Hand Sanitizer Picu Kebakaran di Los Angeles

Petugas pemadam kebakaran di Los Angeles berjuang melawan kobaran api yang tidak biasa ketika beberapa palet hand sanitizer itu terbakar di tempat parkir.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Jan 2023, 07:00 WIB
ilustrasi handsanitizer (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Los Angeles - Hand sanitizer memicu kebakaran di Los Angeles, AS.

Mengutip Upi.com, Kamis (4/1/2022), petugas pemadam kebakaran di Los Angeles berjuang melawan kobaran api yang tidak biasa ketika beberapa palet pembersih tangan itu terbakar di tempat parkir.

Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles mengatakan para kru menanggapi apa yang awalnya dianggap sebagai kebakaran sampah pada Senin 2 Januari sore di tempat parkir pusat kota Los Angeles, tetapi petugas pemadam kebakaran segera menemukan bahwa kobaran api kecil sebenarnya disebabkan oleh beberapa palet hand sanitizer.

"Produk itu dipastikan hand sanitizer yang bersih terbakar," kata departemen itu dalam peringatan. "Operasi teraman adalah membiarkan produk terbakar sambil memastikan tidak merusak kendaraan apa pun."

Petugas pemadam kebakaran mengatakan mereka mencegah api menyebar ke kendaraan terdekat dan tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Hand Sanitizer Dianggap Penyebab Kebakaran, Ini Tanggapan Para Ahli

Mencegah Virus Corona COVID-19, masyarakat sering kali membawa pembersih tangan atau hand sanitizer dalam kegiatan sehari-hari. Namun informasi yang berkembang saat ini menyebut, pembersih tangan dengan bahan dasar alkohol bisa menjadi penyebab utama kebakaran apabila disimpan di dalam mobil.

Imbauan tak menyimpan hand sanitizer di mobil juga diberikan Petugas Pemadam Kebakaran Western Lakes melalui media sosial.

"Sesuai sifatnya, sebagian besar pembersih tangan berbasis alkohol dan karenanya mudah terbakar. Menyimpannya di mobil Anda saat cuaca panas bisa menyebabkan kebakaran," tulisnya dengan foto pintu mobil terbakar.

Seperti dilansir NBCDFW, para ahli telah mempertimbangkan klaim pembersih tangan berbasis alkohol tidak bisa menjadi penyebab utama kebakaran mobil.

Pertama kali muncul, kebakaran yang diklaim disebabkan pembersih tangan di Thailand, Kosta Rika, dan Brazil adalah kebohongan.

Video yang dibagikan memperlihatkan dua pria menjadi saksi sebuah mobil terbakar. Namun, pemeriksaan fakta oleh AFP Thailand menemukan video tersebut berasal dari tahun 2015 dan insiden yang melibatkan dua pria dikarenakan semprotan aerosol.


Fakta dari WHO tentang Hand Sanitizer

Hand Sanitizer. Sumber: Unsplash

Informasi tentang penggunaan hand sanitizer untuk mencegah penularan COVID-19 beredar di tengah masyarakat namun tidak semuanya benar, agar tidak percaya pada informasi yang salah kita harus memilahnya.

WHO pun pun telah menyebutkan sejumlah fakta tentang penggunaan hand sanitizer yang saat ini menjadi salah satu upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Simak fakta penggunaan hand sanitizer dari WHO:

Fakta: Pembersih tangan bisa sering digunakan

Pembersih berbasis alkohol tidak menciptakan resistensi antibiotik. Tidak seperti antiseptik dan antibiotik lainnya, patogen (kuman berbahaya) tampaknya tidak mengembangkan resistensi terhadap pembersih berbasis alkohol.

Fakta: Pembersih berbasis alkohol aman untuk digunakan semua orang

Alkohol dalam pembersih belum terbukti menimbulkan masalah kesehatan yang relevan. Sedikit alkohol diserap ke dalam kulit, dan sebagian besar produk mengandung emolien untuk mengurangi kekeringan kulit. Dermatitis kontak alergi dan pemutihan rambut tangan karena alkohol adalah efek samping yang sangat jarang. Tertelan dan keracunan yang tidak disengaja telah dijelaskan dalam kasus yang jarang terjadi.

Fakta: Lebih aman untuk sering membersihkan tangan dan tidak memakai sarung tangan

Mengenakan sarung tangan berisiko memindahkan kuman dari satu permukaan ke permukaan lain dan mencemari tangan Anda saat mengeluarkannya. Mengenakan sarung tangan tidak menggantikan tangan yang bersih. Petugas kesehatan memakai sarung tangan hanya untuk tugas-tugas tertentu.

Fakta: Handrub berbasis alkohol terdaftar sebagai obat esensial WHO

Tangan yang bersih melindungi pasien, petugas kesehatan, perawat lain, dan semua orang dari infeksi. Membersihkan tangan adalah salah satu langkah utama untuk mencegah penyakit.


Pentingnya Memakai Hand Sanitizer yang Sudah Terbukti Klinis dan Efektif Melawan Covid-19

Ilustrasi/Copyright unsplash/Kelly Sikkema

Beberapa kegiatan publik sudah kembali dimulai seperti biasa, yang terpenting adalah jangan pernah lupa untuk menjaga kesehatan badan. Hal yang saat ini sudah terbiasa kita lakukan adalah rajin mencuci tangan.

Itu karena tangan adalah organ tubuh yang digunakan untuk berinteraksi secara langsung, seperti membuka pintu, menekan tombol lift, memegang barang-barang. Lalu,, tanpa tersadar kita juga memakai tangan untuk makan, menyentuh mulut, mengusap mata, yang menyebabkan tangan kita adalah salah satu media penyebaran kuman bakteri, hingga virus berbahaya.

Bukan untuk diri sendiri, bahkan juga untuk orang lain. Selain mencuci tangan, hand sanitizer adalah opsi lain bagi masyarakat karena lebih efisien dan lebih mudah di bawa kemana-mana. Sanitizer berbasis alkohol 60% dilansir lebih efektif untuk membunuh kuman dan virus. Produk sanitizer juga sudah banyak beredar sehingga konsumen pun mudah mendapatkannya.

Namun apakah Anda tahu bahwa ada sanitizer yang sudah terkonfirmasi 99.99% virus menjadi non aktif bahkan sampai 15 hari? Sekaligus, sudah Food Grade Ethanol, alias aman untuk makanan loh!Adalah Maztex Clean Extra yang sudah melakukin uji klinis di Takex Co., Ltd di Jepang yang menghasilkan data tersebut.

Berbeda dengan produk sanitizer lainnya yang beredar di Indonesia, Maztex Clean Extra selain memiliki bahan utama yakni 75% “Food Grade Ethanol” jadi aman jika di semprotkan ke makanan, juga mengandung Ekstrak Bambu Moso dari Jepang yang mempunyai beragam manfaat.

Salah satunya adalah menambah daya tahan atau durabilitas kerja. Ekstrak bambu diperoleh dari pelepah buluh yang dihancurkan dari Bambu Moso yang tumbuh di Negeri Matahari Terbit dengan menggunakan teknik ekstraksi khusus.

Ekstrak bambu ini juga telah disetujui sebagai bahan tambahan makanan oleh Kementerian Kesehatan, buruh, dan kesejahteraan Jepang, yang keamanannya terjamin. Selain itu, Maztex Clean Extra yang dipasarkan oleh PT. Mazta Farma, telah memiliki tanda sertifikasi Halal dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) yang memiliki afiliasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MAZTEX (TAKEX) Clean Extra diuji di Japan Textile Products Quality & Technology Center (QTEC) pada 18 Desember dengan strain virus Covid-19 yang di gunakan dalam pengujian adalah SARS-CoV-2 JPN/TY/WK, yang disediakan oleh National Institute of Infectious Diseases (NIID) Jepang.

Maztex diuji dengan suhu 25 derajat menggunakan pengukuran titer infeksi (Kuantifikasi Virus): Plaque Assay.Dalam uji cobanya, sampel maztex diletakan di lempengan dengan ukuran 50 x 50 mm. Lempengan disimpan selama 15 hari, lalu digunakan sebagai bahan uji. pada saat diuji disuntikkan 0,40 ml virus inokulum ke bahan uji berusia 15 hari.

