Liputan6.com, Jakarta - Usai tragedi ledakan smelter milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara, yang menelan dua korban jiwa, Desember lalu, DPR RI mengusulkan untuk menangguhkan pengoperasian perusahaan smelter nikel tersebut.
Advertisement
Hal itu diungkap anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar, yang ikut serta dalam kunjungan spesifik Komisi VII DPR RI di PT GNI Morowali Utara, Rabu kemarin (4/1/2023).
"Kita mengusulkan untuk ditangguhkan sementara pengoperasian perusahaan PT GNI, terkait ledakan yang menelan korban jiwa, sampai adanya investigasi lebih lanjut," katanya dalam keterangan, Kamis (5/1/2023).
Dengan dihentikannya operasional PT GNI hingga ada investigasi, menurut Gunhar, akan menjadi perhatian bagi semua perusahaan pengolahan nikel lainnya, agar selalu mengedepankan keselamatan kerja.
"Jangan karena terlalu mengedepankan faktor keuntungan, membuat aspek teknis dan keselamatan kerja tidak diperhatikan," katanya.
Gunhar menambahkan, terkait terjadinya musibah kebakaran di PT GNI Morowali yang menelan dua korban jiwa, Komisi VII siap membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk menginvestigasi kejadian tersebut. Hal itu dilakukan, menurutnya untuk memastikan ditemukannya penyebab terjadinya musibah tersebut.
"Investigasi yang akan dilakukan Panja Komisi VII, nantinya diharapkan mampu membuka selebar-lebarnya sebab terjadinya kebakaran yang menelan korban jiwa," tegasnya.
Utamakan Keselamatan
Selain itu, Gunhar yang juga politisi PDI Perjuangan ini berharap investigasi yang dilakukan Panja Komisi VII dalam kasus kebakaran smelter PT GNI nantinya bisa menjadi pelajaran bagi PT GNI khususnya, dan seluruh perusahaan smelter lainnya, untuk mengutamakan keselamatan kerja serta meningkatkan kinerjanya.
"Selama proses investigasi, diharapkan PT GNI bisa terus membenahi aspek keselamatan kerja, dan meningkatkan performanya dalam proyek smelter nikel di Morowali Utara ini. Sehingga dapat berkontribusi maksimal dalam program hilirisasi," pungkasnya.
Advertisement