Manfaat Olahraga bagi Penyintas Kanker Anak, Jenis, Serta Durasi Setiap Harinya

Inilah manfaat olahraga bagi penyintas kanker anak

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Jan 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi Penyintas Kanker Anak Berolahraga (Photo created by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Selain memerhatikan gizi anak dengan kanker, orangtua juga disarankan untuk sering-sering mengajak mereka berolahraga.

Menurut Konsultan Tumbuh Kembang Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM), dr Bernie Endyarini Medise SpA(K), olahraga bagi penyintas kanker anak bermanfaat untuk menjaga ketahanan fisik dan mental mereka.

Mengapa olahraga menjadi penting karena ternyata anak-anak dengan penyakit kronis seperti halnya kanker kerap mengalami gangguan perkembangan.

Sehingga diharapkan gangguan perkembangan ini tidak lantas dibiarkan begitu saja, tapi harus dikejar sehingga pasien kanker anak bisa tetap berkembang optimal.

"Salah satunya dengan beraktivitas fisik atau olahraga. Ini memang menjadi tantangan sendiri, karena anak pun mesti berjuang dengan penyakitnya," ujarnya dalam Serial Webinar Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) pada Sabtu (7/1)

Tak dapat dipungkiri bahwa beberapa jenis kanker sangat membatasi aktivitas sehari-hari anak. Risiko dari keterbatasan gerak ini yang ujung-ujungnya bikin anak lebih banyak rebahan atau gaya hidup menetap (sedentary lifestyle).

Perlu diingat, untuk anak yang sehat saja gaya hidup tak sehat seperti ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit yang menyertainya, apalagi pada penyintas kanker anak.

"Oleh sebab itu, selain pemberian makanan sehat dan seimbang, usahakan anak tetap beraktivitas fisik," kata Bernie.

"CDC merekomendasikan 60 meit per hari melakukan aktivitas fisik, seperti jalan kaki," dia menambahkan.

 


Manfaat Olahraga atau Aktivitas Fisik bagi Anak Pengidap Kanker

Manfaat aktivitas fisik untuk penyintas kanker anak ini sangat banyak, di antaranya mengurangi kebosanan dan kelelahan, menjaga badan tetap kuat, mengurangi stress, nyeri, dan mencegah kenaikan berat badan atau kehilangan massa tulang.

Dengan berolahraga yang rutin, kata Bernie, juga memperbaiki kualitas tidur dan memperbaiki emosi menjadi lebih terkontrol.

"Kendala yang dihadapi penyintas untuk beraktivitas fisik adalah kebugarannya yang kurang, nyeri dan sebagainya sehingga perlu didukung oleh orangtua," ujar Bernie.

 


Nutrisi dan Olahraga

Pemberian nutrisi yang baik dan aktivitas fisik bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak penyintas kanker lebih optimal dan memiliki mental yang baik.

Bahkan, risiko penyakit tidak menular dan kekambuhan kanker bisa diturunkan.

Penting bagi para orangtua untuk memerhatikan apa saja makanan anak mereka yang tengah berjuang melawan kanker.

Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM), dr Yoga Devaera SpA(K) mengatakan bahwa penyintas kanker anak punya risiko mengalami kanker sekunder.

Contohnya, kata Yoga, penyintas kanker Leukemia yang berisiko mengalami kanker kulit hingga kanker otak.

Menurut Yoga, faktor genetika serta gaya hidup seperti status gizi, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik turut memengaruhi kondisi tersebut.

Oleh sebab itu, beberapa makanan memang perlu dibatasi untuk penyintas kanker anak.

"Makanan yang harus dihindari adalah ultra prosessed food atau makanan yang sudah mengalami proses pengolahan yang panjang," kata Yoga.

 


Pentingnya Memerhatikan Jenis Makanan bagi Penyintas Kanker Anak

Dijelaskan Yoga bahwa makanan-makanan itu umumnya mengandung gula dan garam yang tinggi, yang bahkan di luar dari kebutuhan sehari-hari seorang anak.

Makanan lain yang juga harus dibatasi adalah gula tambahan, yang tidak lebih dari lima persen dari kebutuhan kalori dalam sehari.

Tentu ada alasan mengapa anak dengan kanker harus mengurangi konsumsi gula. Menurut Yoga, dari hasil penelitian yang melibatkan penyintas kanker anak sampai mereka berumur 30 tahun, mereka yang mengonsumsi hingga 10 persen dari kebutuhan kalori harian, berisiko mengalami penuaan dini.

"Penuaan dini meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas dan osteoporosis dapat datang lebih cepat," ujarnya.

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya