Banyuwangi Tuan Rumah Rangkaian Harlah Seabad NU, Ini Rentetan Acaranya

Yahya Cholil Staquf menjelaskan, Banyuwangi sengaja dipilih sebagai salah satu lokasi peringatan satu abad NU karena memiliki tradisi dan akar historis cukup kuat dalam tradisi keislamannya.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 09 Jan 2023, 12:20 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Yeni Wahid dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Baju Biru) di Hotel Dialog Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Rangkaian peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU) digelar di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN) yang akan digelar di Banyuwangi pada Senin (9/1/2023). Presiden Jokowi dijadwalkan hadir pada acara tersebut.

Sejumlah tokoh PBNU pun telah tiba di Banyuwangi untuk menghadiri acara tersebut. Di antaranya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Zanuba Arifah Hafsoh alias Yenni Wahid.

Yahya Cholil Staquf menjelaskan, Banyuwangi sengaja dipilih sebagai salah satu lokasi peringatan satu abad NU karena memiliki tradisi dan akar historis cukup kuat dalam tradisi keislamannya.

“Apalagi di sini merupakan tempat lahirnya Sholawat Badar. Nanti, pada acara ini, PBNU akan memberikan penghargaan pada mendiang KH Ali Manshur sebagai penggubah solawat yang menjadi ciri khas warga Nahdliyin,” jelasnya, Senin (9/1/2023).

Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN) akan digelar di Stadion Diponegoro Banyuwangi pada Senin 9 Januari 2023, pukul 19.00.

FTIN akan diisi dengan berbagai pertunjukkan kolosal. Di antaranya Lalaran Alfiyah Kolosal yang melibatkan lebih dari 500 santri. Mereka akan membawakan tradisi menghafal nadzam ilmu nahwu tersebut secara artistik dengan sentuhan berbagai budaya Nusantara.

Selain itu, juga akan ditampilkan Kreasi Hadrah Nusantara. Tampilan spektakuler ini akan diikuti oleh 300 penabuh rebana dan 500 penari yang membawakan ragam tari daerah berbasis Islam di Nusantara.

Tak hanya itu, juga akan digelar simposium yang melibatkan 25 cendekiawan dan budayawan berlatar Nahdliyin dari seluruh Indonesia. Selanjutnya, acara akan ditutup dengan Konser Sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf.

“Banyuwangi ini dikenal dengan tradisi budayanya yang juga kuat. Digelarnya acara ini di Banyuwangi diharapkan turut mendorong perekonomian daerah,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Yahya itu

Gus Yahya dan Yenny Wahid berkunjung ke Pendopo Sabaha Swagata Blambangan menikmati arsitektur pendopo Banyuwangi yang berusia hampir 250 tahun tersebut. Rumah dinas Bupati Banyuwangi ini telah direvitalisasi dengan konsep hijau (green building). “Bagus, asri,” kata Gus Yahya.

 


Apresiasi Perkembangan Banyuwangi

Yeni Wahid putri Presiden RI ke empat KH Abdurrahman Wahid (Kanan) dengan didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Kiri) berkunjung ke Pendopo Sabaha Swagata Blambangan Banyuwangi (Istimewa)

Dia juga mengapresiasi perkembangan Kabupaten Banyuwangi. Menurut dia, pembangunan daerah ujung timur Pulau Jawa ini dilakukan dengan strategi yang kreatif. “Pengembangan Banyuwangi ini difikirkan dengan konsep yang komprehensif. Sangat kreatif dengan berbagai terobosan yang cerdas,” ujarnya.

Sama halnya dengan Gus Yahya, Yenni Wahid juga mengaku senang bisa kembali berkunjung ke Banyuwangi, khususnya ke pendopo Sabha Swagatha Blambangan. Yenni terlihat menikmati suasana asri di rumah dinas Bupati Banyuwangi tersebut. Sesekali Yenni tampak berfoto di spot-spot cantik di dalam pendopo.

Saat berkeliling pendopo, "Masuk ke sini (pendopo) adem banget. Bangunannya unik dengan mempertahankan kultur heritage-nya. Tata kelola dan arsitekturnya juga sangat ramah lingkungan,” cetus putri keempat presiden ke-empat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Usai dari pendopo, kedua tokoh NU tersebut juga tampak menikmati panorama Pantai Solong Banyuwangi yang letaknya tidak jauh dari pusat Kota Banyuwangi.

Infografis 8 Urutan Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Setelah Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya