Saham SOUL Anjlok 10 Persen pada Perdagangan Perdana di BEI

Saham SOUL dibuka naik Rp 2 ke posisi Rp 112 per saham dari harga awal Rp 110. Kemudian berbalik arah melemah.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jan 2023, 11:05 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) resmi tercatat dengan kode emiten SOUL di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat, 6 Januari 2023. Lantas, bagaimana laju saham SOUL pada perdagangan perdana?

Mengutip data RTI, saham SOUL dibuka naik Rp 2 ke posisi Rp 112 per saham dari harga awal Rp 110. Harga saham SOUL berada di posisi Rp 99 atau anjlok 10 persen pada pukul 09.16 WIB. 

Saham SOUL berada di level tertinggi Rp 112 dan terendah Rp 99 per saham. Total frekuensi perdagangan 497 kali dengan volume perdagangan 3,23 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 322,45 juta.

Sebelumnya, PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL), perusahaan ini bergerak di bidang usaha air minum dalam kemasan menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) senilai Rp 110.

Mengutip laman e-ipo, Senin, 2 Januari 2023, Mitra Tirta Buwana melepas saham sebanyak-banyaknya 270 juta saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya 24,94 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Adapun, harga penawaran tersebut Rp110 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup calon emiten ini sebanyak Rp29,7 miliar.

 Tak hanya itu, bersamaan dengan penawaran umum, Mitra Tirta Buwana berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 67,5 juta waran seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak 8,31 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.

 


Penerbitan Waran

Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang empat saham baru Perseroan berhak memperoleh 1 waran seri I di mana setiap 1 waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 1 tahun.

Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kedaluwarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa berlaku Waran Seri I tidak dapat diperpanjang lagi. Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp6,75 miliar.

Mitra Tirta Buwana menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Wanteg Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Sementara itu, hasil dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sebesar Rp 5 miliar atau sebesar 16,83 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pabrik baru pengolahan air mineral yang terletak di Jl Palagan, Gondanglutung, Donoharjo, Ngaglik Sleman, dari tahap persiapan hingga penyelesaian dengan total keseluruhan luas bangunan pabrik seluas 1.200 meter persegi yang terdiri dari dua lantai.

 

 


Fasilitas Pabrik

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tanah yang akan dibangun pabrik tersebut akan disewa oleh Perseroan untuk 20 tahun ke depan. Atas pengerjaan bangunan fasilitas pabrik baru tersebut, Perseroan telah menunjuk kontraktor yakni PT Eka Jaya Putra dengan total pengerjaan berdasarkan RAB sejumlah kurang lebih Rp6,69 miliar.

Fasilitas pabrik tersebut dibutuhkan oleh Perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai 3 juta item produk siap jual yang terdiri atas Galon, Botol 330ml, Botol 600ml, Botol 1.500ml, cup 240ml, cup 120ml per tahun.

Perseroan merencanakan membangun pabrik tersebut dimulai saat diterimanya dana dari IPO dan akan diperkirakan membutuhkan waktu selama 270 hari dimulai dari Januari 2023-September 2023.

Selain itu, dana IPO juga akan digunakan Rp3,5 miliar untuk pembelian mesin dan fasilitas produksi serta kendaraan dalam rangka distribusi produk-produk Perseroan. Dalam rangka pengembangan usaha yang akan dilaksanakan oleh Perseroan.


Pengembangan Pabrik

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan berencana untuk menambah beberapa mesin produksi dan kendaraan berdasarkan Surat Penawaran dari Bintang Pratama tertanggal 1 Juni 2022 diberikan kepada Perseroan. Bintang Pratama merupakan pihak ketiga dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan total keseluruhan transaksi Rp 4,95 miliar.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Modal kerja Perseroan akan digunakan oleh Perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi air minum dalam kemasan (AMDK) berupa penambahan produksi air mineral yakni untuk pembelian bahan baku langsung dan bahan pendukung.

Kemudian biaya overhead pabrik, pembayaran upah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja pembantu, pembayaran keperluan administrasi kantor pusat, biaya perizinan, biaya distribusi, biaya pemasaran, biaya promosi, biaya iklan serta biaya penjualan Perseroan.

Sedangkan penggunaan waran seri I Perseroan akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan yakni untuk pembelian bahan baku langsung dan bahan pendukung, biaya overhead pabrik, pembayaran upah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja pembantu, pembayaran keperluan administrasi kantor pusat, biaya perizinan, biaya distribusi, biaya pemasaran, biaya promosi, biaya iklan serta biaya penjualan Perseroan.

 Apabila dana hasil IPO tersebut tidak mencukupi untuk membiayai rencana penggunaan dana, sumber lain yang menjadi alternatif adalah pinjaman kepada pihak ketiga atau dari dana internal Perseroan.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya