Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Lukman Edy mengungkapkan kerja nyata Erick Thohir selama memimpin Kementerian BUMN memiliki dampak elektoral kuat untuk maju pada pemilihan presiden 2024 sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Masuknya nama Erick Thohir tidak terlepas dari kinerja dan komunikasi yang dibangun,” ungkap Lukman.
Advertisement
Nama Erick Thohir saat ini makin dikenal dengan raihan elektabilitas yang menunjukkan peningkatan.
Merujuk dari hasil survei Indikator Politik Indonesia priode Desember 2022, Erick Thohir berhasil meraih elektabilitas tertinggi sebagai cawapres. Erick Thohir meraih elektabilitas sebesar 19,6 persen.
Lukman Edy menuturkan raihan elektabilitas positif Erick Thohir tidak terlepas dari kinerjanya yang sangat baik. Situasi tersebut diperkuat dengan karakteristik kepemimpinan Erick Thohir yang rajin mendatangi langsung masyarakat.
Lebih lanjut dia menyebut, kondisi demikian tentu kian menguatkan dorongan pada Erick Thohir untuk maju pada Pilpres 2024. Erick Thohir disebut penuhi kriteria sebagai figur cawapres potensial di Pilpres mendatang.
Hal itu dilihat, dia menambahkan, dari berbagai keunggulan yang telah dimiliki Erick Thohir. Potensi tersebut yakni terletak dari kinerja dan rekam jejaknya selama ini.
"Kira-kira bisa kerja enggak ini calonnya. Prestasinya dan rekam jejaknya seperti apa, pada diri Erick Thohir menonjol aspek-aspek itu," ucap Lukman.
Masuk Radar PPP
Sebelumnya, mama Erick Thohir paling dipertimbangkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai capres atau cawapres. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani saat ditanya mengenai kemungkinan duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir.
"Saya enggak tahu. Kalau di PPP paling ramai ET (Erick Thohir). Bisa capres-cawapres," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (5/2/2023).
Arsul melanjutkan, untuk capres dan cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan segera dibicarakan. Menurutnya, penentuan capres-cawapres perlu hati-hati.
"Itu perlu proses, kehati-hatian, mendengar," ujarnya.
Arsul menyebut, penentuan capres-cawapres tak perlu buru-buru. Lagi pula, koalisi Gerindra-PKB jihad belum menetapkan calonnya di Pilpres 2024.
"Jangankan KIB yang tiga partai, yang dua partai saja koalisi Kebangkitan Indonesia Raya belum menetapkan," ucapnya.
Advertisement