Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, (10/1/2023) setelah indeks Nasdaq mencatat penguatan dalam dua hari di wall street. Saham teknologi membantu mengangkat indeks seiring pelaku pasar menambah taruhan inflasi akan lebih jinak.
Indeks Nasdaq juga menguat berkat saham Tesla yang melonjak 6 persen. Indeks Nikkei 225 menguat 1,08 persen jam pertama perdagangan dan indeks Topix mendaki 0,91 persen setelah harga konsumen naik 4 persen pada Desember 2022.
Advertisement
Hal itu di atas prediksi yang sekitar 3,8 persen. Yen Jepang menguat ke posisi 131,75 terhadap dolar AS. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa, 10 Januari 2023.
Lalu indeks ASX 200 melemah 0,19 persen jam pertama perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan menguat dan indeks Kosdaq bertambah 0,27 persen. Investor juga mencerna data neraca berjalan terbaru Korea Selatan dari November yang bergeser dari surplus menjadi defisit untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin 9 Januari 2023. Penguatan bursa saham Asia Pasifik menghijau usai Hong Kong dan China bebas karantina dan memberi sinyal pelonggaran kebijakan nol COVID-19.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 2,63 persen ke posisi 2.350,19, dan memimpin penguatan. Indeks Kosdaq bertambah 1,78 persen ke posisi 701,21. Indeks Hang Seng naik 1,77 persen setelah pembukaan kembali. Saham teknologi memimpin penguatan, lalu sektor perjalanan dan konsumsi.
Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,58 persen menjadi 3.176,08. Indeks Shenzhen menguat 0,62 persen ke posisi 11.450,15.
Indeks ASX 200 menguat 0,6 persen ke posisi 7.151,3. Sementara itu, bursa saham Jepang libur peringati Coming of Age Day.
Penutupan Wall Street pada 9 Januari 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Senin, 9 Januari 2023. Keuntungan di saham teknologi membantu indeks Nasdaq memangkas kerugian seiring pelaku pasar menambah taruhan kalau inflasi akan mereda.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq, satu-satunya indeks acuan yang menguat didorong reli saham Tesla yang hampir 6 persen. Indeks teknologi tersebut bertambah 66,36 poin atau 0,6 persen ke posisi 10.635,65.
Selain itu, indeks Dow Jones merosot 112,96 poin atau 0,3 persen ke posisi 33.517,65. Hal ini seiring saham Merck dan Johnson&Johnson yang membebani indeks saham. Indeks S&P 500 melemah 0,1 persen atau 2,9 poin ke posisi 3.892,09. Namun, sektor saham teknologi informasi naik 1,1 persen sehingga membantu mengurangi tekanan indeks saham.
“Pasar, setidaknya untuk 2023, tampaknya jauh lebih optimistis dibandingkan akhir tahun 2022,” ujar Chief Investing Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli dikutip dari CNBC, Selasa (10/1/2023).
Ia menambahkan, pada awal pekan ini sektor saham pertumbuhan mengungguli value stock. “Anda melihat optimisme kembali dalam hal apa yang mungkin terjadi pada pasar saham tahun ini,” tutur dia.
Advertisement
Selanjutnya
Pergerakan pada awal pekan ini mengikuti kinerja mingguan untuk tiga indeka acuan utama yang positif dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan mingguan terbaik sejak November 2022.
Sebagian besar kenaikan indeks itu terjadi pada Jumat, 6 Januari 2023 seiring sektor tenaga kerja dan jasa mendorong harapan kontraksi ekonomi cukup untuk menenangkan bank sentral AS atau the Federal Reserve.
Pada Senin, 9 Januari 2023 juga menandai sesi lima perdagangan pada 2023 yang mengingatkan investor akan aturan klasik wall street yang menyarankan pasar akan akhiri tahun jika saham berkinerja baik dalam lima sesi pertama.
Menurut Stock Trader’s Almanac, indeks S&P 500 telah akhiri tahun dengan positif 83 persen dari lima sesi pertama perdagangan dengan kenaikan rata-rata 14 persen. Indeks naik 1,1 persen selama lima hari perdagangan pertama pada 2023.
Pada pekan ini, investor akan mengamati laporan indeks harga konsumen pada Desember 2022 pada Kamis dan laba bank besar yang dijadwalkan pada Jumat pekan ini.
Sektor Saham 2023
Sementara itu, Truist menyebutkan investor yang ingin membeli sektor infrastruktur dan sektor keamanan pada 2023 akan dilayani baik dengan memilih saham individu dan fokus pada tim bisnis dan manajemen berkualitas tinggi.
“Dengan ketidakpastian yang semakin tinggi, kami mengambil sikap yang lebih konservatif dengan perkiraan kami dan percaya investor harus selektif dalam grup dengan fokus pada bisnis yang berkualitas tinggi dan tim manajemen,” tulis Analis Joel Fishbein.
Ia menambahkan, meski grup tetap sensitif terhadap lingkungan kurs, pihaknya percaya 2023 akan lebih selektif memilih saham dibandingkan tahun-tahun belakangan ini dalam perangkat lunak infrastruktur dan keamanan.
Pada 2022 menjadi sektor yang sulit bagi sektor ini dengan melihat valuasi yang jatuh karena kekhawatiran pelemahan penjualan, hambatan valuta asing dan basis pelanggan yang membuat takut investor. Banyak dari masalah ini akan berlanjut pada 2023.
“Kami percaya ketergantungan ekonomi pada pertumbuhan komputasi awan selama satu dekade terakhir akan membuat bisnis ini relatif lebih tangguh dari pada kesayangan teknologi pada masa lalu, tetapi kami melihat elastisitas awan sebagai potensial angin sakal karena pelanggan memiliki kemampuan untuk optimalkan beban kerja lebih mudah dari sebelumnya,” ujar Fishbein.
Advertisement