Polisi Tangkap 19 Simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe Imbas Bentrok

Polisi mengamankan total 19 simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe lantaran terlibat bentrok saat penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 11 Jan 2023, 12:55 WIB
Kericuhan di Mako Brimob Kotaraja terjadi usai Gubernur Papua Lukas Enembe ditangkap KPK. Kondisi ini terekam kamera CCTV dan videonya viral. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengamankan total 19 simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe lantaran terlibat bentrok saat penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Beberapa di antaranya juga sudah menjalani penanganan medis.

“Memang pada kejadian tersebut ada kurang lebih 19 orang yang kita amankan, tadi dua yang saya sampaikan depan Mako Satbrimob Polda Papua yang 17 itu di Polres Kabupaten Jayapura,” tutur Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kepada wartawan, Rabu (11/1/2023).

Menurut Mathius, dari 17 simpatisan yang diamankan ada satu yang tertembak dan dinyatakan meninggal dunia. Sementara 16 lainnya menjalani penanganan medis akibat mengalami luka-luka saat bentrok dengan petugas.

“Tentunya sebagai Kapolda saya menyampaikan belasungkawa dan tentunya karena ada yang meninggal saya sudah memerintahkan kepada kabid propam dan Direktur Kriminal Umum untuk segera mengambil langkah-langkah melakukan penyelidikan, apa yang dilakukan anggota di Sentani sudah tepat atau belum,” jelas dia.

Mathius menegaskan, jika terbukti ada pelanggaran SOP maka pihaknya akan melakukan langkah penegakan hukum secara tegas. Di samping itu, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jayapura maupun di Kota atas gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi.

“Saya juga selaku Kapolda mengimbau kepada semua unsur yang ada, tidak perlu kita memberikan informasi-informasi yang tidak berdasarkan fakta yang bahasa lain hoaks, saya tidak berharap seperti itu. Saya sudah pernah menyampaikan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya.

“Bapak Lukas Enembe adalah sosok negarawan yang patuh dan taat pada proses hukum dan kemarin pun beliau bisa kooperatif sehingga bisa dibawa ke Jakarta. Mari kita berikan dukungan moril agar proses ini bisa berjalan sebagaimana beliau harus hadapi,” Mathius menandaskan.

 


Bentrok Usai Penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe: 5 Luka, 1 Meninggal

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menyampaikan, massa simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe sempat menyerang personel yang bertugas mengamankan. Dalam bentrok tersebut, tercatat lima orang menjadi korban dengan satu di antaranya meninggal dunia.

"Pada hari Selasa 10 Januari 2023 sekira pukul 12.30 WIT di salah satu rumah makan di Jalan Raya Abepura Kotaraja, Kelurahan Vim Distrik Abepura, Kota Jayapura, telah dilakukan penegakan hukum berupa penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe yang dilakukan oleh Tim KPK," tutur Benny kepada wartawan, Rabu (11/1/2023).

Menurut Ignatius, personel Satuan Brimob Polda Papua turut membantu penangkapan tersebut dan mengamankan Lukas Enembe di Mako Brimob Polda Papua. Namun, sekitar pukul 10.45 WIT sejumlah massa simpatisan Lukas Enembe mencoba menerobos penjagaan petugas di pintu gerbang Mako Brimob, sehingga terjadi kericuhan.

"Dua orang massa simpatisan berinisial DE (29) dan EP (36) diamankan petugas karena diduga sebagai pemicu kericuhan dengan melakukan pelemparan batu ke personel Brimob," jelas dia.

Kemudian, masuk pukul 13.58 WIT tim KPK dengan pengawalan Brimob dan sejumlah pejabat Polda membawa Lukas Enembe ke Base Ops Lanud Bandara Sentani untuk selanjutnya terbang ke Manado menggunakan pesawat carter Trigana Air, dilanjutkan menuju Jakarta.

Hanya saja, massa simpatisan juga memaksa masuk bandara, sehingga terjadi bentrok dengan petugas disertai pengrusakan.

"Massa yang melakukan penyerangan terhadap petugas menggunakan batu dan busur panah. Petugas melakukan tembakan peringatan namun tidak dihiraukan, selanjutnya dilakukan upaya melumpuhkan. Adapun massa korban luka EB (36), DE (42), NG (28), UE (35) dan KE (45) meninggal saat penangan medis, dan satu orang masyarakat atas nama Ny. Nifa Velce Tulang terkena rekoset peluru saat berada dekat lokasi bentrok," Ignatius menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya