebasan setelah berada di level 7. Nahas, dengan ditangkapnya Mr Gu terkait korupsi dinas militer, A pun sedang diselidiki oleh kejaksaan.
Advertisement