Liputan6.com, Washington D.C - Kevin McCarthy dari Partai Republik terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada Sabtu (7/1) pagi.
Pria asal California berusia 57 tahun itu terpilih menggantikan Nancy Pelosi setelah menjalani proses pemungutan suara 15 kali.
Advertisement
Kemenangan McCarthy dalam pemungutan suara ke-15 mengakhiri disfungsi kongres selama lebih dari 160 tahun.
Dia akhirnya menang atas rivalnya dari kubu Demokrat, Hakeem Jeffries dengan selisih 216-212, dikutip dari Straits Times, Sabtu (7/1/2023).
Saat mengambil palu sidang untuk pertama kalinya, McCarthy mewakili berakhirnya 'cengkeraman' Demokrat selama ini.
"Sistem kami dibangun berdasarkan check and balances. Sudah waktunya bagi kita untuk menjadi pengawas dan memberikan keseimbangan pada kebijakan presiden," kata McCarthy dalam pidato pelantikannya.
Ia meletakkan berbagai prioritas mulai dari pemotongan pengeluaran hingga imigrasi, hingga masalah perang budaya.
McCarthy mengamankan palu DPR setelah menyetujui permintaan kelompok garis keras bahwa setiap anggota parlemen dapat meminta pencopotannya kapan saja.
Sebelumnya, sudah tiga hari AS tidak memiliki ketua DPR AS. Fenomena ini menandai kebuntuan politik yang tidak pernah terjadi sejak era pra-Perang Saudara.
Partai Republik mengambil alih DPR dalam pemilu sela yang digelar pada November 2022, namun kebuntuan yang terjadi beberapa hari terakhir membuat pengambilan sumpah anggota atau pengesahan undang-undang tidak dapat dilakukan.
Upaya McCarthy Jadi Ketua DPR AS
McCarthy, telah lama berupaya menjadi ketua DPR. Namun dalam salah satu pemungutan suara pada Selasa (3/1), dia kekurangan tiga suara dalam upaya mendapatkan 218 suara mayoritas di majelis beranggotakan 435 orang itu.
Kegagalan McCarthy berlanjut, sementara para anggota konservatif di partainya sendiri terus mengatakan bahwa secara ideologi dia tidak cukup kuat untuk memimpin.
DPR pun menunda sidang selama beberapa jam pada Rabu malam hingga Kamis tengah hari.
Ketua DPR adalah satu-satunya posisi di kongres yang dirinci dalam Konstitusi AS. Bersama jajaran pemimpin kongres lainnya, Ketua DPR menentukan rancangan undang-undang yang dipertimbangkan untuk disahkan, serta mengatur agenda dan pembahasannya bersama pemerintah.
Advertisement
Pemilihan Ketua DPR Terlama
Proses pemilihan ketua DPR AS kali ini yang terlama dalam 164 tahun terakhir. Ada 11 pemungutan suara yang terjadi dalam tiga hari terakhir
Presiden AS Joe Biden juga bereaksi terhadap drama pemilihan ketua DPR. Dia mengatakan peristiwa ini "memalukan karena berlangsung begitu lama."
"Menurutmu bagaimana ini dilihat di seluruh dunia?," tanya Biden kepada wartawan di Gedung Putih sebelum berangkat ke Hebron, Kentucky, seperti dikutip dari Xinhua. "Ini tidak terlihat baik dan memang bukan hal yang baik."
Anggota Kongres Elissa Slotkin, seorang Demokrat dari Michigan menyebutkan bahwa perpecahan yang terjadi di DPR "tidak hanya memalukan bagi Partai Republik, tetapi juga buruk bagi seluruh bangsa."
Nancy Pelosi Mundur Sebagai Ketua DPR
Belum lama ini, Nancy Pelosi, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR mengumumkan mundur dari jabatannya. Nancy telah memimpin Partai Demokrat di DPR selama hampir dua dekade. Perempuan berusia 82 tahun itu disebut sebagai tokoh Demokrat paling kuat di Kongres.
Meski mundur, Pelosi akan terus mewakili distrik California di Majelis Rendah Kongres.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa suatu hari saya akan beralih dari ibu rumah tangga menjadi ketua DPR," kata Pelosi. "Saya tidak akan mencalonkan diri kembali untuk kepemimpinan Demokrat di kongres berikutnya. Sudah tiba waktunya bagi generasi baru untuk memimpin kaukus Demokrat."
Advertisement