Kehilangan Uang Rp 3.100 Triliun, Elon Musk Masuk Guinness World Record

Elon Musk masuk ke dalam buku Guinness World Record tahun 2022 karena kekayaannya yang menyusut hingga USD 182 miliar.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jan 2023, 21:00 WIB
Elon Musk (AP Photo/Susan Walsh, File)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk baru saja mendapat gelar baru setelah beberapa waktu lalu kekayaannya anjlok hingga mencetak rekor.

Melansir CNBC international, Rabu (11/1/2023) CEO Tesla itu masuk ke dalam buku Rekor Dunia Guinness (Guinness World Record) tahun 2022 karena kekayaannya yang menyusut hingga USD 182 miliar atau sekitar Rp 2,8 kuadriliun (asumsi kurs Rp. 15.750 per dolar AS).

Hal itu diungkapkan melalui pengumuman Guinness dalam rilis yang mengutip data dari Forbes.

Pemilik baru Twitter itu menggeser pemegang rekor kemerosotan kekayaan sebelumnya, yakni nvestor Jepang Masayoshi Son dengan kerugian USD 58,6 miliar.

Guinness mencatat bahwa, "(Meskipun) angka pasti (kerugian yang dialami Elon Musk) hampir tidak mungkin untuk dipastikan," beberapa outlet media memperkirakan bahwa kekayaan sang miliarder sudah anjlok lebih dari USD 200 miliar atau Rp 3,1 kuadriliun.

Seperti diketahui, merosotnya kekayaan Elon Musk sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam saham Tesla, yang kehilangan sekitar 65 persen nilainya selama tahun terburuk perusahaan dalam catatan.

Anjloknya saham Tesla bahkan cukup menggeser Elon Musk dari posisinya sebagai orang terkaya di dunia — sebuah gelar yang sekarang dipegang oleh raksasa barang fashion mewah asal Prancis, Bernard Arnault.

CNBC Make It sebelumnya melaporkan, Elon Musk bukan satu-satunya miliarder yang kekayaannya menurun drastis pada tahun 2022. Harta Miliarder di Amerika Serikat secara kolektif telah turun hingga USD 660 miliar atau sekitar Rp. 10,2 kuadriliun tahun lalu.


Terbanyak dalam Sejarah, Elon Musk Hilang Harta Rp 3,1 Kuadriliun dalam Setahun

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

 Kerugian yang dialami salah satu miliarder terkaya di dunia, Elon Musk memasuki babak baru. Bos Tesla dan SpaceX itu menjadi orang pertama yang mengalami penurunan kekayaan hingga USD 200 miliar atau Rp 3,1 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.700 per dolar AS). 

Dikutip dari CNN, Selasa (3/1/2022) dengan kekayaan USD 137 miliar, Elon Musk saat ini menempati urutan kedua daftar orang terkaya di dunia. Padahal, pada November 2021 kekayaannya sempat menyentuh USD 340 miliar. 

Hal itu artinya sang orang terkaya dunia ini telah kehilangan kekayaannya sekitar USD 200 miliar dalam sekitar setahun.

Seperti diketahui, sebagian besar kekayaan Elon Musk berada di Tesla, di mana sahamnya telah anjlok 65 persen sepanjang 2022. Permintaan Tesla juga melemah karena persaingan kendaraan listrik dari pembuat mobil lainnya melonjak tahun lalu.

Tesla juga tidak mencapai target pertumbuhannya dan harus mengurangi produksi di China.

Bukti anjloknya minat pembeli terhadap Tesla terlihat jelas bulan lalu setelah perusahaan mengumumkan penjualan langka dalam upaya untuk mengosongkan stok. Tesla saat itu menawarkan dua potongan harga untuk pembeli yang menerima pengiriman kendaraan sebelum akhir tahun.

Tesla mengawali dengan penawaran diskon sebesar USD 3.750. Perusahaan kemudian menggandakan diskonnya menjadi USD 7.500 dua pekan sebelum 2022 berakhir.

Selain itu, Pembelian Twitter senilai USD 44 miliar juga tidak membantu saham Tesla atau kekayaan pribadi Elon Musk.

Sang miliarder sebelumnya menjual saham Tesla senilai USD 23 miliar sejak ketertarikannya pada raksasa media sosial itu.


Harta Miliarder Dunia Hilang Rp 29,6 Kuadriliun di 2022

Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)

Tahun 2022 menjadi tahun yang berat bagi miliarder. Hal ini terjadi ketika ketidakpastian ekonomi global, kondisi geopolitik dan lonjakan inflasi di berbagai negara mendorong penurunan yang cukup signifikan pada kekayaan mereka.

Dilansir dari Forbes, Jumat (23/12/2022) miliarder dunia telah kehilangan kekayaan kolektif hingga USD 1,9 triliun atau sekitar Rp 29,6 kuadriliun. 

Selain kekayaan, jumlah miliarder juga menurun dari 2.671 orang menjadi 2.523 orang. Hal ini berdasarkan pelacakan Forbes. Tercatat, bos FTX Sam Bankman-Fried, rapper Kanye West, dan pendiri Rivian RJ Scaringe yang tergeser dari daftar miliarder. 

Forbes juga mencatat, 300 orang atau lebih miliarder teknologi di dunia telah kehilangan lebih dari USD 1 triliun atau kurang lebih Rp 15,5 kuadriliun kekayaan mereka tahun ini. Hal itu menyusul anjloknya saham perusahaan teknologi.

Saham Amazon telah merosot hampir 50 persen tahun ini, membuat kekayaan pendirinya Jeff Bezos anjlok lebih dari USD 80 miliar (Rp. 1,2 kuadriliun). Selanjutnya ada saham perusahaan induk Google, Alphabet yang turun 36 persen, mengakibatkan harta Larry Page dan Sergey Brin masing-masing turun lebih dari USD 40 miliar (Rp. 623,5 triliun). 

Adapun Microsoft yang juga mengalami penurunan drastis saham 27 persen hingga 9 Desember, berdampak pada kekayaan Bill Gates dan mantan CEO Steve Ballmer.

Harta Mark Zuckerberg juga merosot sekitar USD 78 miliar (Rp 1,2 kuadriliun) tahun ini, karena saham Meta Platforms telah turun 66 persen.


Elon Musk Miliarder yang Paling Rugi Bandar di 2022

CEO Tesla Elon Musk menjadi pembicara dalam B20 Summit 2022 dengan tema Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation.

Penurunan kekayaan terbesar di tahun 2022 ini terjadi pada bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk. 

Forbes mengklasifikasikan bahwa penurunan tersebut karena sebagian besar kekayaan bersih Musk berasal dari Tesla, di mana saham pembuat kendaraan listrik itu anjlok 60 persen hingga 20 Desember 2022. 

Disebutkan, Musk telah kehilangan lebih dari USD 115 miliar (Rp. 1,7 kuadriliun) dari kekayaannya pada tahun 2022.

Namun Musk mengawali tahun sebagai orang terkaya di dunia dengan margin yang sangat besar, sekitar USD 70 miliar di atas taipan barang fashion Prancis, Bernard Arnault. Musk kehilangan posisi teratas awal bulan ini dan kekayaan bersihnya terus merosot.

Pendatang baru miliarder dunia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya