Liputan6.com, Jakarta - Kondisi musim salju yang tengah melanda beberapa negara, dilaporkan dapat memengaruhi daya jelaah yang dihasilkan oleh mobil listrik.
Hal ini sejalan dengan temuan yang dilaporkan oleh Recurrent, di mana mereka menjelaskan bahwa jarak tempuh mobil listrik ini terpangkas sebanyak 35 persen saat musim dingin.
Advertisement
"Pemanas kabin umumnya menggunakan baterai bertegangan tinggi, mengurangi jumlah baterai yang tersisa untuk mengemudi," tulis laporan Recurrent, seperti dilansir Drive Australia.
Untuk memberikan daya jelajah yang sama seperti musim panas, sebuah teknologi baru pun diperkenalkan oleh ZF, sebuah perusahaan teknologi otomotif asal Jerman, di mana mereka memperkenalkan seatbelt dengan pemanas (heated).
Melalui kehadiran piranti tersebut, diinformasikan dapat memperluas jangkauan mengemudi hingga 15 persen dalam kondisi dingin.
Kehadiran sabuk pengaman dengan pemanas tersebut menggunakan teknologi yang mirip dengan selimut elektrik, di mana komponen ini hadir dengan elemen pemanas yang telah disematkan di dalam sabuk pengaman. Hal tersebut pun dikabarkan tidak mengganggu perihal kekuatan atau keamanannya.
Dalam sebuah gambar yang diunggah, dijelaskan bahwa termal dari sabuk pengaman pemanas ini menunjukkan potensi sistem untuk secara langsung memberikan panas ke penumpang mobil, dengan cara yang sama seperti fitur heated pada lingkar kemudi.
"Sabuk pengaman berpemanas menghangatkan tubuh bagian atas dan area panggul secara merata di bagian depan. Dikombinasikan dengan kursi pemanas, sabuk pengaman berpotensi memberikan kenyamanan penumpang dengan cepat," tulis pernyataan ZF.
Meski perusahaan mengeklaim telah banyak pihak yang tertarik untuk menyematkan komponen baru ini, namun mereka tidak bersedia menyebutkan pabrikan otomotif pertama yang bakal menyematkan seatbelt dengan pemanas ini.
BYD Perkenalkan Supercar Listrik Bertenaga Buas
BYD melalui brand YangWang yang khusus menggarap segmen elektrifikasi premium memperkenalkan supercar U9. Mobil super ini memiliki tenaga yang buas banget.
Tampilannya eksotis bak supercar Italia. Menerapkan bahasa desain terbaru perusahaan, yakni ‘Gate of Time and Space’. Mukanya cukup kompleks, terutama bagian muka. Hidung pakai gaya mobil Formula 1 sehingga agresif.
Paling mendominasi headlamp yang memanfaatkan teknologi LED sehingga bisa dimanipulasi sedemikian rupa. Bentuknya C masif dengan barisan lampu bertumpuk di dalamnya.
Garis headlamp seolah mengalir dari intake hingga ke lubang ventilasi di atas kap yang mirip sisik. Bumper diperkuat splitter dengan winglet, mengizinkan angin mengalir ke sisi.
Lalu diarahkan kembali oleh side skirt bersirip, sekaligus menyerok udara ke bukaan di sisi bodi untuk pendinginan komponen.
Eksterior disepuh perpaduan warna kuning mentereng dan hitam. Atapnya digelapkan dengan sedikit lekukan sebagai pengarah angin.
Ditambah adanya ventilasi bertumpuk di belakang dan sirip transparan menjulang tinggi di tengah. Tentu perangkat tersebut bertujuan untuk memaksimalkan aerodinamika, downforce dan pendinginan perangkat.
Bokong memancarkan aura galak dan modern. Stoplamp melintang sepanjang lebar bodi dengan lampu berupa bintik-bintik. Bak wajah sombong, diffuser besar menjalar ke atas. Ia memakan setengah badan mobil.
Walau dikenalkan dalam bentuk gambar, BYD mengungkapan ini adalah produk final yang bakal masuk jalur pembuatan.
Advertisement