Liputan6.com, Jakarta - Aktor Noah Schnapp yang terkenal lewat seri Stranger Things mengaku dirinya sebagai gay. Pemuda berusia 18 tahun itu come out melalui TikTok.
Schnapp berkata dirinya mirip dengan tokoh bernama Will Byers yang ia perankan di Stranger Things. Tokoh Will juga mengaku sebagai gay menjelang akhir season 4 dari seri tersebut.
"Saya kira saya lebih mirip dengan Will dari yang dulu saya pikirkan," ujar Noah Schnapp di TikTok, dikutip Jumat (6/1/2022).
Baca Juga
Advertisement
Noah Schnapp berkata sudah bilang kepada keluarga dan teman-temannya mengenai orientasi seksualnya. Mereka tidak kaget atas pengakuan Noah.
Klip TikTok tersebut sudah ditonton hingga 37 juta kali dan mendapat 7,8 juta likes. Akun resmi Netflix di TikTok memberikan dukungan kepada Schnapp dengan memberikan simbol hati.
Terkait Stranger Things, Noah Schnapp juga menegaskan bahwa karakternya memang gay, meski dulu ia menghindari pernyataan tersebut. Pada wawancara bersama Variety, Noah berkata tidak ingin memberikan spoiler ke para penonton.
Stranger Things akan berakhir pada season 5, namun belum diketahui kapan tanggal rilisnya. Saat ini, Noah Schnapp adalah mahasiswa dari Wharton School.
Sebelum bermain Stranger Things, Noah Schnapp pernah membintangi film Bridge of Spies dan The Peanuts Movie. Ia menjadi pengisi suara dari Charlie Brown yang memelihara anjing Snoopy.
Popularitas Stranger Things di Netflix
Sebelumnya dilaporkan, meski ada menurunnya jumlah pelanggan, pendiri Netflix Reed Hastings, masih optimistis terhadap platform streaming-nya tersebut. Ia juga memberikan terima kasihnya kepada musim terbaru dari Stranger Things.
Menurut Co-CEO Netflix itu pada hari Selasa pekan ini, setelah pengumuman hasil kuartal kedua (Q2) tahun 2022 perusahaan, streaming bekerja dimana-mana, dengan semua orang masuk ke dalamnya.
"Ini jelas merupakan akhir dari TV linier selama lima hingga 10 tahun ke depan, jadi sangat menguat pada streaming," kata Hastings seperti dikutip dari Deadline pada Juli 2022.
Di Q2 2022, Netflix mencatatkan 1,3 miliar jam tayang untuk bagian pertama musim keempat Stranger Things. Inilah yang membuat Hastings memuji serial tersebut, musim terakhir Ozark dan "banyak judul, banyak tontonan" lainnya.
"Jika ada satu hal yang mungkin kami katakan Stranger Things," kata Reed Hastings seperti mengutip Comicbook.com.
Meski dianggap cukup membantu dalam hal penonton, Co-CEO Netflix Ted Sarandos, juga menyebut Stranger Things memiliki dampak finansial yang signifikan karena pandemi.
"Acara itu, khususnya, terpengaruh sebanyak apapun (oleh COVID) karena para pemain muda, dan ukuran dan ruang lingkup produksi, dan beberapa lokasi tempat kami syuting," kata Sarandos.
"Itu adalah beban yang sangat mahal untuk menanggungnya," ujar Sarandos yang juga Chief Content Officer dari Netflix tersebut.
Advertisement
Terdampak Pandemi
Sarandos mengatakan, pemicu dari pembagian musim jadi dua bagian adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi, serta banyak yang terhenti karena penghentian awal produksi.
Selain itu, para pemeran juga harus sangat berhati-hati untuk kembali syuting lebih awal karena Covid-19.
"Jadi itu lebih berdampak secara finansial daripada banyak proyek kami yang lain. Jika Anda melakukannya lagi, Anda bahkan mungkin mendapatkan beberapa episode tambahan darinya," kata Sarandos.
Netflix sendiri mengungkapkan bahwa pada Q2 2022, mereka kehilangan hampir satu juta pelanggan atau tepatnya 970 ribu. Ini jauh lebih banyak ketimbang Q2 2022 dengan penurunan 200 ribu pelanggan.
Meski begitu, angka ini dinilai masih lebih baik oleh perusahaan, dibandingkan perkiraan mereka yang mencapai dua juta.
"Kami berbicara tentang kehilangan satu juta alih-alih kehilangan dua juta, jadi kegembiraan kami diredam oleh hasil yang tidak terlalu buruk, kata Hastings dari markas besar di California Utara.
"Sulit dalam beberapa hal kehilangan satu juta dan menyebutnya sukses, tapi sebenarnya kami sudah mempersiapkan diri dengan sangat baik untuk tahun depan," imbuhnya.
Netflix Mulai Razia Pengguna Berbagi Password pada Awal 2023
Netflix berencana untuk merazia para pengguna yang berbagi password mulai awal 2023, berdasarkan laporan terbaru dari The Wall Street Journal.
Netflix menyebutkan, ada 100 juta pengguna layanan berbagi password dari teman atau anggota keluarga.
Sejak menerbitkan laporan perusahaan pada Juli 2022, Netflix diketahui telah kehilangan 970.000 pelanggan pada Q2 2022.
Sadar mulai kehilanggan jumlah pelanggan untuk pertama kalinya dalam 10 tahun dan merugi, CEO Netflix Reed Hasting memutuskan untuk bertindak.
Berbagai rencana pun langsung diramu untuk mendapatkan kembali jumlah pelanggan, dan salah satunya dengan menindak pengguna berbagi password Netflix.
Masih belum jelas bagaimana caranya Netflix merazia pengguna berbagi password ini, dan kita baru tahu secara pasti pada 2023 mendatang.
Mengutip laman Help Center Netflix pada akhir Desember lalu, perusahaan mengatakan satu akun hanya bisa berbagi password dengan mereka yang tinggal bersama.
"Untuk menegakkan aturan tersebut, Netflix akan memantau alamat IP Pengguna, ID perangkat, dan aktivitas di akun," tulis perusahaan.
Diketahui, perusahaan telah menguji pembayaran tambahan bilamana pengguna ingin berbagai password dengan orang lain di beberapa negara Amerika Latin.
Adapun biaya yang dikenakan per akun tambahan adalah sekitar USD 3 atau Rp 31 ribuan.
Selain itu, perusahaan juga berencana untuk menurunkan harga berlangganan denga dukungan iklan bagi pelanggan yang ingin tetap berbagi password tetapi tidak tinggal bersama.
Perusahaan menyebutkan, razia berbagi password ini akan dilakukan secara bertahap untuk melihat bagaimana reaksi dari pengguna Netflix.
Advertisement