Bursa Saham Asia Melesat di Tengah Komitmen The Fed Dongkrak Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik melesat pada perdagangan Kamis, 5 Januari 2023 mengikuti wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jan 2023, 08:45 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Kamis, (5/1/2023). Bursa saham Asia Pasifik menghijau mengikuti wall street di tengah sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) berkomitmen dongkrak suku bunga.

Indeks ASX 100 di Australia melonjak 0,42 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,35 persen pada satu jam perdagangan. Indeks Topix mendaki. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,71 persen dan indeks Kosdaq melesat 0,34 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Kamis pekan ini.

Sejumlah data ekonomi di kawasan ini dijadwalkan untuk rilis pada Kamis pekan ini antara lain indeks manajer pembelian layanan Caixin China pada Desember dan penjualan ritel Singapura pada November 2022.

Semalam di wall street, saham hentikan penurunan dalam dua hari seiring risalah the Fed yang dirilis Rabu pekan ini dari pertemuan Desember yang menunjukkan suku bunga lebih tinggi akan tetap selama inflasi tetap tinggi.

Di sisi lain, indeks manajer pembelian S&P Hong Kong menguat ke posisi 49,6 pada Desember 2022 dari 48,7 pada November meskipun tetap berada di wilayah konstruksi selama empat bulan berturut-turut.

S&P mengatakan kontraksi yang lebih lambat terlihat di sektor swasta seiring peningkatan aktivitas bisnis pada Desember 2022 didukung pelonggaran pembatasan COVID-19.

S&P menyatakan, permintaan di Hong Kong masih lemah sehingga menambahkan keseluruhan pesanan baru menyusut karena memburuknya kondisi ekonomi.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 4 Januari 2023

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Rabu, 4 Januari 2023 bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong pimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik seiring investor menanti risalah the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 3,08 persen dan memimpin penguatan di Asia Pasifik. Indeks Hang Seng teknologi mendaki lebih dari 3,08 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,22 persen ke posisi 3.123,52. Indeks Shenzhen melemah 0,2 persen ke posisi 11.095,37.

Indeks ASX 200 mendaki 1,63 persen ke posisi 7.059,2. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 1,79 persen ke posisi 2.255,98. Indeks Kosdaq melemah 1,29 persen ke posisi 683,67.

Indeks Nikkei 225 melemah 1,44 persen ke posisi 25.716,86. Indeks Topix merosot 1,22 persen ke posisi 1.868,15 seiring indeks manufaktur Jepang pada Desember melemah sehingga masuk teritori kontraksi.

 


Penutupan Wall Street pada 4 Januari 2023

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 4 Januari 2023 sesi perdagangan yang bergejolak. Penguatan wall street terjadi setelah investor melihat risalah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve yang menunjukkan bank sentral akan tetpa agresif dalam kebijakannya untuk menjinakkan inflasi yang tinggi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 133 poin atau 0,40 persen ke posisi 33.269,77. Indeks S&P 500 mendaki 0,75 persen ke posisi 3.825,97. Indeks Nasdaq bertambah 0,69 persen ke posisi 10.458,76.

Sementara itu, imbal hasil obligasi melemah bahkan ketika the Fed menegaskan kembali suku bunga akan bergerak lebih tinggi tahun ini.

Tiga indeks acuan membukukan penutupan positif pertama pada 2023, mematahkan penurunan dua hari berturut-turut setelah reli dari teritori negatif pada perdagangan Rabu sore waktu setempat. Saham dibuka di wilayah positif pada perdagangan Rabu pekan ini setelah awal tahun yang sulit pada perdagangan Selasa pekan ini.

Laporan pembukaan pekerjaan dan perputaran tenaga kerja pada November atau JOLTS, datang sedikit lebih baik dari yang diantisipasi, menandakan berlanjutnya kekuatan pasar tenaga kerja di tengah kenaikan suku bunga bank sentral untuk menjinakkan inflasi.

Indeks  manufaktur ISM menunjukkan kontraksi di sektor ini setelah ekspansi selama 30 bulan menandakan kenaikan suku bunga mungkin bekerja untuk memperlambat perekonomian.

Wall street menguat karena investor mencerna laporan tetapi memangkas keuntungan ketika risalah dari pertemuan the Fed pada Desember 2022 menunjukkan sentimen hawkish dari bank sentral bahkan ketika memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin, kebih kecil dari kenaikan sebelumnya.

 


Investor Menanti Data Tenaga Kerja AS

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Laporan tersebut menunjukkan the Fed bermaksud untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi hingga ada cukup data yang membuktikan inflasi telah mereda.

“The Fed ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga tetapi mereka tidak ingin pasar memulai pesta, yang kemudian akan meringankan kondisi keuangan,” ujar Bleakley Financial Group Peter Boockvar, dikutip dari laman CNBC, Kamis (5/1/2023).

Ia menambahkan, the Fed ingin perketat kebijakan moneter untuk menekan inflasi tetapi tidak ingin sebabkan resesi.

Selanjutnya investor akan melihat laporan pekerjaan pada Jumat pekan ini tentang bagaimana keadaan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga the Fed. Perusahaan konsumen Walgreens Boots Alliance dan Constellation Brands dijadwalkan untuk melaporkan laba kuartalan sebelum pasar dibuka pada Kamis waktu setempat.

“Ini mode menunggu dan melihat. Setelah menyelesaikan satu tahun yang cukup buruk di semua lini, akan selalu ada keraguan dari investor untuk hasilkan uang dan kami melihatnya secara real time setidaknya dalam dua hari perdagangan pertama,” kata Chief Market Strategist B.Riley Financial Art Hogan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya