Liputan6.com, Jakarta - China resmi membuka perbatasan internasionalnya sejak Minggu, 8 Januari 2023. Di saat bersamaan, Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT) mengumumkan akan kembali mengaktifkan sederet pembatasan perjalanan untuk semua turis asing yang tiba antara 9--31 Januari 2023.
Dikutip dari The Thaiger, Senin (9/1/2022), sederet aturan itu diterapkan Thailand untuk mengantisipasi melonjaknya kedatangan turis dari Tiongkok, saat negara tersebut masih bergelut dengan gelombang infeksi Covid-19 yang disebut terbesar selama pandemi berlangsung. Jumlah kasus positif Covid-19 disebutkan mencapai jutaan orang meski China disebut tidak transparan soal data.
Baca Juga
Advertisement
Menurut CAAT, para pelancong non-Thailand yang berusia 18 tahun ke atas wajib menunjukkan dokumen yang membuktikan mereka sudah divaksinin minimal dua kali. Mereka juga bisa menggantinya dengan surat dokter yang menyatakan mereka telah pulih dari Covid minimal 180 hari terakhir. Penumpang pesawat yang tidak bisa divaksinasi wajib menyertakan surat dokter yang menjelaskan alasan medis dimaksud.
Para turis asing yang tiba di Thailand juga harus mengambil asuransi khusus Covid-19 sebelum berangkat ke Thailand yang berlaku selama mereka tinggal di Thailand ditambah tujuh hari kemudian. Pelancong bisnis dan awak kabin yang menuju ke Thailand juga harus memberikan surat jaminan dari kantor mereka.
Beberapa pengecualian juga diberlakukan dalam aturan baru tersebut. Pemegang paspor Thailand tidak perlu menunjukkan sertifikasi vaksinasi dan perlindungan asuransi kesehatan. Penumpang transit juga dapat melewati persyaratan ini, tetapi tetap harus memenuhi semua persyaratan negara kedatangan mereka.
Tanggung Jawab Maskapai
CAAT menyatakan bahwa maskapai bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengonfirmasi banyak dari pembatasan Covid baru tersebut. Maskapai harus memeriksa dokumen yang diperlukan penumpang mereka. Jika ada penumpang yang tidak dapat memberikan dokumentasi yang diperlukan, maskapai penerbangan harus menolak mereka naik pesawat karena mereka tidak diizinkan memasuki Thailand.
Selama penerbangan, maskapai juga bertugas memastikan penumpang memakai masker, kecuali saat makan atau dalam keadaan darurat. Terakhir, penumpang yang mengalami gejala Covid selama perjalanan akan disarankan untuk melakukan tes antigen cepat setibanya di tempat tujuan.
Sejauh ini, pembatasan Covid itu hanya berlaku untuk sisa bulan ini. Kemungkinan sebagai upaya untuk menghindari lonjakan Covid yang datang dari para pelancong China. Persyaratan yang diberlakukan untuk semua pelancong itu untuk mengakali ancaman China yang menyatakan akan membalas negara mana pun yang memberlakukan batasan khusus terhadap pelancong dari China.
Sebelumnya, Beijing mengatakan telah menyiapkan tindakan balasan terhadap beberapa negara yang membatasi pelaku perjalanan dari China.
"Menanggapi tindakan yang tidak masuk akal oleh negara lain, China akan mengambil tindakan yang sepadan berdasarkan prinsip timbal balik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Jumat, dikutip dari Antara, Sabtu, 7 Januari 2023.
Advertisement
Target Thailand
Setelah China membuka pembatasannya, Thailand pun menetapkan target kunjungan yang cukup tinggi dari turis China. "Kami memproyeksi lima juta turis China mengunjungi Thailand tahun ini," kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn dikutip dari Bernama, Selasa, 3 Januari 2023.
Meski begitu, pihaknya berusaha lebih realistis. Supaporn tidak berharap angka kunjungan wisatawan dari China kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 yang hampir 1 juta kunjungan per bulan pada 2019.
"Kami mengharapkan 50 ribu hingga 100 ribu turis per bulan di kuartal pertama 2023," ujar dia. "Angkanya secara bertahap akan meningkat dua kali hingga tiga kali jelang akhir tahun ini."
Thailand yang merupakan salah satu destinasi terpopuler di Asia dikunjungi hampir 40 juta turis asing pada 2019. Namun, industri pariwisata mereka hampir kolaps akibat pandemi Covid-19 yang memaksa negara kerajaan itu menerapkan aturan ketat dan mahal untuk turis asing yang akan berkunjung.
Pada 2022, Thailand menyambut lebih dari 11,5 juta turis asing. Dikutip dari The Thaiger, angka tersebut melebihi target 10 juta yang ditetapkan untuk 2022. Menurut Yuthasak, Malaysia, India, dan Laos menjadi kontributor terbesar mereka.
Sikap Malaysia
Sikap Thailand berbeda dengan langkah Malaysia. Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia Datuk Seri Tiong King Sing menyatakan akan menerapkan prosedur kedatangan yang lebih mulus untuk menyambut para turis China. "Ini juga bisa mempersingkat proses kedatangan," kata menteri di unggahan Facebook, pada Minggu, 8 Januari 2023, dikutip dari The Star.
Dia mengatakan langkah itu untuk menunjukkan bahwa Malaysia adalah negara yang ramah, menyambut para pelancong dari China. "Di waktu yang bersamaan, kami juga memperhitungkan tingkat kesehatan dan keselamatan pelancong dari China dan menghilangkan kekhawatiran wisatawan asing tentang langkah Malaysia memperketat SOP di pintu masuk negara ini," ia menambahkan.
Tiong mengatakan bahwa kementeriannya akan menempatkan petugas berbahasa Mandarin di semua bandara internasional di seluruh negeri. Ia menjelaskan bahwa hal itu untuk membantu kelancaran operasional di titik kedatangan, terutama bagi pelancong dari China yang kurang fasih berbahasa Inggris dan tidak mengerti Bahasa Malaysia.
"Kementerian akan mengoordinasikan upaya ini dengan manajemen bandara internasional di seluruh negeri dan Departemen Bea Cukai Kerajaan Malaysia," kata Tiong.
Advertisement