Liputan6.com, Jakarta - Raksasa e-commerce ternama asal Amerika Serikat, Amazon mengatakan akan memangkas lebih dari 18.000 pegawainya. Jumlah PHK itu lebih besar dari yang awalnya dikabarkan tahun lalu.
"Kami biasanya menunggu untuk mengkomunikasikan tentang hasil ini sampai kami dapat berbicara dengan orang-orang yang terkena dampak langsung," kata CEO Amazon Andy Jassy, dikutip dari CNBC International, Kamis (5/1/2022).
Advertisement
"Namun, karena salah satu rekan tim kami membocorkan informasi ini secara eksternal, kami memutuskan lebih baik untuk membagikan berita ini lebih awal sehingga Anda dapat mendengar detailnya langsung dari saya," demikian keterangan tertulis Jassy kepada karyawan Amazon yang dipublikasikan perusahaan di blognya.
Amazon secara khusus mengakui bahwa mereka menambahkan pekerja terlalu cepat di gudangnya, karena konsumen beralih ke pemesanan online. Diketahui, perusahaan mempekerjakan 1,54 juta orang pada akhir kuartal ketiga 2022.
Sebelumnya, pada November 2022, Jassy telah mengungkapkan bahwa Amazon akan memangkas sejumlah posisi, termasuk di gerainta dan di divisi perangkat dan bukunya.
Laporan CNBC pada saat itu menyebut, Amazon akan memberhentikan sekitar 10.000 karyawannya - di mana sekarang ternyata jumlahnya lebih tinggi.
"Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya," tulis Jassy.
"Perubahan ini akan membantu kami mengejar peluang jangka panjang kami dengan struktur biaya yang lebih kuat; namun, saya juga optimis bahwa kami akan menjadi inventif, banyak ide, dan kekurangan ketika kami tidak mempekerjakan secara ekspansif dan menghilangkan beberapa posisi," jelasnya.
Apple dan Amazon Kehilangan Kapitalisasi Pasar Setara Rp 12.491 Triliun
Terkadang sedikit perspektif diperlukan untuk benar-benar menunjukkan besarnya statistik tertentu. Itulah yang terjadi dengan kerugian besar yang dihitung oleh Apple dan Amazon pada 2022.
Melansir CNBC, Rabu (4/1/2023), kedua saham tersebut adalah pecundang kapitalisasi pasar terbesar pada 2022. Apple kehilangan kapitalisasi pasar USD 846,34 miliar atau sekitar Rp 13.215 triliun (asumsi kurs Rp 15.614 per dolar AS) dan Amazon kehilangan USD 834,06 miliar atau sekitar Rp 13.023 triliun. Kapitalisasi pasar mengukur nilai gabungan dari semua saham perusahaan.
Valuasi yang ditumpahkan oleh masing-masing dari kedua perusahaan tersebut menekan ukuran total saham teknologi lainnya. Bespoke Investment Group menyebut angka itu mengejutkan. Hal itu diungkapkan dalam sebuah tweet nya.
Saham Amazon tenggelam karena pendapatan perusahaan dalam keadaan sulit dan pedoman kuartal IV putus asa. Kinerjanya sejalan dengan sektor teknologi secara lebih luas, yang dirugikan oleh kenaikan suku bunga, perlambatan iklan internet, dan faktor lainnya.
Meskipun menjadi salah satu dari sedikit nama teknologi besar yang menghindari penurunan pendapatan, Apple masih berjuang karena pertanyaan seputar popularitas produk barunya dan menghadapi kesulitan dengan pengiriman iPhone 14 selama musim liburan karena pembatasan COVID-19 utamanya di pabrik China.
Apple juga telah memperlambat laju perekrutan bersama dengan perusahaan lain di sektor ini karena kekhawatiran tumbuh atas potensi resesi, yang dapat melemahkan permintaan karena konsumen menunda pembelian barang-barang mahal untuk menghemat uang.
Advertisement
Airlangga Hartarto Dorong Amazon Web Services Bangun Pusat Pendidikan di Indonesia
Pembangunan sumber daya manusia penting untuk dijadikan sebagai salah satu prioritas dalam menghadapi berbagai tantangan dan persaingan ekonomi dunia ke depan
Guna menyiapkan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan perwakilan dari perusahaan penyedia jasa komputasi awan asal Amerika Serikat, Amazon Web Services (AWS) di Nusa Dua, Bali, pada Senin (14/11).
"Amazon Web Services berkomitmen untuk terus mendukung transformasi digital Indonesia dengan membangun dan mengoperasikan Pusat Data di Indonesia (untuk kawasan Asia Pasifik), dengan investasi sebesar USD5 miliar dalam periode 15 tahun ke depan," ujar Vice President for Global Public Policy Amazon Web Services, Michael Punke, dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (15/11/2022).
Punke menyebut bahwa sejumlah perusahaan di Indonesia telah menggunakan produk dan jasa Amazon Web Services.
Di dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyarankan Amazon Web Services untuk membangun pusat pendidikan di Indonesia.
Airlangga menilai, dukungan Amazon Web Services dalam pembangunan kapasitas sumber daya manusia Indonesia akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak.
Selain itu, Airlangga juga menyatakan pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa kemudahan, apabila AWS hendak melakukan investasi di bidang pendidikan.
Amazon Pakai Listrik Energi Bersih PLN, Jeff Bezos Ajak CEO Lain Ikutan
Executive Chairman Amazon Jeff Bezos menegaskan komitmen dalam menekan dampak emisi karbon di sektor bisnis. Dia pun mengajak pebisnis di Forum B20 yang hadir dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 untuk ikut serta aktif menekan emisi karbon.
Hal ini menyusul perjanjian kerja sama antara Amazon dengan PT PLN (Persero) soal proyek listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 210 Megawatt (MW). Nantinya ini akan digunakan untuk operasional Amazon kedepannya.
Langkah ini, menurut Jeff Bezos, merupakan satu hal yang bisa dilakukan untuk menangkal wfek perubahan iklim. Maka, hal yang sama bisa dilakukan oleh perusahaan lain di lingkup anggota G20.
"Baru kemarin, kami mengumumkan kesepakatan dengan PLN untuk energi terbarukan 210 megawatt di empat proyek surya skala utilitas di Indonesia. Ini merupakan kesepakatan pertama di Indonesia. Amazon mengundang perusahaan lain untuk bergabung dengan janji iklim, dan 376 telah melakukannya hari ini," ujarnya dalam B20 Summit, 14 November 2022.
Dengan semakin banyak yang terlibat, Jeff Bezos optimistis beberapa tantangan krisis iklim bisa dihadapi. Bahkan ada dua hal yang bisa dicapai sekaligus.
Yakni, bisa melindungi planet bumi dari dampak krisis iklim di satu sisi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di sisi lain.
"Kami akan menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya," tegaanya.
Dia memandang tantangan bagi umat manusia kedepannya, dari krisis iklim adalah sesuatu yang besar. Maka, diperlukan kerja sama baik itu antar pengusaha maupun pengusaha swasta dan pemerintah.
"Tantangan kemanusiaan kita sangat besar. Dengan berjalan berdampingan bekerja sama kapasitas manusia kita untuk menyelesaikannya bahkan lebih besar. Jangan kehilangan kepercayaan, dan jangan pernah biarkan siapa pun memberi tahu Anda bahwa itu tidak mungkin," pungkasnya.
Advertisement