Harga Minyak Dunia Susut Melebihi 5 Persen Dibayangi Kekhawatiran Ekonomi Global

Harga minyak dunia Brent turun sekitar 9,4%, kerugian dua hari terbesarnya di awal tahun sejak Januari 1991.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Jan 2023, 08:03 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia susut lebih dari USD 4 per barel. Dengan harga minyak Brent menanggung persentase kerugian terbesar dalam dua hari perdagangan pertama tahun ini sejak 1991.

Penyebab hal itu karena kekhawatiran permintaan terkait dengan ekonomi global dan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang kembali menghancurkan harga minyak mentah.

Melansir laman CNBC, Kamis (5/1/2023), harga minyak Brent berjangka menetap di posisi USD 77,84 per barel, turun USD 4,26, atau 5,2%. Sementara harga minyak mentah AS menetap di posisi USD 72,84 per barel, turun USD 4,09, atau 5,3%.

Harga minyak Brent turun sekitar 9,4%, kerugian dua hari terbesarnya di awal tahun sejak Januari 1991, menurut data Refinitiv Eikon.

"Minyak mentah diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran seputar COVID-19 China dan The Fed memaksa resesi global... keduanya menuntut peristiwa penghancuran," kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York.

Data dari China menunjukkan bahwa meskipun tidak ada varian virus corona baru yang ditemukan di sana, negara tersebut kurang merepresentasikan berapa banyak orang yang meninggal dalam wabah baru-baru ini yang menyebar dengan cepat, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia.

Keadaan ekonomi global dan kenaikan suku bunga bank sentral juga membebani harga minyak mentah.

Manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan Desember, turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 48,4 dari 49,0 pada bulan November, angka terlemah sejak Mei 2020, kata Institute for Supply Management (ISM).

 


Lowongan Kerja AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Pada saat yang sama, survei dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan kerja turun 54.000 menjadi 10,458 juta pada hari terakhir bulan November.

Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menggunakan pasar tenaga kerja yang ketat sebagai alasan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Pemerintah China meningkatkan kuota ekspor untuk produk minyak sulingan pada gelombang pertama untuk tahun 2023, menandakan ekspektasi permintaan domestik yang buruk.

Eksportir minyak utama Arab Saudi dapat memangkas harga minyak mentahnya ke Asia pada bulan Februari. Ini setelah menetapkan harga minyak pada level terendah 10 bulan untuk bulan ini, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan terus membayangi pasar.

 


Produksi Minyak

Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Produksi minyak OPEC naik pada bulan Desember, meskipun ada kesepakatan oleh aliansi OPEC+ yang lebih luas untuk memangkas target produksi untuk mendukung pasar.

Survei menemukan bila Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompa 29 juta barel per hari (bpd) bulan lalu, naik 120.000 bpd dari November.

Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 1,2 juta barel pekan lalu, dengan persediaan sulingan diperkirakan turun, jajak pendapat Reuters yang direvisi menunjukkan.

Kelompok industri American Petroleum Institute akan merilis data persediaan minyak mentah AS pada hari Rabu. Administrasi Informasi Energi akan merilis angkanya pada Kamis pagi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya