Pan Brothers Rights Issue Rp 750,2 Miliar Usai Kantongi Restu OJK

Rencana rights issue Pan Brothers (PBRX) telah disetujui pada RUPSLB perseroan pada 15 September 2022.

oleh Pipit Ika RamadhaniElga Nurmutia diperbarui 10 Jan 2023, 07:36 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis, 5 Januari 2023 untuk menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) IV atau rights issue.

Rencana tersebut sebelumnya juga telah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 15 September 2022.

Pada aksi tersebut, Pan Brothers akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 15.003.732.635 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 25 per saham atau sebesar 69,84 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD IV. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 50 per lembar.

Dengan demikian dana segara yang akan diperoleh perseroan dari aksi ini mencapai Rp 750,2 miliar. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/1/2023), PT Trisetijo Manunggal Utama menyediakan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp 750 miliar selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 27,99 persen.

Perusahaan ini akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sebanyak 4.199.611.654 saham atau seluruhnya sebesar Rp 209,98 miliar.

Lalu akan membeli sebagian dari sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang HMETD lainnya baik melalui pelaksanaan HMETD atau melalui pemesanan saham tambahan dengan jumlah sebanyak- banyaknya 10.800.388.346 saham atau ekuivalen sebesar Rp 540,02 miliar.

Sebagai catatan, para pemegang saham yang tidak mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 69,84 persen dari persentase kepemilikannya sebelum PMHMETD.

Dana yang diperoleh perseroan dari hasil PMHMETD IV ini akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung pengembangan usaha perseroan. Yakni berupa peningkatan penjualan, yang meliputi biaya bahan baku, berupa pembelian kain dengan kualitas tinggi yang memenuhi spesifikasi pembeli. Kemudian untuk biaya produksi dan pemeliharaan, serta biaya operasional dan pemasaran.

Jadwal HMETD

Tanggal Efektif 5 Januari 2023

Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD 17 Januari 2023 (Waktu 16:00)

Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 13 Januari 2023

Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 16 Januari 2023

Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai 17 Januari 2023

Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai 18 Januari 2023

Tanggal Distribusi HMETD 18 Januari 2023

Tanggal Pencatatan Efek di BEI 19 Januari 2023

Periode Perdagangan HMETD 19 Januari 2023 s.d 26 Januari 2023

Periode Pelaksanaan HMETD 19 Januari 2023 s.d 26 Januari 2023

Periode Penyerahan Efek 24 Januari 2023 s.d 30 Januari 2023

Tanggal Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan 30 Januari 2023

Tanggal Penjatahan 31 Januari 2023

Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan 01 Februari 2023Raih Pernyataan Efektif dari OJK, Pan Brothers (PBRX) Gelar Right Issue

 

 


Pan Brothers Rights Issue, Trisetijo Manunggal Utama Jadi Pembeli Siaga

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) memberikan penjelasan kepada manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 14 Oktober 2022, ditulis Senin (17/10/2022), PT Pan Brothers Tbk menyampaikan PT Trisetijo Manunggal Utama (TMU) bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue perseroan. PT Trisetijo Manunggal Utama memiliki aktivitas sebagai perusahaan holding.

“Pembeli siaga PT Trisetijo Manunggal Utama merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 27,99 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan,” tulis perseroan.

Pemegang saham PT Trisetijo Manunggal Utama adalah Ludijanto Setijo yang merupakan direktur dan Anne Patricia Sutanto menjabat sebagai komisaris yang juga sebagai pengurus di PT Pan Brothers Tbk. Ludijanto Setijo sebagai direktur utama Pan Brothers dan Anne Patricia Sutanto sebagai wakil direktur utama Pan Brothers.

Dalam rights issue ini, PT Pan Brothers Tbk menerbitkan saham 15.003.941.075 dalam rangka rights issue dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Jumlah saham yang diterbitkan itu setara 231,60 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 50 per saham.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue sebesar Rp 750,05 miliar. Perseroan akan memakai dana rights issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan yang digunakan sebagai modal kerja yang mendukung pengembangan usaha perseroan.

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 69,84 persen.

 


Pan Brothers Gelontorkan Belanja Modal Setara Rp 77,87 Miliar pada 2023

Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga USD 5 juta atau setara Rp 77, 87 miliar (kurs Rp 15.573,45 per USD) pada 2023.

Direktur PT Pan Brothers Tbk, Fitri Ratnasari Hartono mengatakan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk melanjutkan program-program perseroan yang saat ini sudah berlangsung. Seperti otomatisasi dan digitalisasi.

"Capex enggak terlalu besar karena beberapa program sudah kita lakukan. Kita tinggal memperdalam efisiensinya, capexnya skeitar USD 3-5 juta untuk budget 2023,” kata Fitri dalam paparan publik perseroan, Senin (19/12/2022).

Implementasi otomatisasi dan digitalisasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi atau output lebih tinggi dengan kapasitas tenaga kerja yang sama atau lebih sedikit. Dari sisi kualitas, hal ini juga diharapkan dapat mengurangi adanya produk reject.

"Jadi kita tidak ada ekspansi secara fisik atau penambahan pabrik. Ekspansi kita lanjutkan dari otomatisasi dan digitalisasi yang sudah kita lakukan beberapa tahun lalu dengan harapan— akan menambah kapasitas kita,” imbuh Fitri.

Selain otomatisasi dan digitalisasi, dalam rangka meningkatkan margin, perseroan juga memprioritaskan pelanggan yang menawarkan margin lebih tinggi, terutama dari pelanggan kecil hingga menengah dan fokus untuk memperoleh order dari merek besar.

Perseroan juga melakukan diversifikasi produk ke produk gaya hidup premium di bawah segmen kompleksitas menengah untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas selama periode produksi low season.

 


Pan Brothers Bidik Produksi Naik hingga 10 Persen per Tahun

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menargetkan penambahan produksi hingga 10 persen tiap tahun. Direktur PT Pan Brothers Tbk, Fitri Ratnasari Hartono  menyatakan, keyakinan itu didukung upaya perseroan dalam melakukan efisiensi dari sisi produksi, seperti otomatisasi dan digitalisasi.

Alih-alih menambah pabrik, Fitri optimistis otomatisasi dan digitalisasi mampu mengerek produksi perseroan dengan tenaga kerja yang lebih sedikit. Dari sisi kualitas, hal ini juga diharapkan dapat mengurangi adanya produk reject.

"Kalau kapasitas produksi secara pabrik kita tidak naik tapi kita fokus efisiensi supaya output bisa bertambah, target tiap tahun bisa tambah kapasitas tahun 5-10 persen,” ungkap Fitri dalam paparan publik perseroan, Senin (19/12/2022).

Sejalan dengan itu, perseroan menargetkan adanya pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, perseroan mematok pertumbuhan minim di bawah 10 persen.

"Modal kerja kita masih terbatas jadi lebih hati-hati. Maka target 2023 kita akan increase, tapi di bawah 10 persen atau sama dengan di tahun 2022 ini,” imbuh dia.

Selain otomatisasi dan digitalisasi, dalam rangka meningkatkan margin, perseroan juga memprioritaskan pelanggan yang menawarkan margin lebih tinggi, terutama dari pelanggan kecil hingga menengah dan fokus untuk memperoleh order dari merek besar.

Perseroan juga melakukan diversifikasi produk ke produk gaya hidup premium di bawah segmen kompleksitas menengah untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas selama periode produksi low season.

“Kita akan prioritaskan pelanggan yang berikan value added order dan order yang lebih merata tiap bulan, jadi selama satu tahun ordernya selalu ada. Kalau buyer berikan value added tapi ordernya hanya 6 atau 8 bulan, kita push ke buyer yang bisa berikan order setahun penuh secara rutin," tutur dia. 

Fitri cukup optimistis dengan prospek sektor tekstil tahun depan. Meski tak signifikan, Fitri menilai pasar Indonesia mendulang keuntungan dari perpindahan produksi yang sebelumnya di China. Di mana buyer atau pembeli mencari alternatif negara lain untuk produksi, salah satunya Indonesia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya