Liputan6.com, Jakarta - Nabi Muhammad SAW memiliki sejumlah istri. Dalam satu riwayat, istri Nabi berjumlah 11 orang, sedangkan lainnya 13 orang.
Semua istri nabi berjuluk ummul mukminin atau ummahatul mukminin, ibunya orang mukmin. Menjadi istri nabi, berarti menjadi ibu kaum muslimin. Sebuah gelar yang sangat tinggi dan terhormat.
Mengutip Republika, Pusat Fatwa Al-Azhar menunjukkan bahwa pemberian sematan ummahatul mukminin adalah nama panggilan yang diberikan kepada istri Rasulullah SAW. Hal ini untuk memperjelas posisi mereka yang terhormat dengan Rasulullah SAW.
Baca Juga
Advertisement
Maka umat Mukmin diwajibkan untuk mencintai dan menghormati istri-istri Nabi seolah-olah mereka adalah ibu sendiri, baik penghormatan dalam status maupun penghormatan dari apa-apa yang terlarang dilakukan kepada ibu.
Hal ini sebagaimana disinggung dalam firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Ahzab penggalan ayat 6:
النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ ۗ
“Annabiyyu awla bilmukminina min anfusihim wa azwaajuhu aummahatuhum.”
Artinya: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”
Menjadi istri Rasulullah SAW adalah kehormatan bagi wanita. Namun, ternyata ada wanita yang menolak lamaran Nabi Muhammad SAW. Tak hanya sekali, perempuan itu menolak dua pinangan Nabi Muhammad SAW.
Nama wanita itu adalah Fakhitah atau Ummu Hani. Fatikhah adalah putri Abu Thalib, paman Nabi, yang juga pengasuhnya, selepas kakek beliau, Abdul Muthalib meninggal dunia.
Berikut kisah Fatikhah binti Abu Thalib menolak lamaran Nabi Muhammad SAW.
Saksikan Video Pilihan Ini:
2 Pinangan Nabi Muhammad SAW Ditolak
Pengasuh Pesantren Al Anwar 3 KH Abdul Ghofur Maimoen atau Gus Ghofur mengatakan, ada dua versi yang mengisahkan ditolaknya pinangan Rasulullah SAW. Satu riwayat menyebutkan pinangan ditolak sekali.
Namun, ada pula yang menyebut dua kali. Meski ada perbedaan, namun kedua riwayat itu sama-sama tertera dalam sirah.
Yang disepakati ulama, kata Gus Ghofur, adalah ketika fathul Makkah atau penaklukan Makkah. Ketika penaklukan Makkah, Ummu Hani mendatangi Rasulullah SAW.
Kala itu, Ummu Hani khusus menemui Nabi untuk melobi, agar seseorang yang berada dalam perlindungannya tidak diburu. Semestinya, orang itu juga hendak ditangkap oleh tentara Islam.
"Ini bagian dari perlindunganku, Nabi," ucap Ummu Hani kepada Rasulullah SAW, diceritakan Gus Ghofur, dalam tayangan YouTube, Santri Gayeng, dikutip Selasa (10/1/2023).
Usai penaklukan Makkah itu pula, Nabi melamar Ummu Hani. Namun, Ummu Hani menolak.
Penolakan Ummu Hani itu bukannya tanpa alasan. Dia mengatakan, sudah repot mengurus anak. Jika mengurus anak, berarti Nabi terabaikan. Sebaliknya, jika mengurus suami, maka anaknya yang tak terurus.
"Nabi membenarkan alasan Ummu Hani, meskipun ujungnya menolak," kata Gus Ghofur.
Advertisement
Alasan Lamaran Pertama Ditolak
Sementara, lamaran pertama Nabi Muhammad SAW kepada Fatikhah alias Ummu Hani yang pertama terjadi ketika masih lajang. Gus Ghofur menjelaskan, riwayat ini tidak disepakati seluruh ulama, namun terdapat dalam sirah.
Tetapi, tak dijelaskan alasan pinangan Nabi SAW ditolak, apakah dari Abu Thalib atau dari Ummu Hani sendiri. Boleh dibilang, Fatikhah adalah cinta pertama Nabi, sebelum bertemu dengan Khadijah binti Khuwailid.
Soal cinta Nabi yang bertepuk sebelah tangan itu, KH Ahmad Bahaudin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan, lamaran Nabi Muhammad ditolak sang paman. Bukan tanpa sebab Abu Tholib menolak lamaran keponakan yang paling dicintainya tersebut.
Abu Tholib beralasan jika Fakhitah akan dinikahkan dengan seorang pemuda bernama Hubayroh.
"Hubayroh sendiri adalah merupakan putra saudara ibu Abu Thalib dari Bani Makhzum," kata Gus Baha dalam satu ceramahnya yang diunggah di kanal Youtube Agus Mujib, dikutip Republika.
"Dia juga dikenal sebagai penyair sekaligus pemuda yang baik pekertinya. Saat itu, Bani Makhzum memiliki peran besar bagi keluarga Abi Thalib. Sehingga putrinya dinikahkan dengan Hubayroh yang telah melamar putrinya tersebut."
Nabi Muhammad pun menerima alasan dan nasihat pamannya. Nabi akhirnya menerima dengan lapang dada.
Tim Rembulan