MRT Jakarta Angkut 19,7 Juta Orang di Sepanjang 2022

PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta merilis jumlah pelanggan yang menggunakan layanannya di sepanjang 2022.

oleh Winda Nelfira diperbarui 10 Jan 2023, 17:15 WIB
Rangkaian kereta MRT melintas menuju stasiun di Jakarta, Kamis (20/10/2022). Selama 2022, perseroan menargetkan volume penumpan bisa mencapai rata-rata harian menyentuh 40.000 orang per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta merilis jumlah pelanggan yang menggunakan layanannya di sepanjang 2022. Hasilnya menunjukkan bahwa ada lebih dari 19,7 juta orang yang menggunakan layanan MRT Jakarta selama 2022.

"Jumlah tersebut menunjukkan bahwa rata-rata 50 ribu orang per hari menggunakan MRT Jakarta dengan 87.072 jumlah perjalanan kereta," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangan resminya, Selasa (10/1/2023).

Ahmad mengungkapkan bahwa angka ini juga menunjukan kenaikan dari tahun sebelumnya. Bahkan melampaui target awal yang ingin dicapai. PT MRT, kata Ahmad mulanya menargetkan angka keterangkutan penumpang sepanjang 2022 sebanyak 14,6 juta orang atau setara dengan rata-rata harian sebanyak 40 ribu orang per hari.

Ahmad menyebut bahwa ketepatan waktu tempuh, kedatangan, dan berhenti ratangga (nama kereta MRT) pun mencapai 99,94 persen selama 2022.

Ahmad menjelaskan guna menaikkan angka keterangkutan, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dari industri wisata seperti sektor kuliner, aktivitas, pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.

"Kerja kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan seperti PPD, Tebengan, gojek, grab, transjakarta dan yang terbaru, Swoop," jelas dia.

Menurut Ahmad, kehadiran angkutan pengumpan ini akan berdampak tidak hanya terhadap kenaikan angka keterangkutan, namun juga mendorong kebudayaan menggunakan platform berbagi kendaraan (ride sharing).

Secara angka, lanjut dia operator pengumpan ini dapat menyumbang sekitar 13 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta.


Kawasan TOD

Sebuah kereta MRT berhenti di stasiun kawasan Blok M, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Kementerian Perhubungan berencana akan membangun MRT dan light rail transit (LRT) di lima kota yakni Bali, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar yang didanai lewat skema dana abadi Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, kata dia ada pula pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) di beberapa stasiun fase 1 koridor selatan utara. Kawasan TOD dirancang dengan memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.

"Juga turut berkontribusi dalam mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang," katanya.

Lebih lanjut, PT MRT Jakarta mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah menaruh kepercayaan terhadap layanan MRT Jakarta dan mitra-mitra pengumpannya. Ke depan, dia berharap akan lebih banyak orang yang menggunakan MRT Jakarta dalam mobilitas sehari-harinya.

Dia mengatakan sebagai bagian dari inovasi dan mengikuti tren digital oleh masyarakat, pengguna jasa MRT Jakarta juga dapat menggunakan aplikasi MRT Jakarta di ponsel pintar untuk membeli tiket perjalanan.

"Seluruh fitur gaya hidup ini bertujuan untuk memberikan pengalaman penuh kepada pelanggan saat menggunakan layanan MRT Jakarta," ucapnya.

Infografis MRT Jakarta Kembangkan Kawasan Berorientasi Transit. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya