Menkes Budi Ungkap 2 Rahasia Sukses RI Urus COVID-19

Ada dua strategi jitu yang diterapkan Indonesia untuk menang melawan COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Jan 2023, 13:41 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai sesi 'Penyerahan DIPA dan Buku daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023' di Istana Negara Jakarta pada Kamis, 1 Desember 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta "Banyak negara rupanya bertanya, 'Bagaimana cara Indonesia sukses mengendalikan COVID-19?' Padahal, negara-negara lain di Amerika, Eropa, dan beberapa negara di kawasan Asia masih terjadi kenaikan COVID-19, bahkan lonjakan kasus yang dipengaruhi penyebaran varian virus Corona.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan keberhasilan Indonesia kendalikan COVID-19, yang tujuannya demi menang melawan pandemi COVID-19. Ada dua strategi yang dinilai sudah sangat baik diterapkan Indonesia dalam pengendalian COVID-19.

Kedua strategi yang dimaksud berkaitan dengan ketersediaan laboratorium (lab) genom sekuensing untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 yang masuk dan menyebarluas dan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan juga vaksinasi COVID-19.

"Sampai sekarang masih ada (negara) yang naik (kasus) masih ada, kok Indonesia enggak? Ada dua hal yang kita sukses lakukan dengan baik dan benar. Ya rejeki anak soleh ada untungnya juga," tutur Budi Gunadi saat Rapat Koordinasi Pasca Pencabutan PPKM di Jakarta baru-baru ini.

"Yang pertama, Indonesia bisa menjalankan strategi surveilans-nya sehingga kita bisa tahu musuhnya siapa. Satu yang paling penting nanti kalau ada pandemi, kita harus secara efektif punya radar gitu, punya satelit. 'Satelit' kita pakai lab genom."

Lab genom sekuensing bertujuan agar 'musuh' (COVID-19) yang masuk siapa, masuknya dari mana, penyebarannya seperti apa. Ini karena terbukti lonjakan kasus COVID-19 bukan disebabkan oleh mobilitas tinggi seperti Lebaran atau Tahun Baru.

"Kenaikan kasus disebabkan oleh 'musuhnya' (varian virus Corona) berubah tipenya. Untuk tahu itu, kita mesti pakai lab genom sekuens. Apa yang kita berhasil lakukan, enggak banyak orang yang tahu. Dulu nih 'satelit' kita ini, radarnya kita cuma ada (lab genom) di 8 lokasi di Jawa," papar Budi Gunadi.

"Kapasitasnya dulu cuma bisa ngintelin 15 musuh (varian virus) sebulan. Sekarang kita sudah punya 17 lab genom di seluruh Indonesia dan bisa mengintelin 6.000 sampai 8.000 genom sebulan."


Daya Tahan Masyarakat Indonesia Luar Biasa

Calon penumpang kereta api (KA) jarak jauh saat memadati Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (22/12/2022). PT KAI mencatat per Kamis 22 Desember 2022 terdapat sekitar 13 ribu penumpang berangkat dari Stasiun Gambir dengan layanan operasional 34 perjalanan KA. Untuk Stasiun Pasar Senen terdapat sekitar 16 ribu penumpang berangkat dengan layanan operasional 32 perjalanan KA. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menkes Budi Gunadi Sadikin melanjutkan, strategi kedua adalah Indonesia memiliki sistem pertahanan masyarakat semesta. Bahwa masyarakat Indonesia mempunyai daya tahan tubuh terhadap COVID-19 yang sudah kuat.

Daya tahan tubuh atau kekebalan diperoleh dari infeksi alamiah dan vaksinasi COVID-19 lengkap (dosis 1 dan 2) beserta booster. Tingkat kekebalan pun diukur melalui sero survei antibodi atau yang disebut sero survei serologi.

Bahwa saat ini antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2 terbilang tinggi, di angka 98,5 persen.

"Nomor dua strategi yang kita lakukan juga benar, kita memiliki sistem pertahanan masyarakat semesta. Jadi selain 'musuhnya' (virus Corona) kita tahu, masyarakat kita itu daya tahannya luar biasa," lanjut Budi Gunadi.

"Pandeminya kan bukan ngelawan orang Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI Polri, dia lawannya 270 juta masyarakat indonesia. Ya capek juga ngelawan virusnya."

Pengukuran antibodi dengan sero survei pun dilakukan rutin 6 bulan sekali. Sero survei pertama kalai dilakukan pada Desember 2021 dengan menyasar 20.000 sampel di 514 kabupaten/kota bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Juli 2022 kita lakukan dan sekarang sedang berjalan lagi. Ini mengukur daya tahan, daya tempur masyarakat kita dan terbukti kita kuat, maka kita tidak ada lonjakan," pungkas Budi Gunadi.


Kasus COVID-19 Turun Drastis

Aktivitas pedagang di pasar Senen, Jakarta, Jumat (23/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, menghadapi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan sinergi untuk menjaga ketahanan pangan. Dia pun memastikan bahwa pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berkat pengendalian COVID-19 yang baik, kasus Corona semakin turun drastis. Salah satu upaya dengan adanya vaksinasi COVID-19.

Capaian vaksinasi COVID-19 Indonesia berhasil masuk lima besar dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat (AS), dan Brasil, sebagaimana data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 4 Januari 2023 pukul 11.25 WIB.

Menkes Budi Gunadi Sadikin memaparkan, hampir 204 juta orang penduduk Indonesia yang telah mendapatkan vaksin COVID-19. Jumlah tersebut dari total akumulatif sasaran vaksinasi sebesar 234 juta orang, yang sudah mencakup kelompok anak-anak dan dewasa.

"Untuk vaksinasi, kami bisa laporkan di sini bahwa Indonesia sekarang sudah masuk peringkat 5 besar dunia. Kita ada di bawah Amerika, China dan India," paparnya saat konferensi pers 'Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2022 dan Program Kerja 2023' di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Kamis, 5 Januari 2023.

"Kita sudah memberikan hampir 450 juta dosis vaksin yang disuntikkan ke 204 juta orang dari 234 juta orang. Dari 204 juta orang ini khususnya yang masuk target populasi itu anak-anak dan dewasa."

Untuk sasaran usia anak-anak 6 tahun, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis 1 di angka 86,95 persen dan dosis 2 di angka 74,49 persen. Pada sasaran usia 12 tahun, dosis 1 di angka 97,98 persen dan dosis 2 di angka 83,93 persen.

Kemajuan capaian vaksinasi COVID-19 nasional, menurut Budi Gunadi, berujung pada penurunan kasus Corona. Pencegahan penularan virus Corona berhasil dilakukan melalui upaya vaksinasi.

"Kita juga bisa lihat bahwa vaksinasi ini sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa program vaksinasi kita ini dilakukan dengan cukup efektif," imbuhnya.


Harapan COVID-19 Tak Lagi Berstatus Darurat

Orang-orang berbaris di situs pengujian COVID-19 mobile di sebelah apotek di Milan, Italia, Selasa (21/12/2021). Negara-negara di seluruh Eropa mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat guna membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang didorong oleh varian omicron. (AP Photo/Luca Bruno)

Menjelang tiga tahun pandemi COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus itu akan tetap ada, tetapi perlu ditangani bersama dengan penyakit pernapasan lainnya.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, jumlah kematian COVID-19 mingguan sekarang sekitar seperlima dari tahun lalu, meski angka itu masih terlalu tinggi.

"Minggu lalu, kurang dari 10.000 orang kehilangan nyawa. Tetap 10.000 terlalu banyak dan masih banyak yang bisa dilakukan semua negara untuk menyelamatkan nyawa," katanya dalam konferensi pers pada 16 Desember 2022.

"Kita telah menempuh perjalanan panjang. Kami berharap pada suatu saat tahun depan (2023), kami dapat mengatakan bahwa COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global."

Komite Darurat WHO untuk COVID-19 akan membahas kriteria untuk menyatakan berakhirnya fase darurat ketika mereka bertemu lagi di bulan Januari 2023. Komite darurat ini yang memberi nasihat kepada Tedros tentang apakah virus tersebut merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).

Pimpinan teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove menambahkan, komite akan melihat epidemiologi, varian seperti Omicron, dan dampak virus. Sementara gelombang infeksi masih diperkirakan terjadi, pandemi disebut 'tidak seperti pada awalnya.'

Kasus pun akan mengakibatkan lebih sedikit rawat inap dan kematian.

"Kematian ini sebagian besar terjadi di antara orang-orang yang tidak divaksinasi, atau belum menerima suntikan penuh," ujar Van Kerkhove.

Infografis Dosis Vaksin Covid-19, dari Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya