Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) John Kosasih membeli saham BBCA pada 5 Januari 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (11/1/2023), Direktur BCA John Kosasih membeli saham BBCA sebanyak 60.000 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 8.250.
Advertisement
Dengan transaksi pembelian saham tersebut, ia merogoh kocek sebesar Rp 495 juta. "Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Manajemen Perseroan, ditulis Rabu (11/1/2023).
Sebelum melakukan transaksi tersebut, John Kosasih menggenggam 221.765 lembar saham BBCA. Setelah melakukan transaksi pembelian saham, ia menggenggam 281.765 lembar saham BBCA.
Sebelumnya, direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjual saham BBCA. Kali ini penjualan saham BBCA oleh direktur BCA Rudy Susanto pada 15 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (20/9/2022), Rudy Susanto menjual 404.600 lembar saham BBCA dengan harga Rp 8.800 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari penjualan saham BBCA itu sekitar Rp 3,56 miliar.
"Tujuan transaksi investasi keluarga, status kepemilikan langsung,” tulis manajemen BCA dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi penjualan saham tersebut, Rudy genggam 2.033.799 lembar saham BBCA dari sebelumnya 2.438.399 saham.
Pada penutupan perdagangan Senin, 19 September 2022, saham BBCA naik 2,37 persen ke posisi Rp 8.650 per saham.
Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.750 dan terendah Rp 8.450 per saham. Total volume perdagangan saham 145.470.947 saham dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 15.183 kali.
BCA Tebar Dividen Interim 2022 Rp 35 per Saham, Catat Jadwalnya
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA akan membagikan dividen interim 2022 sebesar Rp 4,31 triliun. Pembagian dividen interim itu sesuai keputusan direksi dan disetujui dewan komisaris pada 16 November 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/11/2022), PT Bank Central Asia Tbk membagikan dividen interim itu setara Rp 35 per saham. Perseroan membagikan dividen interim 2022 itu mempertimbangan data keuangan per 30 September 2022.
BCA mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 28,95 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 190,91 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 212,09 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen interim 2022:
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 1 Desember 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 2 Desember 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 5 Desember 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 6 Desember 2022
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 5 Desember 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 20 Desember 2022
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak melanjutkan tren pertumbuhan kinerja hingga sembilan bulan pertama 2022, dengan membukukan peningkatan total kredit sebesar 12,6 persen secara tahunan per September 2022.
Laba bersih BCA dan entitas anak mencapai Rp 29 triliun atau meningkat 24,8 persen pada kuartal III 2022, atau tumbuh 24,8 persen secara tahunan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menuturkan, dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1 persen secara tahunan, ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.
"Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi. Kredit korporasi meningkat 13,4 persen secara tahunan mencapai Rp 306,1 triliun pada September 2022, sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12,6 persen secara tahunan mencapai Rp203,5 triliun,” kata Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resminya, Kamis (20/10/2022).
Sementara itu, KPR tumbuh 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp105,0 triliun, dan KKB naik 9,2 persen secara tahunan menjadi Rp43,8 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8 persen secara tahunan menjadi Rp13,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp165,0 triliun.
Secara keseluruhan, total kredit Bank Central Asia naik 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp682,0 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6 persen secara tahunan menjadi Rp172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Kinerja Keuangan
"Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 11,7 persen pada sembilan bulan pertama 2022, dibandingkan 17,1 persen pada tahun sebelumnya,” kata dia.
Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, sementara rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 247,9 persen dan 49,9 persen.
Di sisi pendanaan, CASA naik 15,1 persen secara tahunan mencapai Rp830,4 triliun per September 2022, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.
Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama bagi kenaikan total dana pihak ketiga mencapai Rp1.026 triliun, atau tumbuh 11,0 persen secara tahunan. Sejalan dengan capaian tersebut, total aset BCA naik 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.289 triliun.
Advertisement
Pendapatan Bunga Bersih Meningkat
Sedangkan, solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Pada sembilan bulan pertama 2022, total volume transaksi naik 39,5 persen secara tahunan mencapai 17,4 miliar transaksi.
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan likuiditas, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama sembilan bulan pertama 2022, yakni naik 9,3 persen secara tahunan menjadi Rp46,1 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen secara tahunan menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen secara tahunan.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen secara tahunan. Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,8 persen secara tahunan menjadi Rp29 triliun.