Seperti Mutilasi di Bekasi, Ini 5 Kasus Serupa yang Tak Kalah Menyeramkan

Nama Angela Hindriati Wahyuningsih (54) jadi sorotan usai menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi di Bekasi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jan 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Mutilasi (AFP)

Liputan6.com, Bekasi - Nama Angela Hindriati Wahyuningsih (54) jadi sorotan usai menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi di Bekasi.

Polisi membeberkan bahwa tubuhnya dipotong tersangka M Ecky Listiantho (34) menjadi tujuh bagian memakai gergaji listrik.

Tersangka membunuh Angela pada 2021 silam.

"Tujuh (bagian)," ujar Kanit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Tommy Haryono saat dihubungi, seperti dikutip pada Minggu (8/1/2023).

Tommy mengatakan, tidak ditemukan adanya luka akibat benda tumpul. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan identifikasi dokter forensik berupa potongan gergaji listrik karena bentuk potongan yang rapi.

"Tidak ada (luka tumpul). Yang kemarin bisa diidentifikasi bentuk potongan gergaji. Kemarin dari dokter forensik bilangnya ini gergaji, benda yang tipis, karena bentuk potongannya rapi. Pakai gergaji listrik," jelas dia.

Sementara, Tommy mengatakan jika Ecky membunuh Angela dengan cara mencekiknya usai terlibat cekcok di rumah kontrakan yang saat ini menjadi TKP pembunuhan. Sebab Angela akan melaporkan kepada istri pelaku jika tidak dinikahi.

Mutilasi di Bekasi, seketika mengingatkan kita pada kasus lainnya yang terjadi di penjuru dunia.

Bahkan, ada kasus yang hingga kini belum berhasil diungkap. Berikut selengkapnya dikutip dari berbagai sumber, Senin (9/1/2023):

 


1. Black Dahlia

Black Dahlia House 2. (Foto: Istimewa)

Pada 15 Januari 1947, Elizabeth Short, seorang calon artis, ditemukan tewas di Norton Avenue, Los Angeles (LA), Amerika Serikat. Jasad Short ditemukan termutilasi dengan sebuah luka di wajah menyerupai badut yang tersenyum.

Pembunuhan perempuan berusia 22 tahun itu menjadi tajuk berita utama di sejumlah surat kabar dan disebut dengan nama 'Pembunuhan Black Dahlia'. Prosa 'Black Dahlia' merujuk pada rambut dan pakaian Short yang berwarna hitam saat ditemukan tewas.

Menurut kepolisian Los Angeles yang menangani kasus tersebut, darah Short terlebih dahulu dikuras habis sebelum pelaku memutilasinya secara lihai. Jasad the Black Dahlia kemudian diletakkan di Norton Avenue, LA.

Belum jelas mengapa sang calon artis berusia 22 tahun itu dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Kepolisian LA yang dibantu oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) melakukan penyelidikan dan mencari kesaksian hingga seantero AS.

Sejumlah orang sempat diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan. Mulai dari kenalan Short yang merupakan seorang pemilik klub musik Jazz, hingga ayah kandung Short sendiri.

Namun, aparat penegak hukum tak melakukan penangkapan karena minim bukti. Mengalami kebuntuan sejak 1947, hingga kini kasus tersebut belum terselesaikan.

Menurut Time, pada 2017, kepolisian LA masih menetapkan kasus the Black Dahlia dengan status 'terbuka untuk penyelidikan'.

"Itu merupakan kasus yang belum terpecahkan. Hingga kini statusnya masih terbuka. Dan belum ada informasi tambahan dari para penyidik, selain yang diperoleh pada 1947," kata Opsir Kepolisian LA, Norma Eisenman, seperti yang dikutip oleh Time.

 


2. Ritual Kanibalisme di Finlandia

Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Jarno Sebastian Elg, pria Finlandia kelahiran 1975 dan memiliki kecintaan pada Black Metal. Menurut berita yang ada, sejak kecil dia sangat tertarik pada kekerasan: dia menyiksa dan membunuh binatang. Awal dari apa yang akan terjadi pada 21 November 1998.

21 November 1998 adalah tanggal penting bagi Finlandia. Pada hari ini, kejahatan yang paling meresahkan pernah beredar di opini publik negeri itu.

Jarno Sebastian Elg berada di rumah seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun. Nama korban dan perannya dalam kehidupan Jarno tidak pernah dipublikasikan oleh otoritas Finlandia.

