Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ikut buka suara mengenai rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan melakukan perombakan (reshuffle) kabinet Indonesia Maju.
Zulkifli Hasan mengatakan, rencana tersebut merupakan hak prerogatif presiden. Tugasnya saat ini masih fokus terhadap stabilitas harga pangan, khususnya cabai.
Advertisement
"Itu bukan urusan Menteri Perdagangan, itu urusan Istana. Saya ngurusin cabai aja deh,” ujar Zulkifli di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (6/1/2022).
"Urusin cabai, bawang, gula pasir, telur ayam, daging ayam. Saya ngurus ibu-ibu dulu. Kalau ibu-ibu udah nggak ada ngeluh, baru kita tenang,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat ditanya soal isu reshuffle kabinet saat kunjungannya ke Riau, Kamis (5/1). Orang nomor satu di republik ini menjawab pertanyaan itu dengan singkat.
"Besok ya, besok," ujar Jokowi tersenyum saat kunjungan ke Kota Dumai, Riau.
Saat ditanya apakah reshuffle kabinet akan dilakukan pada Jumat (6/1) besok, Jokowi justru menjawab dengan candaan.
"Bisa Jumat, bisa Senin, bisa Selasa, bisa Rabu," ucap Jokowi sambil tersenyum kembali.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Mencuat, Akankah Ganggu Ekonomi?
Isu reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencuat kembali di awal 2023. Kali ini santer beredar kabarnya adalah posisi menteri dari Partai Nasdem.
Ekonom dari Indonesia Strategic and Economict Action Institution Ronny P Sasmita menyebut pergantian posisi menteri akan berpengaruh ke geliat ekonomi. Hal itu terjadi jika posisi menteri yang bersinggungan langsung ke ekonomi lah yang nantinya diganti Jokowi.
Jika merujuk pada isu yang beredar, maka ada 3 posisi menteri yang ditempati oleh kader Nasdem. 2 diantaranya berpengaruh langsung ke ekonomi, yakni posisi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.
"Kalau reshuffle terjadi pada pos kementerian yang terkait dengan ekonomi, tentu berpengaruh. Karena beda menteri bisa beda visi-misi dan kepentingan ekonominya, yang akhirnya berpeluang untuk mengeluarkan kebijakan berbeda pula," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (5/1/2023).
Advertisement
Nuansa Politik
Dari pandangan Ronny, reshuffle kali ini sarat dengan nuansa politis. Dia mengamini kalau belakangan santer dikabarkan perkaranya adalah perbedaan visi politik antara Nasdem dan anggota koalisinya.
"Jika reshufle kali ini berarti mengganti menteri-menteri dari Nasdem, maka jika pos kementerian pertanian, yang notabene dihuni oleh kader Nasdem, diganti, banyak sedikitnya akan berpengaruh (terhadap ekonomi)," katanya.
"Misalnya soal impor komoditas pertanian. Kementan dikabarkan menolak melakukan impor beras karena menurut data dari mereka, hasil panen padi nasional masih mencukupi. Sementara menurut Kemendag, malah sebaliknya. Sehingga keputusan impor akhirnya diambil," ujar Ronny menjelaskan.
Dia memandang, jika itu dilakukan, maka akan diganti oleh sosok yang dinilai akan sejalan dengan kebijakan impor yang diambil. Hal ini terlepas dari partai mana sosok penggantinya nanti.