Liputan6.com, London - Buku memoar Pangeran Harry berjudul Spare telah resmi rilis, meski kontennya sempat beredar di internet. Perilisan Spare ini berpotensi menambah rumit hubungan antara Pangeran Harry-Meghan Markle dengan Istana Buckingham.
Pangeran Harry dan Meghan Markle bukanlah pasangan pertama yang protes terhadap tradisi ketat keluarga kerajaan Inggris. Sebelumnya, ada kasus Raja Edward VIII dan Wallis Simpson.
Baca Juga
Advertisement
Edward rela turun takhta pada tahun 1936 karena ingin menikahi sosialita Amerika Serikat Wallis Simpson. Pernikahan itu memicu kontroversi di lingkungan keluarga kerajaan karena Wallis merupakan seorang janda.
Ternyata, Edward memilih melepas takhta ketimbang melepas wanita pujaannya. Belum ada setahun sejak naik takhta, Edward digantikan oleh adiknya George. Ratu Elizabeth II adalah anak dari Raja George.
Pada buku memoar terbarunya berjudul Spare, Pangeran Harry ternyata ingat nasib Edward dan Wallis tempo dulu. Harry penasaran apa yang dirasakan kedua orang itu. Ia berkata ada jarak yang muncul antara Edward dan lingkungan kerajaan.
Hingga meninggal, jarak kuburan Edward-Wallis di The Royal Burial Ground cukup jauh dari anggota keluarga lain.
"Setelah Edward melepas takhtanya demi Wallis, setelah mereka hengkang dari Inggris, keduanya cemas soal kepulangan terakhir mereka, keduanya terobsesi ingin dikubur di sini. Sang Ratu, nenek saya, mengabulkan permintaan mereka. Tetapi ia menempatkan mereka dengan jarak dari yang lainnya," tulis Pangeran Harry di memoar Spare, dikutip Rabu (11/1/2023).
Pangeran Harry berkata hal itu seperti "pengasingan terakhir".
"Apakah pada akhirnya itu penting? Saya penasaran apakah mereka penasaran. Apakah mereka melayang di alam udara, masih memikirkan pilihan-pilihan mereka, atau apakah mereka tak di mana-mana, memikirkan ketiadaan? Apakah benar-benar Ketiadaan setelah ini? Apakah kesadaran, seperti waktu, harus berhenti? Atau mungkin, saya berpikir mungkin, mereka ada di sini sekarang, berada di sebelah reruntuhan Gotik palsu, atau mereka ada di sebelah saya sedang menguping pikiran saya?" tulis Pangeran Harry.
Pangeran Harry: Tak Ada Niatku Menyakiti Keluargaku
Jelang perilisan memoar miliknya, Spare, Pangeran Harry kembali tampil di media dalam sesi wawancara khusus. Kali ini ia diinterviu Tom Bradby dalam tayangan ITV yang mengudara di tanah kelahirannya, Inggris, Minggu (8/1/2023).
Suami Meghan Markle ini ditanya alasannya memublikasikan buku yang bisa dibilang penuh dengan aib keluarga sendiri.
"Aku mencintai ayahku. Aku mencintai kakakku. Aku mencintai keluargaku. Selalu," kata dia, dilansir dari People.
Ia kemudian menegaskan bahwa tindakannya selama ini tak pernah bertujuan untuk menyakiti Pangeran William dan Raja Charles III.
“Tidak ada hal yang saya lakukan dalam buku ini maupun yang sebelumnya, yang dikerjakan dengan niat untuk membahayakan atau menyakiti mereka,” Pangeran Harry melanjutkan.
“Kebenaran adalah sesuatu yang harus kuandalkan,” kata dia. Pangeran Harry mengatakan ia memilih jalan ini, setelah bertahun-tahun hidup bersama sejumlah anggota keluarga yang “berkomplot” dengan media demi memperbaiki citra mereka sendiri.
“Kalau Anda harus melakukan itu, atau ingin melakukan hal tersebut, ya itu adalah pilihan. Itu terserah Anda. Tapi bila perbaikan (citra) itu merugikan orang lain, termasuk aku dan anggota keluargaku, di situlah batas kesabaranku,” kata dia.
Advertisement
Rekonsiliasi
Ketika ditanya mengenai kemungkinan rekonsiliasi, Pangeran Harry mengatakan peluangnya masih terbuka.
“Aku ingin rekonsiliasi. Tapi pertama-tama, perlu ada akuntabilitas. Anda tak bisa terus mengatakan bahwa saya delusional dan paranoid, semenara ada banyak bukinya,” kata Pangeran Harry.
Seperti diketahui, Pangeran Harry mengutarakan banyak hal dalam Spare, yang akan dirilis secara resmi pada 10 Januari besok. Salah satunya, berisi pengakuan bahwa sang kakak pernah main fisik kepada pria dua anak ini. Sebelum insiden ini, keduanya diketahui adu argumen soal Meghan Markle.
“[Pangeran William] memegang kerahku, memutus kalungku, dan dia membantingku ke lantai,” kata Pangeran Harry dalam petikan pernyataan dalam bukunya, yang dikutip The Guardian.
Kerajaan Inggris Diam-diam Bereaksi
Istana Buckingham sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait autobiografi Pangeran Harry dan sejumlah wawancara yang dilakukan putra bungsu Raja Charles III itu. Namun, sebenarnya istana bereaksi.
Kuasa hukum Istana Buckingham dilaporkan telah meminta ABC dan CBS untuk membagikan rekaman utuh wawancara Pangeran Harry sebelum mempertimbangkan apakah akan mengomentari berbagai klaimnya yang menyudutkan keluarga kerajaan Inggris. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh kedua media.
Menyusul peluncuran resmi autobiografinya, Spare, Pangeran Harry memang melakukan wawancara dengan sejumlah media. Salah duanya, ABC melalui program "Good Morning America" dan CBS lewat program "60 Minutes". Demikian dikutip dari People, Selasa (10/1).
"Kami mendapat tanggapan dari firma hukum yang mewakili Istana Buckingham... Istana perlu mempertimbangkan dengan tepat apa yang disampaikan dalam wawancara... dan meminta kami memberikan salinan seluruh wawancara, yang mana itu tidak bisa kami lakukan sebagai sebuah kantor berita karena menyangkut dengan isu kebijakan kami," ungkap Michael Strahan yang mewawancarai Pangeran Harry dalam program "Good Morning America".
Sementara itu, dalam wawancara terbarunya dengan CNN, Pangeran Harry mengungkapkan alasan di balik langkahnya mempublikasikan hal-hal yang bersifat pribadi.
"Salah satu kritik yang Anda terima adalah tidak apa-apa bila ingin pindah ke California, tidak apa-apa bila ingin mundur dari peran institusional... tapi kenapa semua begitu terekspos? Kenapa mempublikasikan percakapan dengan ayah dan kakak Anda? Padahal Anda mengatakan akan melakukannya secara pribadi," tanya Anderson Cooper sebagai pewawancara.
Pangeran Harry menjawab, "Setiap kali saya mencoba melakukannya secara pribadi, selalu ada instruksi dan bocoran cerita untuk melawan saya dan istri. Anda tahu kan, moto keluarga itu adalah 'jangan pernah mengeluh, jangan pernah menjelaskan'. Tapi itu hanya moto. Tidak benar-benar berlaku."
Advertisement