Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu emiten baru, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut.
Sebelumnya, telah ada tiga bank pembangunan daerah yang tercatat di BEI. Tiga bank itu antara lain, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR), Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), dan Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Advertisement
Adapun BJBR mencatatkan saham perdana di BEI sekitar 8 Juli 2010. Perseroan memiliki kapitalisasi pasar Rp 14,15 triliun. Sementara itu, BJTM mencatatkan saham perdana pada 12 Juli 2012. Adapun kapitalisasi pasar saham BJTM Rp 10,59 triliun.
Lalu bagaimana gerak saham tiga bank pembangunan daerah (BPD) pada Jumat, 6 Januari 2023?
Mengutip data RTI, saham BJBR naik 0,37 persen ke posisi Rp 1.345 per saham. Saham BJBR dibuka stagnan di posisi Rp 1.340 per saham. Saham BJBR berada di level tertinggi Rp 1.345 dan terendah Rp 1.330 per saham. Total frekuensi perdagangan 477 kali dengan volume perdagangan 17.483 saham. Nilai transaksi Rp 2,3 miliar.
Lalu saham BJTM stagnan di posisi Rp 705 per saham. Saham BJTM dibuka stagnan Rp 705 per saham. Saham BJTM berada di level tertinggi Rp 710 dan terendah Rp 700 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.124 kali dengan volume perdagangan 35.050 saham. Nilai transaksi Rp 2,5 miliar.
Saham BEKS stagnan di posisi Rp 50 per saham. Saham BEKS berada di level tertinggi dan terendah Rp 50. Total frekuensi perdagangan 65 kali dengan volume perdagangan 73.808 saham. Nilai transaksi Rp 323 juta.
Dalam satu tahun terakhir (yoy), saham BJBR telah terkoreksi 0,83 persen, sedangkan BJTM terkoreksi 6 persen.
Kinerja Perseroan
Dari sisi kinerja, BJBR dan BJTM kompak cetak laba. Pada kuartal III 2022, BJBR membukukan laba Rp 2,2 triliun, tumbuh 23,3 persen yoy. Bersamaan dengan itu, BJB beserta anak perusahaan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen menjadi Rp 113,4 triliun yoy. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) BJB mencapai Rp 116,3 triliun didukung pertumbuhan dana murah.
Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 6,9 persen secara tahunan menjadi Rp 170,2 triliun. BJTM juga berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 1,51 persen yoy menjadi Rp 1,2 triliun per Septeber 2022.
Bank Jatim mencatatkan peningkatan total kredit yang tumbuh 6,83 persen per September 2022, dengan aset yang tercatat sebesar 98,48 triliun.
Berbeda dengan BJBR dan BJTM, hingga September 2022, BEKS masih mencatatkan rugi bersih Rp 126,07 miliar. Namun secara yoy, rugi itu susut 15,57 persen dari Rp 145,7 miliar.
Perbaikan ini sejalan dengan penyaluran kredit sampai dengan September 2022 yang naik 18,47 persen yoy menjadi sebesar Rp 3,65 triliun. Selain itu, pertumbuhan positif juga tercatat dari sisi Dana Pihak Ketiga yang naik 33,28 persen per September 2022 menjadi sebesar Rp 3,11 triliun.
Advertisement
IPO, Bank Sumut Bidik Dana Segar Rp 1,49 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun dari IPO.
Mengutip laman e-IPO, Kamis (5/1/2023), Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam rangka IPO.
Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Harga penawaran kepada masyarakat Rp150-Rp350 per saham. Dengan demikian, Bank Sumut akan meraih dana maksimal Rp 1,49 triliun.
Selain itu, Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak-banyaknya 58.695.900 saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.
Dana IPO
Adapun, sebanyak-banyaknya sebesar 2,64 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai penambahan modal untuk program alokasi saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (Management and Employee Stock Option Program atau MESOP) atau sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah pelaksanaan.
Dalam implementasinya, program ESA dan program MESOP atau sebanyak-banyaknya 259.798.300 saham.
Sementara itu, seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 80 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan guna mendukung ekspansi bisnis Perseroan termasuk kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.
Sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital, antara lain sekitar 10 persen belanja modal (capital expenditure/capex) termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.
Advertisement
Jadwal IPO
Sebelumnya, sekitar 10 persen operational expenditure berupa pengembangan jaringan ATM, pengembangan layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Perseroan menunjuk PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT UOB Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan dalam waktu mendatang.
Dengan demikian, para penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadapIPO Bank Sumut.
Jadwal
Perkiraan Masa Penawaran Awal : 5 – 18 Januari 2023
Perkiraan Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan : 30 Januari 2023
Perkiraan Masa Penawaran Umum : 1 - 3 Februari 2023
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 3 Februari 2023
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 6 Februari 2023
Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 7 Februari 2023