Liputan6.com, Tebing Tinggi Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) melalui Sentra "Bahagia" di Medan memberikan alat bantu dengar kepada 36 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) disabilitas rungu di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut).
Tidak hanya Kota Tebing Tinggi, terdapat juga PPKS yang berasal dari beberapa daerah di Sumut. Seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Batubara, dan Kota Pematangsiantar.
"Senang sekali, sekarang suara kereta (sepeda motor) pun udah bisa terdengar," kata AP (22 tahun) yang tampak haru. Salah satu penerima alat bantu dengar yang berasal dari Kabupaten Batubara, Jumat (6/1/2023).
Baca Juga
Advertisement
AP telah mengalami gangguan pendengaran sejak lahir, dan merasa sangat terbantu karena bisa mendengar setelah 22 tahun lamanya.
"Terima kasih, karena sudah ngasi alat bantu dengar ini," tambah AP.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Disebabkan Berbagai Faktor
Berdasarkan keterangan dari beberapa PPKS, diketahui berbagai faktor yang menjadi penyebab gangguan pendengaran mereka, diantaranya bawaan lahir, sakit demam semasa balita, dan kecelakaan.
Sebelumnya kegiatan yang terlaksana atas kerja sama Sentra "Bahagia" dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas ini juga telah memberikan alat bantu dengar bagi disabilitas rungu di Kota Medan.
Di Ibu Kota Provinsi Sumut, alat bantu dengar bagi disabilitas rungu yang diberikan berjumlah 16 orang dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2022.
Disamping alat bantu dengar, Sentra "Bahagia" juga memberikan ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) pemenuhan kebutuhan hidup layak berupa sembako kepada seluruh PPKS.
Advertisement
Kinerja Kemensos untuk Penyandang Disabilitas Sepanjang 2022
Kemensos RI pada Selasa, 3 Januari 2023, menjabarkan kinerjanya sepanjang 2022, termasuk dalam penanganan masalah yang dihadapi penyandang disabilitas.
Selama 2022, kementerian ini telah mengupayakan adanya inovasi teknologi yang diterapkan untuk pemenuhan kebutuhan penyandang disabilitas. Upaya ini dilancarkan dalam gerakan Indonesia Melihat, Indonesia Mendengar, dan Indonesia Melangkah.
Beberapa contoh hasil pengembangan teknologi untuk penyandang disabilitas meliputi kursi roda elektrik, motor niaga roda tiga, tongkat adaptif disabilitas netra, dan lain sebagainya.
Sepanjang 2022, telah didistribusikan alat bantu kepada 1.145 pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) dengan nilai bantuan Rp 3.465.849.824 untuk program Indonesia Mendengar.
Sedangkan, untuk Indonesia Melihat menjangkau 2.116 PPKS dengan nilai Rp23.393.366.000. Dan Indonesia Melangkah menjangkau 6.960 PPKS dengan nilai Rp 10.138.310.459. Dengan demikian, total alat bantu telah menjangkau 9.229 PPKS dengan total bantuan Rp 36.997.526.283.
Dalam forum the High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-APDPD) di Jakarta, kebijakan Kemensos dalam pemenuhan kebutuhan penyandang disabilitas mendapatkan pujian. HLIGM-APDPD menyepakati Jakarta Declaration.
Salah satu perhatian terhadap penyandang disabilitas di tengah ancaman bencana hidrometeorologi, Kemensos menyiapkan Difabel Relawan Tanggap Bencana (Difagana).
Kemensos menginstruksikan kepada jajarannya, termasuk unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk menggencarkan pembebasan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari pemasungan.
Kepada masyarakat, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerukan agar tidak ada lagi pemasungan. Selain melanggar hak-hak mereka sebagai manusia, ODGJ juga bisa disembuhkan.
"Saya minta tidak ada lagi pemasungan. Penderita gangguan jiwa bisa disembuhkan dengan minum obat secara teratur," kata Risma mengutip keterangan pers.
Memperkuat Lingkungan Inklusif
Risma pun menekankan pentingnya memperkuat lingkungan inklusif, yang memberikan kesempatan sama bagi penyandang disabilitas meraih kemandirian dan kesejahteraan.
Hal itu sejalan dengan prinsip no one left behind dan tema Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2022, yakni "Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif yang Berkelanjutan".
Penerapan inovasi tidak hanya dipahami dalam konteks rekayasa teknologi, tapi juga dalam implementasi program.
Dalam program perlindungan sosial selama tanggap darurat, Kemensos tidak hanya menyalurkan bantuan logistik. Melalui UPT dan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kemensos meningkatkan pelayanan kepada pengungsi dengan menyediakan palet, dan membangun instalasi air bersih.
Di lokasi gempa Cianjur, Kemensos memberikan pelatihan vokasional kepada para pengungsi. Di antaranya, keterampilan memasak dalam program "dapur kreasi", menganyam, membuat batu bata untuk para pria, dan sebagainya.
Di penghujung masa tanggap darurat, jajaran Kemensos mendirikan Cafe Kreasi. Café ini dibuat sebagai bekal para pengungsi agar mandiri secara ekonomi pasca-gempa.
Advertisement
Penanganan Kemiskinan
Selain upaya terkait pemenuhan hak disabilitas dan bencana, selama dua tahun terakhir, Kemensos terus mengerjakan tugas utama dalam penanganan kemiskinan.
Berbagai program dan kebijakan Kemensos diarahkan untuk mendorong pemulihan perekonomian terutama dengan menjaga dan memperkuat daya beli masyarakat miskin dan rentan.
Di bawah arahan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Kemensos mengimplementasikan berbagai kebijakan mempercepat penanganan kemiskinan.
Ada 2 strategi utama Kemensos dalam mengakselerasi penanganan kemiskinan di Indonesia, yakni mendorong peningkatan pendapatan dan mengurangi pengeluaran masyarakat miskin dan rentan.
Risma menjelaskan strategi meningkatkan pendapatan dilakukan dengan menghidupkan "mesin kedua" di keluarga (bisa ibu atau bapak).
Caranya, dengan memberikan kesempatan kerja atau meningkatkan kemampuan kewirausahaan bagi "mesin kedua".
"Dengan demikian, dalam keluarga tersebut, pasangan suami istri sama-sama memiliki kegiatan produktif," kata Mensos Risma.
Akses Kerja Kelompok Marjinal
Untuk meningkatkan pendapatan, Kemensos memberikan akses ke dunia kerja bagi kelompok marjinal, yakni pemulung, gelandangan, dan pengemis.
Di bawah pembinaan sentra milik Kemensos, mereka diberi pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan. Seperti pelatihan kuliner, budidaya ikan, pengelolaan sampah, budidaya tanaman hidroponik, ternak ayam, dan sebagainya.
Risma menginstruksikan semua sentra untuk mendirikan Sentra Kreasi Atensi (SKA), yaitu wadah bagi para PPKS yang sudah mendapatkan pelatihan di sentra untuk memasarkan hasil kreasinya, dengan mengelola warung, salon, kafe, laundry, galeri jahit, dan sebagainya.
Untuk mengurangi pengeluaran keluarga miskin, Risma akan terus melanjutkan kebijakan bantuan sosial (bansos).
"Untuk mengurangi beban ekonomi diterapkan kebijakan subsidi secara proporsional dan dengan bantuan sosial yang mencakup kebutuhan pokok (sembako), kesehatan, serta pendidikan," katanya.
Advertisement