Mengutip dari laman Emadion, Minggu 20 November 2022, Jarno mencekik bocah itu hingga tewas. Tampaknya korban juga mengalami penyiksaan dan tindakan cabul sebelum pencekikan, seperti dalam naskah ritual sadomasokis -- berkenaan dengan sifat menyakiti pasangan sebelum melakukan hubungan seks-- yang disebut sesat.

Menurut laporan, dalam ritual pembunuhan yang mengerikan ini Jarno tidak sendirian. Ia bersama tiga temannya, ada Terhi Johanna Tervashonka (17 tahun dari Järvenpaa), Mika Kristian Riska (sekitar 20 tahun dari Mäntsala), dan seorang berusia enam belas tahun dari Kerava (yang namanya belum diketahui).

Para pembunuh itu dilaporkan mengamuk pada jasad pria berusia 23 tahun itu dan melakukan tindakan mutilasi.

Setelah membedah tubuh pria nahas itu di kamar mandi, Jarno pun memakan korban. Selanjutnya, potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibuang ke tempat sampah. Tragis, penyelidikan dimulai setelah sisa-sisa tubuh manusia itu ditemukan di TPA.

 

 


3. Siswi Kanibal

Ilustrasi kerja keras, belajar. (Photo by bruce mars on Unsplash)

Seorang siswi kelahiran Jepang yang belajar di Paris pada 1981 membuat rencana untuk memikat teman sekelasnya, Renée Hartevelt, ke apartemennya dengan janji mendapatkan makan malam dan terjemahan puisi hanya untuk membunuh, memutilasi, memperkosa, dan memakan jasadnya.

Ia juga memotret semua kejadian yang terjadi pada malam tersebut.

Untungnya, Sagawa tertangkap saat mencoba membuang jenazahnya tetapi dinyatakan gila secara hukum di Prancis.

Sagawa dideportasi, dan melalui celah hukum, ia menjadi orang bebas.

Di Jepang, ia dikenal secara luas dan telah menulis buku-buku yang membuktikan alasan dari kejahatannya.


4. Jeffrey Dahmer

Jeffrey Dahmer (Wikipedia)

Jeffrey Dahmer, yang memiliki panggilan The Milwaukee Monster, adalah seorang pembunuh berantai terkenal yang aktif di akhir tahun 80-an sampai awal 90-an. Ia memangsa kelompok masyarakat yang paling rentan -- pekerja seks gay.

Dahmer sering memikat para pria yang berkisar dari usia 14 hingga 31 untuk ke rumahnya dengan janji pembayaran untuk foto telanjang. Setelah itu, ia akan meracuni minuman mereka, mencekik, melakukan tindakan nekrofilia, dan kemudian memutilasi tubuh korbannya.

Untuk korban yang ia sukai, Dahmer akan memasak daging mereka -- ia pernah mengatakan bahwa manusia rasanya seperti filet minion.

Tidak hanya itu, ia kemudian menggunakan tulang mereka yang sudah diputihkan untuk dijadikan hiasan di apartemennya.

Dalam penjara, Dahmer sering mengatur makanannya menjadi bentuk anggota badan yang terputus dengan sentuhan akhir dari semprotan "darah" dari saos tomat untuk menakuti narapidana lainnya. Sudah muak melihat itu, Christoper Scarver -- seorang narapidana juga -- memukul Dahmer sampai meninggal pada 1994, hanya beberapa tahun dari 16 hukuman seumur hidup berturut-turutnya.

 


5. Armin Meines

Ilustrasi api (Gambar oleh Larry White dari Pixabay)

Dalam kasus Armin Meines, yang sekarang dikenal sebagai Kanibal Rotenburg, ia bertanya "Bagaimana jika Anda bisa memakan orang lain, tetapi mereka setuju?"

Untuk Meines, memakan orang adalah salah satu hasrat seksual terbesarnya.

Pada akhirnya, ia menemukan seseorang yang dapat mengabulkan fantasinya di situs The Cannibal Cafe bernama Jürgen Armando Brandes.

Pada 9 Maret 2001, Brandes menenggak pil tidur dan sirup obat batuk, dan Meines memotong penisnya, menggorengnya dalam wajan dengan garam, merica, anggur, bawang putih. Namun, Meines kecewa dengan hasilnya karena menurutnya terlalu matang.

Meines kemudian memindahkan Brandes ke bak mandi untuk menikam lehernya, digantung ke kait daging, dan memotong-motongnya.

Untuk sepuluh bulan ke depan, Meines menikmati daging Brandes sampai salah satu pengguna di situs mengatakan kepada pihak berwenang.

 

Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya