IHSG Terbenam 1,7 Persen pada Sesi I, Sektor Saham Energi Tertekan

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis, (5/1/2023), IHSG anjlok 1,73 persen ke posisi 6.695,70.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jan 2023, 12:20 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tumbang hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (5/1/2023). Koreksi IHSG yang terjadi berlawanan dengan bursa saham global yang menghijau.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG anjlok 1,73 persen ke posisi 6.695,70. Indeks LQ45 merosot 1,74 persen ke posisi 912,34. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.813,42 dan terendah 6.680,53. Sebanyak 480 saham berada di zona merah sehingga menekan IHSG. 103 saham menguat dan 107 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 803.732 kali dengan volume perdagangan 13,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.515.

Indeks sektor saham kompak tertekan. Sektor saham energi merosot 3,95 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham basic melemah 1,59 persen, sektor saham industri tergelincir 1,59 persen, dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,06 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal susut 1,65 persen, sektor saham kesehatan turun 0,40 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,69 persen. Lalu sektor saham properti anjlok 0,81 persen, sektor saham teknologi terpangkas 2,67 persen, sektor saham infrastruktur susut 2,07 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,94 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG berlawanan dengan bursa global yang cenderung menguat. Pelemahan IHSG dipimpin sektor saham energi yang terkoreksi 3 persen.

"Hal tersebut kami perkirakan dipenagruhi oleh pergerakan harga minyak dunia yang terkoreksi cukup dalam sehingga akibatkan emiten berbasis minyak juga koreksi hari ini,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, aksi jual investor asing yang cukup besar juga menekan IHSG. Dengan koreksi IHSG ini, Herditya merekomendasikan untuk trading pendek dahulu.”Mencermati saham-saham bigcaps yang cenderung terkoreksi cukup dalam dan menghindari emiten-emiten yang energi related dahulu,” ujar dia.


Top Gainers-Losers pada 5 Januari 2023

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham AMIN melompat 34,58 persen

-Saham TMPO melompat 30,48 persen

-Saham FMII melompat 24,85 persen

-Saham GOLD melompat 23,27 persen

-Saham AKSI melompat 23,20 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham IDEA merosot 8,82 persen

-Saham PGJO merosot 7,69 persen

-Saham RCCC merosot 7,14 persen

-Saham ENRG merosot 6,99 persen

-Saham BLTZ merosot 6,98 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 683,1 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 481,3 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 469 miliar

-Saham ASII senilai Rp 258,7 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 252,9 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham RUIS tercatat 45.721 kali

-Saham BSBK tercatat 26.877 kali

-Saham BBRI tercatat 25.991 kali

-Saham BBCA tercatat 24.446 kali

-Saham DEWI tercatat 24.004 kali


Bursa Saham Asia pada 5 Januari 2023

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, 5 Januari 2023 seiring investor mengabaikan komitmen the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS terhadap suku bunga lebih tinggi untuk atasi inflasi.

Indeks Shenzhen naik 2,4 persen, sedangkan indeks Shanghai bertambah 1,03 persen. Indeks Hang Seng melonjak 1,6 persen. Penguatan indeks Hang Seng lebih rendah dari sesi sebelumnya seiring investor mencerna pembacaan lebih baik dalam indeks manajer pembelian layanan Caixin China pada Desember. Indeks manajer pembelian S&P Hong Kong indikasikan kemudahan dalam kontraksi sektor swasta.

Indeks Australia ASX 200 naik 0,66 persen. Di Jepang, indeks Nikkei bertambah 0,68 persen pada jam pertama perdagangannya. Sedangkan Topix bertambah 0,16 persen. Indeks Kospi naik 0,49 persen dan indeks Kosdaq naik tipis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya