Thailand Sambut Turis dari China Pakai Proses Pengalungan Bunga dan Hadiah

Tiga menteri di kabinet pemerintahan Thailand menyambut kedatangan turis China dengan kalung bunga dan hadiah saat mereka tiba di Bandara Suvarnabhumi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Jan 2023, 12:41 WIB
Tiga menteri di kabinet pemerintahan Thailand menyambut kedatangan turis China dengan kalung bunga dan hadiah saat mereka tiba di Bandara Suvarnabhumi (AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Tiga menteri di kabinet pemerintahan Thailand menyambut kedatangan turis China dengan kalung bunga dan hadiah saat mereka tiba di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok pada Senin 9 Januari 2023.

Sambutan ini dilakukan setelah China melonggarkan pembatasan perjalanan bagi warganya, baik di dalam maupun luar negeri, dikutip dari NST.com.my, Selasa (10/1/2023).

Momen penting ini mencerminkan upaya Thailand dalam menarik kembali wisatawan Tiongkok guna membantu memulihkan industri pariwisata yang dilanda pandemi COVID-19.

Sebelum COVID-19 menyerang, turis China mencakup sekitar sepertiga dari semua kedatangan ke Negeri Seribu Pagoda tersebut.

Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul, menteri transportasi dan pariwisata termasuk di antara mereka yang bertepuk tangan saat 269 penumpang dari Xiamen Airlines MF833 memasuki terminal.

Ini adalah penerbangan pertama yang tiba di Thailand sejak Beijing melonggarkan pembatasan perjalanan terkait virus corona.

Para pelancong menerima karangan bunga dan tas hadiah kecil, dan disambut oleh spanduk besar bertuliskan "Tiongkok dan Thailand adalah satu keluarga, Thailand yang Luar Biasa selalu menyambut hangat keluarga Tionghoa."

"Saya merasa luar biasa," kata Simon Zou dari Tianjin, China timur laut.

"Saya bisa merasakan keramahan orang Thailand. Kami diberi beberapa hadiah kecil. Saya merasa sangat senang."

Ditanya apa yang akan dia lakukan di Thailand, dia menjawab: "Makan! Bersenang-senang! Dan rasakan budaya Thailand."

 


Ingin Pulihkan Sektor Pariwisata

Seorang pejabat Thailand memberikan karangan bunga kepada turis China setibanya di Bandara Internasional Suvarnabhumi di provinsi Samut Prakarn, Senin (9/1/2023). Wisatawan China sekitar sepertiga dari jumlah total turis yang mengunjungi Thailand sebelum pandemi covid-19, dan pihak berwenang berharap mereka dapat membantu memulihkan industri pariwisata yang menguntungkan. (AP Photo/Sakchai Lalit)

 

Kedatangan itu digembar-gemborkan oleh otoritas Thailand sebagai langkah simbolis untuk memulihkan sektor pariwisata yang menguntungkan di negara itu.

Tapi ia juga mengungkap betapa sulitnya bagi negara-negara yang haus turis untuk mengatasi masalah virus corona.

Saat turis China tiba, Anutin mengumumkan di bandara bahwa pengunjung tidak diharuskan menunjukkan sertifikat vaksinasi COVID-19.

Hanya dua hari sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan daftar persyaratan yang direvisi secara rinci untuk pengunjung dari luar negeri, termasuk keharusan menunjukkan bukti vaksinasi.

"Jumlah wisatawan dari China dan belahan dunia lain yang bepergian ke Thailand cenderung terus meningkat," kata Menkes Anutin kepada wartawan di bandara.

"Ini pertanda baik bagi sektor pariwisata Thailand, yang menghasilkan pendapatan, menambah nilai ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peluang bagi masyarakat."

 


Perubahan Mendadak dari Thailand

Turis China tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi di provinsi Samut Prakarn, Thailand, Senin (9/1/2023). Wisatawan China sekitar sepertiga dari jumlah total turis yang mengunjungi Thailand sebelum pandemi covid-19, dan pihak berwenang berharap mereka dapat membantu memulihkan industri pariwisata yang menguntungkan. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Pengumuman oleh otoritas transportasi itu sendiri merupakan perubahan mendadak dari kebijakan Thailand sejak Oktober 2022, ketika negara itu mencabut hampir semua persyaratan terkait pandemi bagi pengunjung dari luar negeri.

Anutin mengatakan, satu-satunya persyaratan yang dipertahankan dari aturan revisi Kementerian Perhubungan adalah bukti asuransi diperlukan bagi pengunjung yang datang dari negara-negara yang mewajibkan tes virus corona sebelum mereka pulang.

Pada Minggu 8 Januari Beijing mencabut karantina wajib bagi pendatang dari luar negeri. Langkah ini diharapkan dapat melepaskan permintaan terpendam dari warganya yang sudah ingin berwisata.

Kebangkitan infeksi di China dan aturan yang longgar membuat Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa dan Asia Timur memperketat aturan bagi pelancong dari Tiongkok, menimbulkan tuduhan diskriminasi dari Beijing.

Bersusah payah untuk tidak menyinggung China, pejabat Thailand telah menekankan bahwa aturan Thailand berlaku untuk semua negara.


Target Thailand

Turis China tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi di provinsi Samut Prakarn, Thailand, Senin (9/1/2023). Thailand berharap dapat menerima sejumlah besar pengunjung dari China lagi setelah Beijing melonggarkan pembatasan perjalanan pada hari Minggu. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Wang Zhiying dari Beijing, salah seorang yang tiba pada Senin di Bangkok, mengatakan dia biasa bepergian ke Thailand setiap tahun tetapi tidak lagi melakukannya sejak pandemi merebak.

Dia percaya bahwa kebijakan COVID-19 negara lain "cukup ketat."

"Jika mereka hanya melakukan ini kepada orang China, itu akan membuat kami tidak nyaman. Thailand ramah dan visa kedatangan tersedia sehingga kami memilih Thailand sebagai tujuan luar negeri pertama," kata Wang.

Pada tahun 2019, sebelum pandemi, sekitar 11 juta orang China mengunjungi Thailand setiap tahun dan pendapatan terkait industri pariwisata menyumbang sekitar seperlima dari PDB negara tersebut, kata Tanes Petsuwan, wakil gubernur untuk Pemasaran Internasional di Asia dan Pasifik Selatan untuk Otoritas Pariwisata Thailand.

"Kami sebelumnya memproyeksikan akan ada sekitar 20 juta pengunjung internasional tahun ini, tetapi naik jadi 25 juta berkat China," kata Tanes.

Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya