Antam Bakal Operasikan Pabrik Feronikel pada Semester II 2023

Pabrik feronikel tersebut memiliki kapasitas tahunan sebesar 13.500 ton dan akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam secara keseluruhan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Jan 2023, 15:15 WIB
Logo PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana untuk memulai operasi pabrik feronikel baru di Halmahera pada semester II 2023, setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pasokan listrik.

Melansir Channel News Asia, Rabu (4/1/2023), awalnya Antam berencana untuk memulai operasi pabrik di Halmahera Timur pada 2019.

Antam juga menandatangani kesepakatan dengan perusahaan utilitas negara pada Maret 2022 untuk membangun pembangkit listrik dan tahap pertama pembangkit listrik telah selesai pada Desember dengan kapasitas 15 megawatt.

Adapun, pembangkit listrik tahap kedua dengan kapasitas 75 MW diharapkan selesai pada kuartal I tahun ini.

"Seiring dengan progres proses pengadaan listrik dan tahap penyelesaian pembangunan pabrik, Pabrik Feronikel Haltim dapat mulai beroperasi pada semester II 2023,” kata Direktur Antam, Dolok Robert Silaban, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/1/2023).

Pabrik feronikel tersebut memiliki kapasitas tahunan sebesar 13.500 ton dan akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam secara keseluruhan menjadi 40.500 ton per tahun.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 4 Januari 2023, saham ANTM naik 2,5 persen ke posisi Rp 2.050 per saham. Saham ANTM dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.020 per saham.

Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 2.100 dan terendah Rp 2.010 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.082 kali dengan volume perdagangan 1.486.791 saham. Nilai transaksi Rp 307,4 miliar.

 

 


Kinerja Kuartal III 2022

Kinerja penjualan komoditas nikel, emas dan bauksit mencatatkan kenaikan year on year. Bahkan Bauksit mengalami peningkatan hingga 187%.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja keuangan positif hingga September 2022. PT Aneka Tambang Tbk mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir kuartal III 2022.

PT Aneka Tambang Tbk meraup penjualan Rp 33,68 triliun hingga September 2022. Penjualan tersebut tumbuh 27,22 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 26,47 triliun.Beban pokok penjualan tercatat Rp 27,69 triliun hingga kuartal III 2022, tumbuh 28,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 21,47 triliun.

Di tengah tantangan kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan, komoditas pertambangan, Antam meraih laba kotor Rp 5,99 triliun hingga akhir kuartal III 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 19,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5 triliun. Beban usaha naik 22,3 persen menjadi Rp 3,24 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,65 triliun.

Dengan demikian, laba usaha perseroan tumbuh 16,7 persen menjadi Rp 2,74 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,34 triliun.

Total penghasilan lain-lain Antam mencapai Rp 910 miliar hingga akhir kuartal III 2022, tumbuh signifikan dari total penghasilan lain-lain bersih sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp 182 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, PT Aneka Tambang Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,62 triliun hingga akhir September 2022. Laba tersebut meroket 53,57 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,71 triliun.

Laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 109,31 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 71,18.

 


Aset

Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di sebuah gerai emas, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pada hari ini, harga emas Antam turun menjadi Rp 944 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 22,56 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,83 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 11,22 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,07 triliun.

Perseroan mencatat aset Rp 33,79 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,91 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,61 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,06 triliun.

Hingga September 2022, Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp1,65 triliun.

Tingkat pinjaman ber-bunga ANTAM pada akhir periode 9M22 mencapai Rp4,22 triliun, turun 28 persen dari posisi pinjaman pada 31 Desember 2021 sebesar Rp5,87 triliun. Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari Corporate Credit Rating S&P Global ANTAM tahun 2022 dengan capaian rating “B+/outlook Positif”.

 

 


Kinerja Produksi

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan membukukan penjualan Rp 33,68 triliun hingga September 2022. Kontribusi dominan penjualan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 26,96 triliun. Jumlah itu setara 80 persen dari total penjualan bersih Antam hingga akhir September 2022.

Hal tersebut sejalan dengan strategi Perusahaan untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.

Pada periode kuartal III 2022 (Juli – September 2022 atau kuartal III 2022) kinerja penjualan bersih mencapai Rp14,91 triliun, tumbuh 65 persen dibandingkan capaian penjualan bersih pada kuartal II 2022 (April – Juni 2022, kuartal II 2022) sebesar Rp9,03 triliun.

Hal ini didukung realisasi kinerja produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM yang solid di tengah stabilisasi harga komoditas logam dasar (nikel) serta pemulihan penyerapan produk-produk logam dasar pasca kebijakan lockdown penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur yang turut berdampak pada pembatasan aktivitas perdagangan ekspor pada periode kuartal II 2022.

Selain itu, kondisi pemulihan ekonomi nasional yang positif serta peningkatan minat masyarakat dalam berinvestasi emas mendukung tumbuhnya tingkat penyerapan produk emas Logam Mulia ANTAM di pasar domestik sepanjang periode 3Q22.    

Hingga September 2022, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 70 persen terhadap total penjualan perseroan dengan nilai penjualan sebesar Rp23,53 triliun. Tercatat pada sembilan bulan pertama, 2022, volume penjualan logam emas mencapai 25,93 ton, tumbuh 31 persen jika dibandingkan capaian penjualan pada sembilan bulan pertama 2021 sebesar 19,87 ton.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya