Liputan6.com, Jakarta - Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah meminta korban penipuan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried (SBF) untuk melapor.
Melansir Bitcoin, mantan eksekutif FTX tersebut telah dituduh menipu pelanggan FTX.com, investor di FTX.com, dan pemberi pinjaman ke Alameda Researchm
Advertisement
DOJ menjangkau para korban penipuan Sam Bankman Fried melalui situs webnya pada Jumat, menjelaskan hak-hak dan meminta untuk maju.
Bankman Fried ikut mendirikan FTX dan menjabat sebagai CEO ketika pertukaran kripto mengajukan kebangkrutan pada November tahun lalu.
"Jika Anda yakin bahwa Anda mungkin telah menjadi korban penipuan oleh Samuel Bankman-Fried, a/k/a 'SBF,' harap hubungi koordinator korban/saksi di Kantor Kejaksaan Amerika Serikat untuk bantuan dalam memverifikasi apakah Anda seorang korban dalam hal ini," kata DOJ, dikutip dari Bitcoin, Minggu (8/1/2022).
Departemen Kehakiman AS menjelaskan pada 13 Desember 2022, delapan dakwaan dibuka menuntut Samuel Bankman-Fried dengan menipu pelanggan FTX.com, investor di FTX.com, dan pemberi pinjaman ke Alameda Research.
“Bankman-Fried didakwa dengan penipuan secara elektronik (wire fraud), konspirasi untuk melakukan penipuan secara elektronik, konspirasi untuk melakukan penipuan komoditas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, konspirasi untuk melakukan pencucian uang, dan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat dan melanggar dana kampanye hukum," ia menambahkan.
Jaksa diwajibkan oleh undang-undang federal untuk menghubungi kemungkinan korban kejahatan untuk memberi tahu mereka tentang hak-hak mereka.
Namun, dalam surat-surat pengadilan yang diajukan pada Jumat, jaksa federal di Manhattan meminta Hakim Distrik AS Lewis A. Kaplan, yang telah ditugaskan untuk kasus SBF, izin menggunakan situs web untuk memberi tahu korban, daripada menghubungi masing-masing secara individu.
Mereka mengklaim, pertukaran kripto FTX yang runtuh dapat berutang uang kepada lebih dari satu juta orang, sehingga "tidak praktis" untuk menghubungi setiap orang.
Bankman Fried, yang saat ini berada di rumah orangtuanya dengan obligasi senilai USD 250 miliar, mengaku tidak bersalah atas tuduhan penipuan.
Sementara itu, DOJ telah mengambil alih saham Robinhood Markets (Nasdaq: HOOD), senilai sekitar USD 460 juta, terkait dengan mantan bos FTX.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Terungkap, Ada Transaksi Kripto Rp 469 Miliar Terkait Mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried
Sebelumnya, menurut penelitian onchain, dompet yang terhubung ke Sam Bankman-Fried (SBF), salah satu pendiri FTX, mentransfer sejumlah besar transaksi yang sebelumnya tidak dilaporkan di berbagai blockchain.
Transfer tersebut ditemukan oleh Conor Grogan, dan sementara sebagian besar transaksi terjadi pada 28 Desember. Meskipun begitu, ada beberapa aktivitas baru-baru ini dalam beberapa hari pertama tahun baru.
Sejumlah besar token yang terhubung dengan SBF yang dipindahkan ke berbagai blockchain. Pergerakan terjadi di blockchain seperti Polygon, Binance Smart Chain (BSC), Arbitrum, dan Avalanche. Alamat melihat pergerakan keluar untuk koin seperti MATIC, AVAX, USDC, USDT, BTCB, WBTC, SPELL, PTP, MDX, dan banyak lagi.
“SBF (atau seseorang dengan akses ke dompetnya) kemungkinan besar mentransfer USD 10 juta (Rp 156,3 miliar) dalam transaksi yang sebelumnya tidak dilaporkan di blockchain Avalanche, BSC, Arbitrum, dan Polygon,” tulis Grogan dalam cuitan di Twitter, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat, 6 Januari 2023.
Grogan menambahkan, ada aktivitas baru-baru ini antara 2 sampai 3 Januari 2023 dengan dompet penerima kripto senilai USD 30 juta (Rp 469 miliar). Maka total pemindahan dana terkait SBF beberapa hari terakhir menjadi USD 40 juta (Rp 625,4 miliar).
“Saya memeriksa setiap alamat yang ditautkan ke SBF dan memeriksa blockchain lainnya. Kunci pribadi untuk ETH berfungsi di rantai EVM lainnya,” tambah Grogan.
