Liputan6.com, Jakarta - PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) berencana mencari investor baru. Hal itu merupakan upaya perseroan untuk selesaikan permasalahan nilai buku yang negatif sejak 31 Maret 2021. Rencana itu diutarakan bersamaan sejumlah rencana lain, yakni pemanfaatan kembali aset atau fasilitas unit perseroan.
Lalu mengaktifkan kembali unit usaha bisnis dan aset perseroan, dan memproduksi kembali semua produk yang telah ada dan melakukan penetrasi pasar kembali.
Advertisement
"Langkah perseroan atas nilai buku yang negatif sejak 31 Maret 2021 adalah, pertama, hadirnya investor baru," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Estika Tata Tiara Tbk, Ratna Sari dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (9/1/2023).
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, nilai ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk termasuk kompensasi dari kerugian adalah Rp 518 miliar. Ratna menjelaskan, hal itu disebabkan utang perseroan kepada entitas induk sejak 2019.
Bersamaan dengan itu, penjualan perseroan per 30 September 2022 dibandingkan dengan per 30 September 2021 mengalami penurunan sebesar Rp 102 miliar, hal ini melanjutkan penurunan yang terjadi per 30 September 2021. Jika dibandingkan dengan per 30 September 2020 yakni sebesar Rp 556 miliar.
"Dalam dua tahun terakhir ini perseroan masih mengalami kerugian atas beban bahan baku yang sangat mahal. Sehingga produksi dari Perseroan pun mengalami penurunan, dan penjualan produk pun banyak terhambat,” jelas Ratna.
Untuk menambal dari sisi pendapatan, Estika Tata Tiaraberencana menambah segmen pendapatan, dijalankan kembali sewa kandang, menerima maklon dari pihak ketiga, menjalankan impor sapi, dan penjualan produk di commerce atau marketplace.
IPO pada 2019
Sebelumnya, PT Estika Tata Tiara (ETT) akan melakukan Penawaran Umum Perdana saham (Initial Public Offering/IP0) pada 2-4 Januari 2019. Adapun jumlah saham perseroan yang bakal dilepas kepada publik sebanyak 376.862 juta unit, sebesar 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan ETT setelah IPO.
Melansir dari laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kamis (3/1/2018) dari IPO ini, perusahaan bidang produksi dan distribusi makanan olahan terpadu tersebut, akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 128,13 miliar. Itu berarti saham ETT ditawarkan seharga Rp 340 per unit.
Adapun dana hasil IPO ini antara lain akan digunakan sebesar 45 persen untuk pembelian sapi hidup baik lokal maupun impor. Sebesar 25 persen untuk pembelian barang dagangan berupa daging impor maupun lokal.
Sisanya 30 persen untuk investasi perluasan kandang dan membangun fasilitas produksi baru di Subang (Jawa Barat) dan Salatiga (Jawa Tengah).
Bersamaan dengan penawaran saham baru, ETT juga menawarkan Waran Seri I sebanyak 37,686 juta unit. Jika seluruh waran dieksekusi, maka saham eks waran mencapai 2,50 persen dari total saham ditempatkan dan disetor pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO saham.
Setiap pemegang 10 saham baru akan memperoleh satu Waran Seri I, dimana setiap satu Waran Seri I memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Sementara itu, harga pelaksanaan Waran sebesar Rp 550 per unit. Itu berarti ETT nantinya akan memperoleh tambahan modal Rp 20,73 miliar.
Rencananya, saham dan Waran ETT akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Januari 2019. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk ETT ini pada 28 Desember 2018.
Advertisement
Resmi Tercatat di BEI pada Januari 2019
Sebelumnya, PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) dan PT Pollux International Tbk (POLI) resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Kamis (10/1/2019). Kedua saham Perseroan tercatat kompak melonjak di awal perdagangan.
Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) akan melepas saham kepada publik sebanyak 376,862 juta unit. Itu sebesar 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan ETT setelah mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 140 poin atau 41,18 persen ke level Rp 480 dari harga IPO Rp 340. Saham BEEF ditransaksikan sebanyak 112 kali dengan volume sebanyak 66.680 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 3,37 miliar.
"Kami bersyukur, saham Perseroan sangat diminati investor sehingga mengalami oversubscribed 86,11 kali. Hal ini menandai investor percaya pada perusahaan,” ucap Direktur Utama BEEF Yustinus Sadmoko di Gedung BEI.
Dari IPO ini, perusahaan bidang produksi dan distribusi makanan olahan terpadu tersebut, akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 128,13 miliar. Itu berarti saham ETT ditawarkan seharga Rp 340 per unit.
Adapun dana hasil IPO ini antara lain akan digunakan sebesar 45 persen untuk pembelian sapi hidup baik lokal maupun impor. Sebesar 25 persen untuk pembelian barang dagangan berupa daging impor maupun lokal.
Selanjutnya
Sisanya 30 persen untuk investasi perluasan kandang dan membangun fasilitas produksi baru di Subang (Jawa Barat) dan Salatiga (Jawa Tengah). Bersamaan dengan penawaran saham baru, ETT juga menawarkan Waran Seri I sebanyak 37,686 juta unit.
Jika seluruh waran dieksekusi, maka saham eks waran mencapai 2,50 persen dari total saham ditempatkan dan disetor pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO saham.
Setiap pemegang 10 saham baru akan memperoleh satu Waran Seri I, di mana setiap satu Waran Seri I memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Sementara itu, harga pelaksanaan Waran sebesar Rp 550 per unit. Itu berarti ETT nantinya akan memperoleh tambahan modal Rp 20,73 miliar.
Sementara itu, PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) menjadi emiten ke-3 di BEI. Perseroan dengan kode saham POLI itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 1.635 per saham dengan jumlah saham yang dilepas mencapai 402,10 juta sehingga dana yang akan diraih mencapai Rp 657,44 miliar.
Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 815 poin atau 49,85 persen ke level Rp 2.450 dari harga IPO Rp 1.635. Saham POLI ditransaksikan sebanyak 8 kali dengan volume sebanyak 793 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 194.29 juta. Perusahaan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Advertisement