Harga Saham SUNI Menguat 8,67 Persen pada Sesi I Hari Ini 9 Januari 2023

Saat debut, saham SUNI langsung naik 8,67 persen atau 26 poin ke harga Rp 326 per saham dari harga penasaran Rp 300 per saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Jan 2023, 11:47 WIB
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 9 Januari 2023.

Saat debut, saham SUNI langsung naik 8,67 persen atau 26 poin ke harga Rp 326 per saham dari harga saham perdana Rp 300 per saham. Total frekuensi saat ini 286 kali transaksi dengan total volume 43 ribu lot untuk total nilai transaksi Rp 2,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 9 Januari 2023, saham SUNI naik 2 persen ke posisi Rp 306 per saham. Saham SUNI dibuka naik Rp 20 ke posisi Rp 320 per saham. Saham SUNI berada di level tertinggi Rp 344 dan terendah Rp 296 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.500 kali dengan volume perdagangan 792.474 saham. Nilai transaksi Rp 24 miliar.

Dalam rangka IPO, perseroan menawarkan sebanyak 600 juta lembar saham atau setara dengan 24 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah setelah IPO, dan berhasil menghimpun pendanaan sebesar Rp 180 miliar.

Perseroan berencana untuk memanfaatkan dana yang diperoleh dari IPO untuk pembelian sekitar 39,96 persen saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak perusahaan Perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan; pelunasan sebagian utang usaha RTM kepada supplier dan modal kerja RTM. Sebagian dana IPO juga akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan.

Didirikan pada Oktober 2002, perseroan bergerak di bidang aktivitas penunjang industri minyak dan gas bumi (migas) utamanya industri pipa seamless.

Langkah Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dan mencatatkan sahamnya di BEI merupakan salah satu momen penting bagi perseroan dalam perjalanan bisnisnya sebagai bagian transformasi menjadi perusahaan terbuka (Tbk) untuk meningkatkan akses terhadap kebutuhan dana untuk mendukung ekspansi bisnis ke depannya serta meningkatkan tata kelola yang lebih baik.

 


Pencatatan Saham CBRE dan SUNI pada 9 Januari 2023

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten pendatang baru pada awal 2023. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mencatatkan saham perdana pada Senin, (9/1/2023).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (9/1/2023), PT Cakra Buana Resources Tbk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI sebagai perusahaan tercatat ke-5 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham 4,53 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 3,8 miliar dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) sebesar 738 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Harga penawaran umum saham perdana Rp 108 per saham. Dengan demikian,  perseroan meraup dana Rp 79,70 milar saham dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran 1.328.400.000 waran dengan rasio 5:9. Harga pelaksanaan waran tersebut Rp 258 per saham. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana dari hasil penerbitan waran Rp 342,7 miliar.

Perseroan berencana mengalokasikan 40 persen dana hasil IPO untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) berupa penambahan satu set kapal tug & barge berukuran 300 ft. Sisanya sekitar 60 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pendukung kegiatan operasional secara umum.

 


Jadwal Waran CBRE

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun saham free float per 6 Januari 2023 yang terdiri dari 909 juta saham atau 20,03 persen dengan rincian jumlah saham yang di lock-up selama 8 bulan sebesar 171 juta saham atau setara 3,77 persen dan jumlah saham yang tidak di lock-up sebesar 738 juta saham atau 16,26 persen.

Sementara itu, PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi selaku pemegang saham Perseroan telah melakukan penyetoran modal perseroan dengan harga di bawah harga penawaran umum perdana saham dalam jangka waktu enam bulan sebelum pernyataan pendaftaran pertama kali disampaikan kepada OJK, sehingga PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi tidak akan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya dalam Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 25/2017.

Berikut jadwal waran perseroan:

-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Periode akhir perdagangan waran seri I

-Pasar regular dan negosiasi pada 3 Januari 2025

-Pasar Tunai pada 7 Januari 2025

-Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 10 Juli 2023

-Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 8 Januari 2025


Pencatatan Saham Sunindo Pratama

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, PT Sunindo Pratama (SUNI) mencatatkan saham perdana di papan utama BEI pada Senin, 9 Januari 2023. Jumlah saham yang dicatatkan 2,5 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 1,9 miliar saham dan saham IPO 600 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran saham Rp 300 per saham. Perseroan meraup dana Rp 180 miliar dari IPO.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 40,14 persen untuk pembelian saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (PT RTM), anak perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan.

Kemudian sekitar 42,60 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT RTM kepada supplier dan modal kerja PT RTM untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta membiayai kegiatan operasional PT RTM. Lalu sisanya sekitar 17,26 persen atau Rp 30,38 untuk modal kerja termasuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung sera untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.

Adapun jumlah saham free float per 6 Januari 2023 sebesar 600 juta saham atau 24 persen. Jumlah saham tersebut termasuk yang tidak di lock-up. Perseroan pun tidak ada saham yang di-lock up.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya