Resensi Film Mindcage: Gagal Jadi Drama Krimimal yang Mencekam dan Mencengkeram Nyali Penonton

Film Mindcage karya sutradara Mauro Borrelli dengan bintang Martin Lawrence, Melissa Roxburgh, dan aktor peraih dua nominasi Oscar, John Malkovich.

oleh Wayan Diananto diperbarui 05 Jan 2023, 22:43 WIB
Poster film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Saat ulasan ini disusun, film Mindcage masih berada di deret up coming alias coming soon Cinema XXI. Tampaknya, ia masuk kategori timeless. Diperkenalkan kepada awak media Desember 2022, Mindcage masih belum tayang untuk umum.

Padahal, film ini diperkuat para bintang kondang. Martin Lawrence dikenal publik lewat trilogi Bad Boys dan Big Momma’s House. John Malkovich adalah peraih dua nominasi Oscar lewat Places in the Heart dan film action dahsyat, In The Line of Fire.

Melissa Roxburgh juga bukan aktris kemarin sore. Star Trek Beyond, buktinya. Namun pertemuan tiga bintang ini jika tidak dibekali naskah yahud tak akan menghasilkan sesuatu yang gereget. Mindcage tipe film seperti itu.

Berikut resensi film Mindcage. Belum diketahui kapan film ini akan tayang di bioskop Indonesia. Simpan saja ulasan ini sebagai modal jika sewaktu-waktu ia dirilis untuk publik.

 


Tentang Jake Doyle

Martin Lawrence sebagai Jake Doyle dalam film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Dikisahkan, Jake Doyle (Martin Lawrence) dan Mary Kelly (Melissa Roxburgh) melacak keberadaan pembunuh berantai yang mengeksekusi korban dengan cara aneh. Korban dibunuh lalu dirias layaknya peserta karnaval mode.

Kulitnya diawetkan, didandani kostum, kemudian dipajang di tempat-tempat tak terduga. Ada yang dipasang di gereja, kereta api, hingga museum. Insiden ini membuat Sheriff Owings (Robert Knepper) ikut pusing.

Muncul ide gila melacak pelaku lewat investigasi bersama napi Arnaud Leferve (John Malkovich) alias The Artist. Diduga kuat, aksi pembunuh berantai ini mengikuti pola Arnaud Leferve yang kini menanti hukuman mati.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


The Silence of The Lambs

John Malkovich sebagai Arnaud Leferve dalam film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Tanpa bermaksud membandingkan, harus diakui Mindcage mengingatkan kita pada The Silence of The Lambs (1991). Interaksi The Artist dengan Mary Kelly setipe dengan Clarice Starling (Jodie Foster) dan Dr. Hannibal Lecter (Anthony Hopkins).

Tak ada salahnya dengan ini, namun Mindcage menyisakan terlalu banyak catatan. Pertama, production value film ini terasa low. Set lokasi, tata artistik hingga properti yang menjadi “dunia” bagi para tokoh terasa murah dan kurang meyakinkan.

 


Konflik Tanpa Gereget

Melissa Roxburgh sebagai Mary Kelly dalam film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Kedua, konflik tanpa gereget. Ketegangan cenderung datar. Detail kejahatan mengabaikan nalar penonton. Memajang korban pembunuhan di ruang publik seperti kereta, gereja, dan museum tanpa ketahuan petugas keamanan atau awam bikin kami bertanya-tanya: Kok bisa?

Bahkan, insiden memasang mayat di ruang utama museum hanya dijelaskan dengan dalih bahwa saat tersangka beraksi, kamera CCTV di TKP mati selama 5 jam. Yang ini pun tak serta merta bisa membuat penonton maklum. Tapi, ya sudahlah ya.

 


Penyelesaian yang Mengkhianati

Salah satu adegan film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Ketiga, penyelesaian film ini mengkhianati visi “besar” yang susah payah dibangun di awal. Cenderung menyederhanakan persoalan demi menjemput titik akhir. Kondisi ini diperburuk interaksi antarkarakter yang terkesan ala kadarnya.

Mindcage sejatinya menandai kali pertama Martin Lawrence tampil di genre nonkomedi dalam sejarah kariernya. Jake Doyle di tangan sang aktor sebenarnya mengundang empati. Hanya, ia terjebak dalam “sistem” yang membuat katakter ini gagal bersinar.

 


Performa John Malkovich

Salah satu adegan film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Satu-satunya yang tampil lumayan adalah John Malkovich dan transformasinya sebagai Arnaud Leferve. Kehadirannya di layar membuat penonton berdesir, penuh curiga, dan bertanya-tanya motivasi apa yang disimpan hingga mau membantu Mary Kelly.

Dengan raut wajah penuh kerutan plus rambut putih gondrong, tergambar jelas hawa depresi berikut masa lalu kelam yang disangga karakter penuh teka-teki ini. Misteri bisa dijaga hingga babak akhir. Hanya, jalan menuju ke ending kelewat datar. Minim kejutan.

 


Dicerca Kritikus

Salah satu adegan film Mindcage. (Foto: Dok. Boomtown Media Partners/ IMDb)

Mindcage dicerca para kritikus. Kami jadi maklum kenapa film ini kurang disambut. Nasib Mindcage berakhir dengan perilisan terbatas di bioskop dan didistribusikan lewat sistem video on demand. Mauro Borrelli adalah penggagas cerita sekaligus sutradara film ini.

Konsepnya bagus. Sayang, eksekusi dalam bentuk naskah detail dan pengadeganan tak berhasil melahirkan sesuatu yang mencekam dan mencengkeram nyali penonton. Ia malah terkurung dalam sangkar visi besar sang sutradara.

 

Pemain: Martin Lawrence, Melissa Roxburgh, John Malkovich, Robert Knepper, Jacob Grodnik, Aiden Turner

Produser: Daniel Grodnik, Mitchell Welch

Sutradara: Mauro Borrelli

Penulis: Reggie Keyohara III, Story by Mauro Borrelli

Produksi: Boomtown Media Partners, Bondit Media Capital, Head Gear Films, Metrol Technology

Durasi: 1 jam, 36 menit

 

Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya