Garap Pasar Lebih Besar, Tesla Siapkan Mobil Listrik di Bawah Rp 1 Miliar

Perusahaan milik Elon Musk ini tengah menyiapkan varian Model Y dengan harga yang lebih terjangkau

oleh Arief Aszhari diperbarui 06 Jan 2023, 16:12 WIB
Tesla Model Y memasuki pasar Amerika Serikat dengan harga mulai USD39 ribu. (Tesla)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla menjadi salah satu pabrikan yang menawarkan beragam kendaraan listrik, dengan harga yang cukup mahal. Namun, jenama asal Amerika Serikat ini mulai memikirkan untuk menghadirkan model ramah lingkungan dengan harga yang lebih terjangkau.

Disitat dari Carscoops, perusahaan milik Elon Musk ini tengah menyiapkan varian Model Y dengan harga yang lebih terjangkau. Hal tersebut, bertujuan untuk memperluas pasar konsumen mobil listrik yang lebih luas secara global.

Harga dasar untuk Model Y terbaru ini, akan berada di kisaran US$61.990 atau setara dengan Rp 968 jutaan.

Namun, dari sisi jarak tempuh akan dikurangi dari versi sebelumnya, yaitu 303 mil. Selain itu, Model Y versi harga terjangkau ini akan dibekali sel baterai 4680 terbaru milik Tesla.

Secara target pasar, Model Y terbaru ini disiapkan untuk membidik jangkauan pasar lebih luas dari varian dasar yang ada sebelumnya. Meski demikian, perusahaan otomotif milik Elon Musk itu tetap mempertahankan sistem penggerak All Wheel Drive (AWD) motor ganda.

Jika Tesla benar-benar menghadirkan Model Y versi murah ini, maka akan menjadi pesaing ketat dari model lain seperti Kia EV6, Mustang Mach-E, dan Hyundai Ioniq.


Tesla Didenda Rp 34 Miliar Gara-Gara Pasang Iklan Palsu

Tesla kembali tersandung masalah, dan harus membayar denda US 2,2 juta atau setara Rp 34 miliar di Korea Selatan. Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini, ditenggarai memasang iklan palsu.

Disitat dari Carscoops, Kamis (5/1/2023) regulator Korea Selatan, melalui Korea Fair Trade Commision (KFTC) sebagai pengawas antimonopoli Negeri Ginseng menyatakan Tesla telah melebih-lebihkan jarak tempuh dan pengisian daya mobil listriknya.

Tidak hanya itu, KTFC juga menuding perusahaan milik Elon Musk ini telah melakukan kebohongan atau melebihkan terkait promosi penghematan dana penggunaan model listriknya dibanding merek lain.

Sementara itu, menurut pernyataan KFTC, Tesla terlalu optimistis tentang jarak tempuh mobilnya dengan sekali pengisian daya, penghematan biaya bahan bakar dibanding dengan mobil konvensional atau bensin, serta kinerja supercharger untuk pasar Korea Selatan.

Sebelumnya, KFTC pada Februari 2022 lalu telah mendorong Tesla untuk menambahkan informasi yang tidak bisa dilihat di website resmi perusahaan di Korea Selatan.

Padahal, di negara lain, calon konsumen bisa melihat terkait informasi yang dibutuhkan tersebut. Pasalnya, dalam investigasi yang dilakukan oleh KFTC, mobil listrik Tesla ini bisa turun performnya sebanyak 51 persen saat berada di kondisi cuaca yang dingin.

Infografis 6 Pasal Sorotan UU Cipta Kerja (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya