Tanah Ambles hingga 3 Meter, Sekolah Madrasah Nahdlatul Waton Sampang Nyaris Roboh

Kini, gedung dengan 12 ruangan yang terdiri dari dua lantai tersebut miring dan nyaris roboh. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan, sejak Selasa 3 Januari 2023.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jan 2023, 11:12 WIB
Ilustrasi tanah ambles.

 

Liputan6.com, Sampang - Lahan Madrasah Nahdlatul Waton Sampang mendadak ambles dan menyebabkan gedung sekolah itu nyaris roboh. Kejadiannya bersamaan dengan bencana banjir Sampang.

"Tim kami sudah datang ke lokasi mengumpulkan data dan serap informasi dengan pengurus madrasah," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sampang Asroni, Rabu (4/1/2022) malam, dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, awalnya tanah ambles di lahan yang ditempati Madrasah Nahdlatul Waton yang terletak di Dusun Seddang Banyuates, sekitar 45 kilometer ke arah utara Kota Sampang itu hanya sekitar 1 meter. Dalam perkembangannya kini menjadi 3 meter.

Kini, gedung dengan 12 ruangan yang terdiri dari dua lantai tersebut miring dan nyaris roboh. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan, sejak Selasa 3 Januari 2023.

Asroni menuturkan tanah ambles di madrasah itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama dua hari, yakni pada 31 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.

"Hasil pengumpulan data awal tim kami utus melihat langsung ke lapangan menyebutkan, bahwa tanah yang ditempati bangunan madrasah tersebut memang merupakan tanah bergerak," kata Asroni.

Bahkan, pergerakan tanah masih terjadi, dan apabila hujan kembali turun, maka madrasah yang berdiri di atas tanah yang ambles berpotensi roboh.

"Karena itu, tim BPBD Pemkab Sampang menyarankan, agar sebaiknya madrasah tersebut tidak ditempati alias dikosongkan," kata dia.

Selain itu, BPBD Pemkab Sampang meminta kepada para guru dan kepala sekolah, serta Pengurus Yayasan Attadamunul Islam yang menaungi Madrasah Nahdlatul Waton agar memasang tali sebagai pertanda agar murid dan warga tidak mendekati lokasi.

"Hasil asesmen yang dilakukan tim BPBD Pemkab Sampang ini, akan segera kami sampaikan kepada Bupati Sampang dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang sebagai institusi yang menangani lembaga pendidikan keagamaan," kata Asroni.


Gedung Sekolah Miring

Menurut Humas Yayasan Attadamunul Islam Mahmudi, gedung yang kondisinya kini telah miring akibat tanah ambles itu ditempati dua kegiatan belajar mengajar, yakni madrasah diniyah pada sore hari, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah total peserta didik mencapai 100 orang.

"Sekarang, semua kegiatan belajar mengajar di gedung madrasah tersebut dihentikan, karena kondisi gedung sudah sangat parah dan nyaris roboh," katanya.

Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar diniyah digelar di musala dan rumah pengasuh pesantren, sedangkan untuk SMP memang belum digelar karena masih libur.

Menurut Camat Banyuates Fajar Sidiq, tanah ambles merupakan salah satu jenis bencana yang terjadi pada pergantian Tahun Baru 2023.

Jenis bencana lain yang juga terjadi di Kecamatan Banyuates adalah banjir, angin kencang dan abrasi pantai.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan Polsek Banyuates agar memasang garis polisi di sekitar lokasi, untuk menghindari kejadian susulan, semisal gedung ambruk atau roboh, karena saat ini kondisi gedung sudah miring," katanya.

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya