Pemprov Usulkan Penggunaan TMC Kurangi Potensi Hujan di Jatim

TMC adalah usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumber daya air (SDA) di atmosfer untuk menambah atau mengurangi curah hujan pada daerah tertentu.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2023, 05:00 WIB
Petugas dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dibantu personel TNI Angkatan Udara memasukkan konsol atau tabung penampung garam sebelum operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mengusulkan penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jatim selama masa siaga darurat bencana hidrometeorologi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara (AU).

"Kami kedatangan dari tim yang merancang TMC atas usulan Pemprov Jatim agar menggunakan teknologi tersebut untuk mengurangi potensi-potensi hujan yang kemudian bisa mengakibatkan kerugian," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Adhi Karyono, dalam keterangannya di Surabaya, dilansir dari Antara, Rabu (4/1/2023).

Menurut dia, TMC adalah usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumber daya air (SDA) di atmosfer untuk menambah atau mengurangi curah hujan pada daerah tertentu guna meminimalkan bencana alam yang disebabkan iklim dengan memanfaatkan parameter cuaca.

"Saat ini, kita tidak lagi berfokus pada banjirnya, tapi juga berusaha mencegah hujan yang diperkirakan BMKG itu curah hujan paling tinggi dan berpotensi banjir sehingga dapat dicegah dengan cara memodifikasi cuaca menggunakan teknologi bernama TMC," ucapnya.

Skema kerja teknologi tersebut, kata dia, selama ini dikenal menggunakan pesawat yang dihantarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara.

"Selain itu, ada cara lainnya yaitu dengan penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat menggunakan wahana Ground Based Generator dan wahana pohon flare untuk sistem statis," ucap mantan jubir Kementerian Sosial tersebut.

Kedua metode ini, lanjutnya, memiliki prinsip kerja yang sama yakni menghantarkan bahan semai ke dalam awan dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.

"Teknologi TMC dampaknya sangat luar biasa karena dapat mencegah potensi banjir serta mengurangi kerugian masyarakat dan pemerintah. Ini yang dilakukan tim dari pusat terdiri dari BNPB, BMKG dan BRIN. Saat ini basecampnya ada di LANUD Malang dan kita mendukung karena merupakan permintaan dari Pemprov Jatim," kata pria kelahiran Jawa Barat tersebut.

 


Memahami TMC

Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian menambahkan bahwa TMC adalah suatu bentuk upaya manusia memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.

"Prinsipnya, TMC bukan proses membuat hujan. Jadi, istilah hujan buatan yang banyak digunakan atau dikenal oleh masyarakat sebenarnya kurang tepat, karena Balai Besar TMC tidak membuat hujan tetapi hanya memodifikasi cuaca, memberikan perlakuan, mengintervensi proses fisika di sistem awan untuk tujuan tertentu," katanya.

Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya