Disdik Bandung Melarang Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah

Disdik mengimbau kepada seluruh ekosistem satuan pendidikan dan orang tua peserta didik untuk bersama-sama saling mengawasi maraknya permainan konvensional maupun digital.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Jan 2023, 07:00 WIB
Pengantin Pakai Iringan Bocah Main Lato-lato di Acara Pernikahan. foto: TikTok @muhammad07057

Liputan6.com, Bandung - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengeluarkan surat edaran terkait dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semester 2 tahun ajaran 2022/2023. Dalam surat edaran tersebut, Disdik mengimbau kepada seluruh ekosistem satuan pendidikan dan orang tua peserta didik untuk bersama-sama saling mengawasi maraknya permainan konvensional maupun digital.

Para siswa juga tidak diperbolehkan membawa atau bermain segala bentuk permainan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran (KBM) ke dalam lingkungan sekolah. Termasuk yang sedang marak saat ini yaitu lato-lato.

Menurut Disdik, meski lato-lato memiliki nilai positif untuk melatih motorik anak, tapi sebaiknya mainan tersebut dimainkan di luar sekolah saja. Sebab tak memiliki keterkaitan langsung dengan proses KBM.

Hikmat mengatakan, banyaknya aneka permainan untuk tumbuh kembang anak, perlu juga pendampingan orang tua. Sebab, ada banyak informasi di media sosial jika permainan lato-lato mengakibatkan anggota tubuh lebam, bahkan ada yang harus mendapat tindakan medis.

“Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Dinas Pendidikan mengeluarkan edaran yang melarang membawa mainan yang tidak berkaitan dengan proses KBM di sekolah,” kata Kepala Disdik Kota Bandung Hikmat Ginanjar, Selasa (10/1/2023).

Hikmat mengimbau agar para pendidik dan wali siswa berkolaborasi dalam mengedukasi anak-anak mengenai ragam permainan dan dampaknya.

“Juga perlu bijak dalam memainkannya, sehingga tidak mengganggu orang lain. Tentu boleh dimainkannya di tempat yang semestinya,” ucapnya.

 


Jangan Sampai Ganggu Belajar

Sementara itu, Sekretaris Disdik Kota Bandung, Tantan Surya Santana menuturkan, lato-lato mampu melatih motorik, olahraga tangan, dan menciptakan komunikasi lagi antar anak untuk bermain bersama. Bahkan bisa mengurangi gawai yang selama ini sudah luar biasa mengakar di anak-anak.

“Tapi jangan sampai mengganggu kegiatan KBM baik di rumah maupun sekolah. Jadi tidak boleh ada distraksi. Untuk di sekolah, kami membuat surat imbauan kepada seluruh satuan pendidikan. Bukan melarang memiliki lato-lato, tapi jangan memainkan lato-lato di sekolah saat jam belajar," tutur Tantan.

Ia menambahkan, anak-anak boleh membawa dan memainkannya, tapi jangan sampai di waktu-waktu kegiatan belajar berlangsung.

“Kami sudah imbau kepada sekolah. Mudah-mudahan bukan hanya lato-lato, tapi seluruh permainan baik konvensional maupun digital. Baiknya memang dimainkan di luar sekolah saja,” tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya