Liputan6.com, Jakarta - Lagi, Twitter dikabarkan memangkas karyawannya pada pekan lalu. Laporan menyebut, "setidaknya selusin" pekerja di kantor Dublin dan Singapura terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilaporkan Bloomberg, seperti dikutip dari Engadget (9/1/2023), salah satu yang terkena PHK adalah Analuisa Dominguez, mantan Senior Director of Revenue Policy.
Advertisement
Mengutip Mint, Bloomberg juga melaporkan Head of Site Integrity untuk wilayah Asia Pasifik, Nur Azhar Bin Ayob, ikut terkena dampak PHK karyawan Twitter tersebut.
Selain itu dikabarkan Twitter memangkas karyawan yang bertanggung jawab menangani kebijakan misinformasi, di samping mereka yang terlibat dalam proses banding global platform dan program media pemerintah.
Ella Irwin, Head of Trust and Safety Twitter, mengonfirmasi Twitter telah melakukan pemangkasan jumlah karyawan baru-baru ini. Namun dia membantah mengenai tim yang terkena dampak PHK tersebut.
"Lebih masuk akal untuk mengonsolidasikan tim di bawah satu pemimpin (bukan dua) sebagai contohnya," katanya kepada Bloomberg.
Irwin menambahkan, Twitter menghilangkan peran di area di mana perusahaan tidak melihat "volume" yang cukup untuk membenarkan pengeluaran talenta.
Selain itu, ia menyebut, Twitter menambah staf di departemen banding dan akan terus memiliki kepala kebijakan pendapatan (Revenue Policy), serta kepala untuk Trust and Safety di Asia Pasifik.
Divisi Infrastruktur Kena Imbas PHK
Twitter tahun lalu sudah dilanda PHK besar-besaran, usai platform microblogging dan media sosial itu diambil alih oleh Elon Musk.
Menurut The Information, Desember lalu perusahaan juga memangkas sebagian divisi infrastrukturnya pada Jumat malam (16/12/2022) waktu Amerika Serikat, seperti dikutip dari Engadget.
Jumlah karyawan yang terdampak belum jelas, tetapi beberapa engineer melalui Twitter mengaku mereka diberi tahu melalui email bahwa kontribusinya sudah tak lagi diperlukan.
PHK ini terjadi setelah The New York Times melaporkan bahwa Musk telah memberhentikan Nelson Abramson, kepala infrastruktur Twitter, di antara segelintir karyawan berpangkat tinggi lainnya di perusahaan tersebut.
Menurut The Information, Musk menunjuk insinyur Tesla Sheen Austin untuk menjalankan tim infrastruktur situs web media sosial setelah kepergian Abramson.
Twitter belum menanggapi mengenai isu PHK karyawan ini. Untuk diketahui, perusahaan belum memiliki tim komunikasi sejak mengurangi tenaga kerjanya.
Menurut perkiraan The Information, jumlah karyawan Twitter telah menyusut sekitar 75 persen sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan pada akhir Oktober.
Advertisement
Karyawan Twitter Bawa Tisu Toilet Sendiri
Selain itu, ia juga dilaporkan telah memberhentikan sejumlah petugas kebersihan, di mana kabarnya, ini juga mempengaruhi aktivitas pekerja di kantor Twitter.
Beberapa karyawan Twitter yang "tersisa" dilaporkan mulai membawa tisu toilet sendiri ke kantor karena Elon Musk menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya besar-besaran di perusahaan tersebut.
Dilansir New York Post, Sabtu, 31 Desember 2022, keputusan Musk menghemat uang termasuk secara tiba-tiba memecat petugas kebersihan yang bekerja di kantor pusat perusahaan di San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Pemberhentian terjadi setelah petugas kebersihan melakukan pemogokan untuk mendapatkan gaji lebih.
Tidak adanya petugas kebersihan telah "meninggalkan kantor dalam keadaan berantakan," dengan kamar mandi kotor, serta bau sisa makanan dan bau badan yang terus-menerus ada, lapor New York Times, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Laporan itu mengatakan beberapa karyawan membawa tisu toilet mereka sendiri karena tidak ada petugas kebersihan yang siap menggantikan persediaan. Musk konon juga telah memadatkan karyawan Twitter ke dua lantai sambil mematikan empat lantai lain.
Langkah sadar anggaran lain termasuk keputusan Musk menutup salah satu pusat data Twitter di Sacramento, California, meski dilaporkan ada kekhawatiran di antara beberapa karyawan bahwa hal itu dapat merusak kinerja situs.
Twitter Digugat karena Ogah Bayar Sewa Kantor
Masalah belum usai, pemilik gedung yang menyewakan tempat untuk kantor pusat Twitter, California Property Trust, menuntut perusahaan media sosial itu karena gagal membayar sewa sebesar US$ 136.250 atau sekitar Rp 2,1 miliar.
Menurut Bloomberg, perusahaan menegur Twitter pada 16 Desember karena gagal membayar sewa untuk lantai 30 Gedung Hartford, yang terletak di 650 California Street di San Francisco.
Mengutip laporan Engadget, Selasa (2/1/2023), Twitter disebut tidak membayar sewa terutang dalam batas waktu lima hari.
Dalam pengaduan yang diajukan minggu ini ke Pengadilan Tinggi Wilayah San Francisco, California Property Trust mengklaim Twitter gagal mematuhi perintah tersebut.
Menurut laporan New York Times pada 13 Desember 2022, Twitter dalam beberapa minggu terakhir telah berhenti membayar sewa di semua kantor globalnya untuk menghemat biaya.
Perusahaan juga menghadapi gugatan karena gagal membayar US$ 197.725 atau sekitar Rp 3 miliar untuk penerbangan sewaan yang diambil Elon Musk selama minggu pertamanya di Twitter.
Advertisement