Liputan6.com, Jakarta Bagi Amir Nurdin bunga krisan bukan hanya menjadi sebuah tanaman, tapi juga penghasil pundi-pundi rupiah. Bahkan bisnisnya ini bisa sampai membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Di Cianjur, Jawa Barat, Amir membuka perkebunan bunga krisan yang kemudian menjadi peluang bisnisnya. Pekerjaan ini tak asing baginya karena ayah Amir sudah menjadi petani dan mendidiknya sedari kecil.
Advertisement
“Dari dulu memang saya bertani. Dari didikan masa kecil. Ayah kebetulan petani terus dari kecil juga sudah dibimbing dari segi pertanian bagaimana cara bertani sayuran, menanam sayuran, menanam macam-macam sayura,” cerita Amir kepada tim Berani Berubah.
Dia bercerita, untuk memulai bisnis kebun krisan ini hal pertama yang harus diketahui adalah mengenai kondisi pasar. “Terus komitmen tentang harga. Barulah di situ kita perkembangan. Mulai perkembangan setelah ada perjanjian terus pasarnya sudah jelas, barulah kita di situ bisa mengembangun 1 gh, 2 gh, 3 gh."
Tak Pantang Menyerah
Bermula sejak 2017, saat itu Amir mulai belajar mengenal bunga krisan terlebih dahulu. Kemudian dia memberanikan diri untuk membangun greenhouse dengan modal yang dimilikinya. Namun sayangnya, kebun bunga krisannya mengalami gagal panen.
“Tahun 2017 saya belajar mulai belajar mengenal bunga krisan terus saya coba-coba membangun gh, satu greenhouse (gh) saja dulu. Kebetulan ada modal sedikit-sedikit saya coba di situ cuman satu musim. Satu musim waktu itu kebetulan gagal. Gagal panen karena di waktu itu kebetulan musim hujan,” dia bercerita.
Kata dia, ada banyak penyakit yang menyerang bunga krisan ketika musim hujan datang. Meski demikian, Amir terus berupaya dan tidak pantang menyerah meneruskan bisnisnya tersebut.
“Nah, di situ saya mulai mengetahui tentang bagaimana cara penanggulangan di musim hujan. Ternyata cukup sulit juga. Ya, sedikit sedikit dipelajari tentang bagaimana cara menanggulangi hama dan penyakit di bunga krisan,” tutur dia.
Membuka Lapangan Pekerjaan
Berkat jerih payahnya, Amir mampu bangkit dari kegagalan tersebut. Alhasil di musim kedua Amir pun berhasil panen.
“Alhamdulillah berhasil ternyata memang di bunga krisan hasilnya juga cukup lumayan dan alhamdulillah di sini greenhouse atau tempat yang buat menanam bunga krisan juga tambah banyak. Juga dari warga-warga juga karena banyak membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar,” tutur dia.
Seperti salah satu petani bunga krisan Yana Mulyana. Dia bersyukur pekerjaannya ini mampu memenuhi segala kebutuhannya. Bahkan dia ingin membangung greenhouse sendiri.
“Alhamduillah membantu buat beli ini itu semua kebutuhan. Dulu saya bekerja sebagai petani dididik dari kecil. Sama seperti petani yang lainnya saya juga ingin membangun gh seperti yang lain juga,” kata Yana.
Berhasil Jual ke Luar Kota
Sementara itu, untuk segi pemasaran, Amir mengungkapkan bahwa di tahun 2017 pemasarannya sekitar 7.000-8.000. Kemudian mulai 2021 tepatnya setelah pandemi baru ada kenaikan sampai 9.000-10.000.
“Alhamdulillah sekarang kita sudah mulai ke luar pulau Jawa, seperti Bali dan Manado, terus ke Lampung. Itu sudah mulai di atas 10.000,” ungkap Amir.
Untuk promosinya sendiri, sebelumnya Amir tidak menggunakan internet. Namun, kini bisnisnya tersebut telah dikenalkan melalui beberapa platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp Group. Alhasil bisnisnya ini pun mulai dikenal oleh banyak orang, seperti diungkapkan salah satu pembeli bunga krisan Amir bernama Dedi Setiawan.
“Saya kebetulan ngga berjauhan lokasinya karena saya ada mitra atau teman yang direkomendasikan ada petani yang luar biasa istilahnya dari segi produksinya hasilnya bagus,” kata Dedi.
Berdasarkan pengalamannya ini, Amir berpesan kepada anak muda agar jangan malu untuk mulai berbisnis.
“Untuk kawula muda jangan malu untuk menjadi petani bunga krisan. Kita harus kreatif, semangat, dan berani berubah!” pungkasnya.
Kisah ini pasti menjadi inspirasi agar lebih semangat dan pantang menyerah. Karena itu, mari ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com.
Advertisement