Setelah dilapisi dengan Polietilen (Polyethylene Film) dan berada pada suhu 25 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban tidak kurang dari 90% selama 24 jam, dilakukan penambahan 10 ml wash-out solution ke setiap bahan uji. Metode uji terakhir dengan Mengusap permukaan setiap bahan uji dan film untuk membersihkan virus dan Mengukur titer infeksi virus dengan plaque assay. berdasarkan hasil uji tersebut Terkonfirmasi 99.99% virus menjadi nonaktif bahkan sampai 15 hari setelah pengaplikasian MAZTEX (TAKEX) CLEAN EXTRA.

Standar Ujinya sendiri adalah ISO 21702.PT Mazta Farma yang merupakan distributor eksklusif di Indonesia dan sudah mendapatkan notifikasi/izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), selalu berupaya memberikan layanan dan kepuasan terbaik kepada para pelanggan di Tanah Air.

PT Mazta Farma adalah perusahaan farmasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berkantor di Jakarta, Indonesia. Fokus usaha perusahaan bergerak di bidang kesehatan, terutama produk estetika/skincare, alat kesehatan dan suplemen kesehatan, serta pengembangan ke usaha-usaha lainnya, seperti pabrik produk perawatan kulit, logistik/distribusi produk, dan agrikultur.

Mari kita lindungi diri, kerabat, dan keluarga tercinta dari infeksi virus Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun (3M). Selain itu juga menjalankan praktik tracing, testing, dan treatment (3T). Dan jangan lupa, menggunakan sanitizer dari Maztex Clean Extra sebagai antisipasi pencegahan infeksi dari bakteri atau virus.


6 Alasan yang Bikin Hand Sanitizer Tak Efektif Cegah Corona COVID-19

Ilustrasi penggunaan hand sanitizer. (dok. Foto Noah/Unsplash)

Salah satu cara mencegah pandemi corona Covid-19 adalah menjaga tangan tetap bersih. Salah satunya dengan menggunakan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan secara benar. Meski begitu, terkadang kita tidak menggunakan hand sanitizer secara benar.

Kalau ada kesalahan saat menggunakan hand sanitizer maka akan membuatnya tak efektif mencegah virus, termasuk COVID-19. Dilansir dari Antaranews dan laman Livestrong., 13 Desember 2020, setidaknya ada enam alasan yang membuat penggunaan hand sanitizer tidak efektif.

1. Terlalu sedikit dan terlalu cepat

Kepala perawatan kesehatan di Stride Community Health Center, Denver, Colorado, Savita Ginde merekomendasikan orang dewasa menggunakan hand sanitizer sesuai dengan ukuran tangan.

Selain itu, kalau Anda menganggap penggunaan pembersih tangan sebagai pilihan yang lebih cepat daripada mencuci tangan dengan sabun dan air, maka Anda salah. Mayo Clinic merekomendasikan, Anda perlu mengoleskan pembersih tangan selama sekitar 20 detik, yaitu jumlah waktu yang sama saat kita mencuci tangan dengan sabun dan air.

2. Tidak mencakup seluruh tangan

Mencuci tangan dengan sabun dan air harus mencakup jari-jari, serta telapak tangan dan punggung tangan dan hal sama juga perlu Anda terapkan saat menggunakan pembersih tangan. "Jika Anda hanya menggosok kedua telapak tangan, Anda tidak menyelesaikan tugas Anda," terang Ginde.

3. Mengelap kelebihan cairan ke celana

Kelebihan memakai hand sanitizer memang tidak nyaman sehingga Anda tergoda mengeringkan tangan ke celana. Menurut Ginde, cara ini bisa mengurangi keefektifan pembersih tangan.

Lalu, jika ada kuman di celana, Anda baru saja mencemari tangan Anda. "Dalam skenario yang ideal, keringkan saja tangan (secara alami) alih-alih menyekanya," tutur pakar epidemiologi di Dartmouth-Hitchcock Medical Center, Lebanon, Jose Raymond M. Mercado.

Selengkapnya di sini...

Infografis 6 Kebiasaan Bikin Hand Sanitizer Tak Efektif Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya