Liputan6.com, Bangkalan Tiap kali mendengar suara sepeda motor lewat depan rumahnya, Melati (bukan nama sebenarnya), bocah Madura, didera rasa takut luar biasa. Dia akan bersembunyi atau berlindung dipelukan orang tuanya.
Baca Juga
Advertisement
Trauma yang dialami bocah 9 tahun di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur ini, setelah mengalami kekerasan seksual pada 24 Desember 2022 lalu.
Siswi kelas II sekolah dasar itu, kini mendapat pendampingan khusus dari Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KBP3A) kabupaten Bangkalan untuk pemulihan traumanya.
"Jadi setiap dengan suara motor lewat, dia ketakutan, karena pelaku menggunakan motor," kata Kepala Dinas KBP3A kabupaten Bangkalan Amina Rachmawati, Jumat (6/1/2023).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kronologi
Sabtu petang, 24 Desember 2022, di tengah jalan menuju langgar untuk mengaji, Melati bertemu seorang pria yang memaksanya ikut dengannya. Ia sempat menolak karena tak kenal.
Meski ditolak, pria itu terus memaksa dan akhirnya Melati pun ikut ke sebuah tempat. Dan terjadilah tindakan asusila itu.
Menurut catatan Dinas KBP3A Bangkalan, pelecehan yang dialami Melati menjadi kasus paling memprihatinkan di Bangkalan, karena pada kasus lain rata-rata usia korbannya di atas 9 tahun.
Amina Rachmawati mengatakan saat ini orang tua korban juga mengalami trauma setelah apa yang menimpa melati, sehingga juga membutuhkan pendamping khusus.
"Saya sebagai seorang ibu juga tidak kuat, ini kejahatan berat karena merenggut masa depan anak bangsa, pelaku harus dihukum berat, agar ada efek jera," ungkap dia.
Kasus dugaan pelecehan yang dialami Melati, kini telah ditangani Satreskrim Polres Bangkalan.
Menurut Kasatreskrim AKP Bangkit Dananjaya polisi masih menyelidiki kasus itu. Termasuk telah melakukan visum kepada korban dengan hasil tidak ditemukan luka di tubuh korban.
"Laporan sudah kami terima, masih kami lakukan penyelidikan," ungkapnya saat dikonfirmasi, Jum'at (6/1/2023).
Advertisement