Selain tweet Grogan, peneliti onchain Ergo menulis cuitan tentang beberapa pergerakan bitcoin terkait FTX pada 4 Januari 2023. Menurut Ergo ini kemungkinan aktivitas tim bangkrut.
Advertisement
Hakim Larang Mantan CEO Sam Bankman-Fried Akses Dana di FTX dan Alameda Research
Sebelumnya, Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) akan dilarang mengakses atau mentransfer dana dari bursa FTX dan Alameda Research. Hal itu dikatakan seorang hakim dalam sidang dakwaan SBF di Manhattan.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (4/1/2023), keputusan tersebut diambil beberapa hari setelah peneliti blockchain menemukan seseorang sedang mentransfer dana dari dompet kripto yang terkait dengan perusahaan perdagangannya, Alameda Research, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan SBF.
Bankman-Fried men-tweet pada 30 Desember dia tidak berada di balik transfer tersebut, tetapi Bloomberg melaporkan pada hari yang sama jaksa federal sedang menyelidiki transaksi tersebut.
Dalam sidang dakwaannya pada 3 Januari, Bankman-Fried mengaku tidak bersalah atas delapan dakwaan. Asisten Pengacara AS, Danielle Sassoon meminta agar ketentuan jaminan Bankman-Fried diubah sehingga dia tidak dapat lagi mengakses atau mentransfer dana milik perusahaan sebelumnya.
Sassoon mengakui pemerintah belum memiliki bukti transfer itu terkait dengan Bankman-Fried, tetapi mengatakan pengadilan tidak boleh menaruh penuh kepercayaan pada SBF, mengingat dia sebelumnya menuliskan cuitan informasi palsu sebelum runtuhnya FTX.
Dia menambahkan pemerintah tidak dapat lagi mengakses dana yang telah dipindahkan dan ada kekhawatiran hal yang sama dapat terjadi pada aset lain.
Bankman-Fried sebelumnya telah bekerja sama dengan regulator Bahama setelah kebangkrutan FTX untuk mentransfer dana pelanggan karena menurutnya asing regulator mungkin lebih lunak daripada pemerintah AS.
Bankman-Fried tampaknya bertukar catatan dengan salah satu pengacaranya, Mark Cohen, yang berbicara atas nama kliennya untuk menyangkal tuduhan tersebut. Cohen mengatakan tim hukum Bankman-Fried telah menghubungi pemerintah untuk membantu mencari tahu sumber transaksi, tetapi Bankman-Fried tidak lagi memiliki akses ke dompet tersebut.
Otoritas AS Selidiki Kepala Insinyur Pertukaran Kripto FTX
Sebelumnya, Otoritas AS sedang menyelidiki kepala insinyur pertukaran kripto FTX yang bangkrut, Nishad Singh. Hal ini meningkatkan tekanan penyelidikan pada lingkaran eksekutif perusahaan milik Sam Bankman-Fried.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (6/1/2023) menurut sebuat laporan, Singh dapat didakwa secepatnya bulan ini jika jaksa federal di Manhattan mendapati dia berperan dalam dugaan skema kasus di FTX dan firma perdagangan Alameda Research untuk menipu investor dan klien.
Hingga saat ini, pihak berwenang belum menuduh Singh melakukan kesalahan. Tidak jelas apakah Singh bekerja sama dengan para pejabat AS, kata laporan itu. Securities and Exchange Commission dan Commodity Futures Trading Commission (SEC) juga menyelidiki Singh, kata laporan itu, mengutip sebuah sumber.
Pengacara Singh, Andrew D Goldstein, tidak segera membalas permintaan komentar. SEC dan CFTC tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pengacara Bankman-Fried tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pada pertengahan 2020, Singh mengubah perangkat lunak pertukaran mata uang kripto untuk membebaskan Alameda Research, dana lindung nilai yang dimiliki oleh Bankman-Fried, dari fitur di platform perdagangan yang akan secara otomatis menjual aset Alameda jika kehilangan terlalu banyak uang pinjaman.
Sebelumnya, Jaksa federal AS telah memeriksa dua mantan pegawai eksekutif Sam Bankman-Fried, Gary Wang dan Caroline Ellison. Keduanya telah mengaku bersalah atas kasus FTX.
Namun Jaksa telah mengabulkan permintaan pembebasan bersyarat mereka. Menurut dokumen pengadilan, Wang dan Ellison masing-masing diharuskan membayar USD 250.000 (Rp 3,9 triliun) sebagai jaminan, menyerahkan paspor mereka dan membatasi perjalanan mereka ke benua Amerika Serikat.
Advertisement